Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik yaitu:
1. Tes
Identifikasi miskonsepsi siswa dalam pembelajaran kimia pada materi struktur atom dilakukan dengan teknik tes. Teknik tes yang digunakan berupa tes diagnosis. Tes diagnosis bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada pembelajaran struktur atom. Instrument tes diagnosis yang digunakan yaitu dalam bentuk tes pilihan Identifikasi miskonsepsi siswa dalam pembelajaran kimia pada materi struktur atom dilakukan dengan teknik tes. Teknik tes yang digunakan berupa tes diagnosis. Tes diagnosis bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada pembelajaran struktur atom. Instrument tes diagnosis yang digunakan yaitu dalam bentuk tes pilihan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data dengan instrumen tes yaitu sebagai berikut:
a. Penyusunan instrumen penelitian (soal tes diagnosis miskonsepsi) Tahapan yang dilakukan dalam penyusunan tes soal meliputi:
1) Menyusun kisi-kisi tes
2) Menyusun tujuan pembelajaran
3) Menyusun soal berdasarkan kisi-kisi tes dan tujuan pembelajaran
b. Validitas Isi Soal tes yang dibuat disesuaikan dengan banyaknya konsepsi yang terdapat pada materi struktur atom hingga memenuhi validitas isi.
c. Validasi Ahli
1) Validasi ahli instrumen dilakukan oleh dosen yang ahli pada bidangnya.
2) Instrument direvisi berdasarkan hasil validasi ahli.
d. Uji coba instrumen tes
1) Memilih kelas yang digunakan sebagai kelas uji coba tes.
2) Uji coba dilakukan pada kelas yang berbeda dari kelas yang dijadikan subjek penelitian.
3) Memberi informasi kepada siswa sebelum melakukan tes agar siswa belajar terlebih dahulu.
4) Melakukan uji coba soal tes.
e. Analisis pengujian instrumen soal tes yang berupa reliabilitas.
f. Pelaksanaan tes pada subyek penelitian. Pelaksanaan tes kepada responden dengan tahapan yaitu sebagai berikut:
1) Melakukan tes diagnosis kepada siswa kelas XA SMA Muhammadiyah Kota Jayapura yang telah mempelajari materi struktur atom.
2) Memberi skor pada lembar jawaban siswa sesuai dengan kriteria 0 jika jawaban salah, dan 1 jika jawaban benar.
3) Melakukan identifikasi siswa yang tidak paham konsep (TPK), paham konsep (PK), dan miskonsepsi (M) berdasarkan hasil tes diagnosis. Tes diagnosis yang dilengkapi dengan CRI digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Penentuan melalui CRI didasarkan pada kriteria pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kriteria Penentuan Siswa yang Paham Konsep, Miskonsepsi, dan Tidak Paham Konsep Kriteria
Tingkat Keyakinan Jawaban (TKJ) Jawaban
Kurang yakin Yakin benar Jawaban
Tidak yakin
Tidak tahu
Tidak tahu Paham
konsep konsep Jawaban
benar
konsep
Tidak tahu
Tidak tahu Miskonsepsi
4) Mengolah data yang diperoleh dari hasil tes diagnosis untuk menentukan siswa yang paham konsep, miskonsepsi, dan tidak paham konsep.
5) Wawancara selanjutnya dilakukan untuk mengetahui penyebab miskonsepsi pada siswa yang teridentifikasi miskonsepsi dan siswa yang paling sedikit mengalami miskonsepsi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi untuk mengetahui penyebab miskonsepsi. Tujuan wawancara yaitu untuk melengkapi dan memperjelas hasil yang diperoleh dari tes diagnosis. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, dimana wawancara ini dilakukan berdasarkan pedoman wawancara. Langkah-langkah wawancara bebas terpimpin sebagai berikut:
a. Menentukan pada konsep-konsep struktur atom mana, siswa mengalami miskonsepsi berdasarkan hasil tes miskonsepsi.
b. Menyusun pedoman wawancara dan menyesuaikannya dengan miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
c. Melakukan wawancara pada siswa-siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi dan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang miskonsepsi siswa dan faktor-faktor penyebab miskonsepsinya.
d. Melakukan wawancara pada guru mengenai pembelajaran yang telah dilakukan pada materi struktur atom.