48
Nama saccharum pada tanaman tebu diberikan oleh Linnaeus pada tahun 1753. Dalam bahasa sansekerta disebut Karkara atau Carkara yang berarti kristal
gravel. Ketika itu Saudi Arabia mengenal tebu dari India melalui Persia ke Timur Tengah maka kata karkara diubah menjadi sakkar atau sukkar, sedangkan
bangsa Yunani mengenal tebu dari Asia dengan mengambil bahasa Yunani kuno sebagai sakchar atau Sakcharon dan diperkenalkanlah dari bahasa Romawi
menjadi Saccharum. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh The Brandes- Jeswiet ekspedition pada tahun 1928 di Papua Nugini diketahui bahwa Saccharum
Officinarum ditempat tersebut dikenal dengan nama Saccharum Robustun. Selanjutnya Brandes-Jeswiet menyimpulkan bahwa asal-usul tebu berasal dari
Papua Nugini. Masyarakat kepulauan Pacific selatan menyebarkan tanaman tebu ke
seluruh Kepulauan Pasifik dan dari sanalah selanjutnya menyebar ke India dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
2.4.4 Komoditas Klasifikasi Tebu
Komoditas tebu di Indonesia mempunyai sejarah yang panjang dan dapat berubah-ubah. Sentrum penanaman tebu di Indonesia pada awalnya berpusat di
pulau Jawa yang dirintis pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Pada masa itu penanaman tebu diberlakukan secara paksa dan
perdagangan gulanya pun dimonopoli oleh Belanda. Pasca penjajahan Belanda, pengembangan tebu secara umum dalam bentuk perkebunan swasta yang
didominasi oleh penduduk Tionghoa di Indonesia. Namun dalam beberapa tahun terakhir pengembangan tanaman tebu semakin meluas keberbagai daerah,
49
termasuk dikeluarkannya kebijakan Pemerintah untuk pengembangan industri gula di Indonesia.
Fase pertumbuhan tanaman tebu jatuh pada umur 3 sampai 8 bulan dan fase pemasakan pada umur 9 sampai 12 bulan yang ditandai dengan tebu
mengeras dan berubah warna menjadi kuning pucat. Pengolahan tanah untuk penanaman tebu di lahan kering pada umumnya dilakukan pada musim kemarau
sampai akhir musim hujan. Dan penanaman pun dilakukan di awal musim kemarau sampai menjelang musim hujan.
15
Melalui sistem taksonomi tumbuhan, kedudukan tebu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
15
Divisi :
Plantae tumbuh-tumbuhan Subdivisi
: Spermatophyta tumbuhan berbiji
Ordo :
Angiospermae berbiji tertutup Kelas
: Monocotylidonae biji berkeping satu
Famili :
Graminae poaceae Subfamili
: Andropogonae
Genus :
Saccharum Spesies
: Saccharum Officinarum Tebu
Tanaman tebu Saccharum officinarum di Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam perindustrian gula. Tebu merupakan salah satu
tanaman pengumpul silikon Si yaitu tanaman yang serapan Si-nya melebihi serapannya terhadap air dan selama pertumbuhan 1 tahun, tebu menyerap Si
sekitar 500-700 kgha lebih tinggi dibanding unsur-unsur lainnya. Sebagai
50
pembanding, dalam kurun waktu yang sama tebu menyerap antara 100-300 kg K, 40-80 kg P, dan 50-500 kg Nha .
16
Komposisi kimia yang lebih kompleks dari tanaman tebu dapat dilihat
pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Komposisi Kimia Tanaman Tebu
17
Secara morfologi tanaman tebu dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu batang, daun, akar, dan bunga. Masing-masing bagian memiliki ciri-ciri tertentu,
yakni :
18
a. Ciri-ciri batang
• Tumbuh tegak, sosoknnya tinggi kurus dan tidak bercabang. • Tinggi mencapai 3,5 meter.
• Memiliki ruas dengan panjang ruas 10,30 cm.
Komponen Presentase
Air 73- 76
Serat ampas 11- 16
Zat kering terlarut 10- 16
Komposisi zat kering terlarut adalah: Sukrosa
Glukosa Fruktosa
Garam organik bebas Zat- zat lain
70- 86 2- 4
2- 4 0,5- 2,5
0- 10
51
• Kulit batang keras berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua atau kombinasinya.
b. Ciri-ciri daun
• Merupakan daun tidak lengkap • Daun berpangkal pada buku batang dengan kedudukan yang berseling
• Pelepah memeluk batang, semakin keatas semakin menyempit, terdapat bulu-bulu daun dan telinga daun.
• Pertulangan daun sejajar • Helaian daun berbentuk garis dengan ujung meruncing, bagian tepi
bergerigi dan permukaan daun kasar. c.
