12
2.2.1 Sifat-sifat Beton Segar Fresh Concrete
Beton segar merupakan suatu campuran antara air, semen, agregat dan bahan tambahan jika diperlukan setelah selesai pengadukan, usaha-usaha seperti
pengangkutan, pengecoran, pemadatan, penyelesaian akhir dan perawatan beton dapat mempengaruhi beton segar itu sendiri setelah mengeras.
Beton segar yang baik dan bermutu ialah beton segar yang dapat diaduk, diangkut, dituang, dipadatkan, dan tidak ada kecendrungan untuk terjadi segregasi
pemisahan kerikil dari adukan maupun Bleeding pemisahan air dan semen dari adukan. Dalam hal ini, baik segregasi maupun Bleeding sangat berpengaruh pada
mutu beton yang dapat mengakibatkan beton yang diperoleh akan jelek. Tiga hal penting yang perlu diketahui dari sifat-sifat beton segar, yaitu:
kemudahan pengerjaan workabilitas, pemisahan kerikil segregation, pemisahan air Bleeding.
2.2.1.1 Kemudahan Pengerjaan Workability
Kelecakan adalah kemudahan mengerjakan beton, dimana menuang placing dan memadatkan compacting tidak menyebabkan munculnya efek
negatif berupa pemisahan segregation dan pendarahan Bleeding.
5
Unsur-unsur yang mempengaruhi workabilitas yaitu : 1.
Jumlah air pencampur. Bila semakin banyak air yang dipakai, maka semakin mudah beton segar
itu dikerjakan namun jumlahnya harus tetap diperhatikan agar tidak terjadi segregasi.
13
2. Gradasi campuran pasir dan kerikil.
Bila campuran pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah disarankan oleh peraturan maka adukan beton akan mudah dikerjakan. Gradasi adalah
distribusi ukuran dari agregat berdasarkan hasil persentase berat yang lolos pada setiap ukuran saringan dari analisa saringan.
3. Kandungan semen.
Penambahan semen ke dalam campuran juga memudahkan cara pengerjaan adukan betonnya, karena pasti diikuti dengan penambahan air
campuran untuk memperoleh nilai f.a.s faktor air semen tetap. 4.
Bentuk butiran agregat kasar Agregat berbentuk bulat-bulat lebih mudah untuk dikerjakan.
5. Cara pemadatan dan alat pemadat.
Cara pemadatan yang dilakukan dengan alat getar, diperlukan tingkat kelecakan yang berbeda. Konsistensikelecakan pada adukan beton dapat
diperiksa dengan pengujian slump yang didasarkan pada SK SNI 1972 : 2008. Percoban ini menggunakan corong baja yang berbentuk konus berlubang pada
kedua ujungnya, yang disebut kerucut Abrams. Bagian atas berdiameter 10 cm, bagian bawah berdiameter 20 cm dan tinggi 30 cm disebut sebagai kerucut
Abrams, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
14
Sumber : SNI 1972:2008. Cara Uji Slump Beton
Gambar 2.2 Kerucut Abrams
Sumber : URL :
http:lauwtjunnji.weebly.compengukuran-slump.html
Gambar 2.3
Tipe-tipe Slump Slump dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Slump sejati slump sesungguhnya
Slump sesungguhnya, merupakan penurunan umum dan seragam tanpa adukan beton yang pecah, pengambilan nilai slump ini dengan mengukur
penurunan minimum dari puncak kerucut.
15
2. Slump geser
Slump geser, terjadi bila separuh puncak kerucut adukan beton tergeser dan tergelincir kebawah pada bidang miring. Pengambilan nilai slump geser ada dua
cara yaitu dengan mengukur penurunan minimum dan penurunan rata-rata dari puncak kerucut.
3. Slump runtuh.
Slump runtuh, terjadi pada kerucut adukan beton yang runtuh seluruhnya akibat adukan beton yang terlalu cair, pengambilan nilai slump ini dengan
mengukur penurunan minimum dari puncak kerucut.
2.2.1.2 Pemisahan Kerikil Segregation