24
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Absorbsi pada beton, antara lain : 1.
Faktor air semen. Besarnya kadar air yang ada dalam campuran beton ditentukan oleh faktor
air semen, bila faktor air semen tinggi, maka kadar air yang ada pada campuran beton juga tinggi dan hal ini dapat mengakibatkan absorbsi beton yang besar juga.
2. Susunan Butir Gradasi Agregat.
Pada umumnya beton yang menggunakan bahan agregat yang bergradasi baik, mempunyai nilai absorbsi yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan
beton yang menggunakan agregat yang bergradasi kurang baik. Celah–celah yang ada diantara butiran yang lebih besar dapat terisi oleh butiran yang berukuran
kecil dan dapat membentuk massa yang padat setelah dicampur dengan semen dan air. Dengan demikian dapat memperkecil kemungkinan terbentuknya rongga–
rongga untuk diisi air sisa proses hidrasi.
2.3 Bahan Penyusun Beton
2.3.1 Semen
2.3.1.1 Umum
Semen merupakan campuran beberapa bahan kimia yang memiliki sifat sebagai perekat pada campuran beton yang tersusun dari agregat. Pasta semen
akan mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butiran agregat. Agregat yang diikat
bersama pasta semen akan menyatu dan mengeras dalam waktu yang bersamaan. Kualitas semen sangat mempengaruhi kualitas beton. Pada dasarnya, semen yang
merupakan lem bila semakin tebal akan semakin kuat. Tetapi, jika dibuat terlalu tebal juga tidak dapat menjamin lekatan yang baik.
25
Bila ditambah agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar, sedangkan bila digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton segar yang
apabila mengeras akan menjadi beton keras hardened concrete. Semen dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Semen hidraulis
Semen hidraulis merupakan semen yang apabila bereaksi dengan air, akan mengeras, tahan terhadap air water resistance dan stabil didalam air setelah
mengeras. Contoh semen hidraulis antara lain kapur hidrolik, semen pozzolan, semen portland, semen portland-pozzolan, semen alumina dan semen ekspansif.
Contoh lainnya adalah semen portland putih, dan semen warna. 2.
Semen non-hidraulis Semen non-hidraulis merupakan semen yang berfungsi sebagai perekat
yang dapat mengeras tetapi tidak stabil didalam air. Contoh dari semen non-hidraulis adalah kapur.
2.3.1.2 Semen Portland
Semen Portland merupakan suatu bahan pengikat hidrolis hydraulic binder yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium
silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya.
Semen portland memiliki empat senyawa kimia utama, yaitu :
5
a. Trikalsium Silikat 3CaO.SiO
2
yang disingkat menjadi C
3
b. Dikalsium Silikat 2CaO.SiO
S.
2
yang disingkat menjadi C
2
c. Trikalsium Aluminat 3CaO.Al
S.
2
O
3
yang disingkat menjadi C
3
A.
26
d. Tetrakalsium Aluminoferrit 4CaO.Al
2
O
3
.Fe
2
O
3
yang disingkat menjadi C
4
Senyawa tersebut menjadi kristal-kristal yang paling mengikatmengunci ketika menjadi klinker. Komposisi C
AF.
6
3
S dan C
2
Adapun sifat-sifat fisik semen portland, yaitu :
5
S adalah 70 - 80 dari berat semen dan merupakan bagian yang paling dominan memberikan sifat semen.
2
Semen dan air saling bereaksi, persenyawaan ini dinamakan proses hidrasi, dan hasilnya dinamakan hidrasi semen.
a. Kehalusan Butir
Kehalusan semen mempengaruhi waktu pengerasan pada semen. Secara umum, semen berbutir halus meningkatkan kohesi pada beton segar dan dapat
mengurangi Bleeding kelebihan air yang bersama dengan semen bergerak ke permukaan adukan beton segar, akan tetapi menambah kecendrungan beton
untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah terjadinya retak susut. b.
Waktu ikatan Waktu ikatan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sutu tahap
dimana pasta semen cukup kaku untuk menahan tekanan. Waktu tersebut terhitung sejak air tercampur dengan semen. Waktu dari pencampuran semen
dengan air sampai saat kehilangan sifat keplastisannya disebut waktu ikat awal, dan pada waktu sampai pastanya menjadi massa yang keras disebut waktu ikat
akhir. Pada semen portrland biasanya batasan waktu ikaran semen adalah : i.
Waktu ikat awal 60 menit ii.
Waktu ikat akhir 480 menit
27
Waktu ikatan awal yang cukup awal diperlukan untuk pekerjaan beton, yaitu waktu transportasi, penuanga, pemadatan, dan perataan permukaan.
c. Panas hidrasi
Silikat dan aluminat pada semen bereaksi dengan air menjadi media perekat yang memadat lalu membentuk massa yang keras. Reaksi membentuk media
perekat ini disebut hidrasi. d.
Pengembangan volume lechathelier Pengembangan semen dapat menyebabkan kerusakan dari suatu beon,
karena itu pengembangan beton dibatasi sebesar ± 0,8 .
9
Akibat perbesaran volume tersebut , ruang antar partikel terdesak dan akan timnul retak – retak.
2.3.1.3 Jenis – Jenis Semen Portland