Kerawanan Banjir

5.8 Kerawanan Banjir

Daerah rawan banjir adalah daerah yang dari segi fisik dan klimatologis memiliki kemungkinan terjadi banjir dalam jangka waktu tertentu dan berpotensi terhadap rusaknya alam.

Gambar 11 Peta Kerawanan Banjir DAS Cisadane.

Dari peta kerawanan banjir yang dibuat berdasarkan peta – peta faktor penentu banjir didapat bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane terdiri dari empat kelas kerawanan banjir yaitu: kelas aman (44881 Ha/30,19%), kelas tidak Dari peta kerawanan banjir yang dibuat berdasarkan peta – peta faktor penentu banjir didapat bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane terdiri dari empat kelas kerawanan banjir yaitu: kelas aman (44881 Ha/30,19%), kelas tidak

Tabel 20 Kerawanan banjir DAS Cisadane

Kerawanan Banjir

Luas (Ha)

Luas (%)

Aman 44881 30,19 Tidak Rawan

Rawan 55317,93 37,21 Sangat Rawan

Bagian/segmen yang banyak terdapat daerah yang termasuk kelas sangat rawan adalah bagian hilir dengan luas 7388,5 Ha (Tabel 21). Bagian hulu merupakan bagian yang memiliki kelas aman dengan luas paling tinggi yaitu 441621,75 Ha. Hal ini dikarenakan daerah hulu merupakan daerah dengan penutupan lahan yang didominasi oleh hutan dan perkebunan, dimana penutupan lahan hutan dan perkebunan mempunyai pengaruh yang besar dalam mencegah banjir.

Tabel 21 Kerawanan banjir setiap bagian/segmen DAS Cisadane

Kerawanan Banjir (Ha)

Total (Ha)

Total (Ha)

Kecamatan yang memiliki luas kelas kerawanan sangat rawan yang paling tinggi adalah kecamatan Kosambi (2548 Ha) diikuti Pakuhaji (2367 Ha), dan Teluk Naga (1538,5 Ha). Daerah ini mempunyai daerah sangat rawan banjir yang luas dipengaruhi oleh faktor yaitu: kelas lereng yang umumnya datar (0 - 3%), kelas tinggi dengan kisaran ketinggian 0 – 12,5 mdpl, tekstur tanah dengan kriteria Sangat halus, drainase terhambat, dan Penutupan Lahan yang didominasi sawah, pemukiman dan tubuh air (tambak) (Tabel 21).

Umumnya kecamatan – kecamatan yang berada di bagian hulu merupakan daerah yang aman dan tidak rawan banjir, sebagai contoh kecamatan – kecamatan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi umumnya tidak terdapat kelas sangat rawan banjir atau termasuk daerah yang mempunyai kelas kerawanan aman. Faktor – faktor yang mempengaruhi adalah: kelas lereng berbukit, kelas tinggi >100 mdpl, tekstur tanah (kasar, sedang), drainase tanah (cepat dan sedang), dan penutupan lahan berupa hutan dan perkebunan. Di bagian hulu, kecamatan Parung merupakan kawasan yang paling luas memiliki kelas sangat rawan banjir (1685,25 Ha) (Tabel 21).

Tingginya luas kelas kerawanan banjir sangat rawan pada kecamatan Parung disebabkan faktor-faktor seperti penentu kerawanan banjir pada kecamatan ini menunjukkan daerah ini berpotensi untuk terjadinya banjir. Faktor

– faktor tersebut adalah: kelas lereng datar (0 - 3%), tekstur tanah sangat halus,

drainase tanah terhambat, penutupan lahan sawah dan pemukiman, curah hujan basah (>3000), dan daerah tersebut yang berdekatan dengan sungai. Selain faktor – faktor tersebut, dapat juga dilihat pada peta kerawanan banjir (Gambar 11) bahwa kecamatan Parung merupakan daerah pertemuan sungai – sungai dari daerah hulu yang bertemu disuatu titik dan mengalir ke hilir.

Pemetaan daerah kerawanan banjir ini bertujuan untuk mengidentifikasi daerah mana saja yang rawan untuk terjadinya banjir, sehingga daerah tersebut dapat dianalisis untuk melakukan pencegahan dan penanganan banjir. Untuk melakukan pencegahan dan penanganan banjir, faktor yang dapat dilakukan perbaikan/perubahan adalah penutupan lahan yang merupakan faktor manusia. Dimana penutupan lahan berupa pemukiman, sawah, dan tanah terbuka memberikan pengaruh yang besar untuk terjadinya banjir. Sedangkan faktor – faktor yang lain merupakan faktor alam yang umumnya sulit untuk dilakukan perbaikan/perubahan.

Tabel 22 Kerawanan banjir setiap kecamatan DAS Cisadane

Bagian/

Kerawanan Banjir (Ha)

Nama Kecamatan Segmen

Hilir Mauk 0,25 5 71,75 32,75 Teluk Naga