Ciri-ciri akar • Akar serabut
• Panjang mencapai 1 Meter d.
Ciri-ciri bunga • Merupakan bunga majemuk
• Panjang bunga majemuk 70-90 cm • Setiap bunga mempunyai 3 daun kelopak, 1 daun mahkota, 3 banang
sari dan 2 kepala putik
Adapun varietas tebu terbagi beberapa jenis dengan ciri-ciri sebagai berikut :
19
1. Tebu raturaja adalah tebu yang paling besar ukurannya, batangnya kuat berwarna kekuningan dan banyak mengandung air. Diameter batang dapat
mencapai 6 cm.
52
2. Tebu tiying adalah tebu yang kulit batangnya keras dan kaku menyerupai tiyingbambu. Batang berwarna agak kuning, diameter batang 3-5 cm, panjang
ruas 5-11 cm dan tingginya dapat mencapai + 5m. 3. Tebu kuningarjuna adalah tebu yang menyerupai tebu tiying batangnya
berwarna kuning mulus, licin, airnya banyak, dan rasanya paling manis. 4. Tebu tawartabah adalah tebu yang perawakannya mirip dengan tebu tiying
dengan kulit batang berwarna kuning kehijauan. Batang mengandung banyak air dan rasanya tawartabahblangsah.
5. Tebu swat adalah tebu yang mirip dengan tebu kuning, namun pada ruas terdapat garis-garis hijau memanjang swatgaris dan rasanya kurang manis.
6. Tebu selem irenghitamcemeng adalah tebu yang kulit batangnya berwarna coklat kehitaman. Diameter batang 2-4 cm, tinggi 4-5 m. Perawakannya besar
mirip tebu ratu. Batangnya banyak mengandung air dan rasanya kurang manis. 7. Tebu malem adalah tebu yang mirip dengan tebu ratu, hanya saja ruas
batangnya lebih pendek, lebih keras, kadar airnya lebih sedikit dan lebih manis. 8. Tebu salah adalah tebu yang perawakannya mirip gelagah Saccharum
spontaneum. Batang berwarna kuning keputihan, berdiameter 2-3,5 cm dan panjang ruas 7-11 cm. Kadar airnya lebih banyak dan rasanya lebih manis.
Di dalam batang tebu, selain air H
2
O dan sukrosa C
12
H
22
O
11
1. Serat atau baggase adalah selulosa yang tidak mengandung gula.
juga terkandung 9 macam unsur lain yaitu :
19
2. Dekstrosa atau glukosa adalah kerusakan sukrosa akibat tebu terlalu masak
atau over ripe sehingga terjadi fermentasi.
53
3. Levulosa atau fruktosa akibat tebu yang belum masak atau yang terlalu
masak. 4.
Asam organik seperti glycolic, malic, succinic, tannic dan acetic acid yang terkandung pada tebu yang terlalu masak. Acetic acid timbul pada tebu yang
mati dan unsur tersebut mengakibatkan kristal gula mudah menjadi basah dan leleh.
5. Unsur nitrogen banyak pada daun atau hijuan. Pada tebu yang masak,
kandungannya sedikit sekali yaitu hanya pada bakal tunas pada ruas tebu. 6.
Zat warna, yaitu chlorophyll yang berasal dari kulit dan serat tebu. Bila kulit batang tebu yang berwarna hijau maka nira tebu juga berwarna hijau. Serat
tebu berwarna putih tapi apabila terkena cairan alkali akan berubah menjadi kuning.
7. Lilin tebu, umumnya berwarna putih menempel pada kulit tebu.
8. Pektin, berbentuk semacam jelly, tidak larut dalam air.
9. Abu atau ash, yang mengandung sisa mineral seperti potash, kapur, soda,
magnesia dan lain-lain. Unsur-unsur non-sukrosa tersebut harus dipisahkan agar sukrosa-nya dapat diolah menjadi gula untuk dikonsumsi.
Daur kehidupan tanaman tebu melalui 5 fase, yaitu :
18
1. Perkecambahan
Dimulai dengan pembentukan taji pendek dan akar stek pada umur 1 minggu dan diakhiri pada fase kecambah pada umur 5 minggu.
2. Pertunasan
Dimulai dari umur 5 minggu sampai 3,5 bulan.
54
3. Pemanjangan Batang
Dimulai dari umur 3,5 bulan sampai 9 bulan. 4.
Kemasakan, merupakan fase yang terjadi setelah pertumbuhan vegetatif menurun dan sebelum batang tebu mati. Pada fase ini gula di dalam batang
tebu mulai terbentuk hingga titik optimal hingga berangsur-angsur menurun. Fase inidisebut juga fase penimbunan rendaman gula.
5. Kematian
2.4.5 Ampas Tebu Baggase