KEKERASAN SEKSUAL

KEKERASAN SEKSUAL

Sepanjang tahun 2012, kekerasan seksual menjadi salah satu persoalan kekerasan terhadap perempuan yang mencuat, bukan saja dalam hal intensitas pelaporan tetapi juga dalam kompleksitas persoalan dan dampaknya, sebagaimana tampak pada kasus-kasus berikut ini. Masing-masing kasus perlu mendapat perhatian lebih khusus untuk memastikan advokasi pada kasus kekerasan seksual memperhatikan lapisan kerentanan perempuan korban

Kasus Perkosaan Berkelompok (gang rape) atas Mahasiswi Perguruan Tinggi Islam di Jakarta

Almarhum IN (usia 24 tahun) mahasiswi Universitas Islam di Jakarta, telah menjadi korban perkosaan, dan pembunuhan. Kepolisian Resort Tangerang Kota berhasil mengungkap peristiwa ini dan segera mengamankan 6 orang pelaku. Salah satu pelaku yakni Muhammad Soleh alias Oleng dikenal oleh korban. Sementara 5 pelaku lainnya adalah teman Oleng. Media massa ramai membicarakan pelaku Oleng adalah pacar korban, sehingga berbagai pemberitaan cenderung menyalahkan korban. Padahal serangkaian pembuktian telah mengarahkan bahwa dalam kurun waktu yang lama korban telah menjadi target pemalakan dan pemerasan oleh pelaku Oleng.

Kekerasan yang dialami oleh IN mematahkan pandangan bahwa perkosaan terjadi kepada perempuan berpakaian minim, karena IN berkerudung. Juga meneguhkan perkosaan kerap terjadi di mana korban mengenal pelaku yang merupakan orang dekat korban

Setelah proses hukum kasus ini berjalan selama 8 bulan, pada 19 Desember 2012 melalui putusan No.1501/Pid.B/2012/PN.TNG, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang menjatuhkan hukuman mati terhadap pelaku Oleng karena terbukti melakukan pembunuhan berencana dan perkosaan, sementara kelima pelaku lainnya dituntut hukuman 20 tahun penjara. Komnas Perempuan mengapresiasi aparat penegak hukum yang bekerja sama sejak tahap penyidikan hingga Pengadilan Negeri Tangerang menjatuhkan putusan, meski dalam berbagai kesempatan, Komnas Perempuan menyayangkan hukuman mati yang masih saja berlaku di Indonesia, padahal kita sudah mempunyai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International Covenant On Civil And Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik).

Menanggapi berulangnya peristiwa kekerasan seksual yang terjadi para pelajar/mahasiswi, Komnas Perempuan mendorong lembaga pendidikan untuk memberi jaminan perlindungan pada mahasiswi/ pelajar dan perempuan pada umumnya untuk bermobilitas dan membangun kebijakan sistemik menjaga keamanan mahasiswi/pelajar. Misalnya, menyediakan ruang belajar, sarana transportasi, dan fasilitas kampus/sekolah yang aman bagi anak didik, serta pusat pengaduan peristiwa kekerasan seksual di tingkat kampus/sekolah.

Ancaman Perkosaan dalam Serangan terhadap Jemaat HKBP Filadelfia Pada kasus penyegelan gereja dan pelarangan ibadah bagi Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)

Filadelfia, ancaman perkosaan menjadi salah satu bentuk intimidasi. Minggu, 6 Mei 2012, dua orang perempuan; S, dan R, mengalami berbagai intimidasi, termasuk ancaman perkosaan ketika tengah

meliput peristiwa pembubaran paksa ibadah jemaat HKBP Filadelfia, di Desa Jejayen, Kecamatan

Catatan tahunan Tentang Kekerasan terhadap Perempuan Tahun 2012

KOMNAS PEREMPUAN KOMNAS PEREMPUAN KOMNAS PEREMPUAN KOMNAS PEREMPUAN

Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, oleh sekelompok massa. S dan R awalnya dicecar dengan pertanyaan menyelidik tentang identitas mereka. S dan R bukan jemaat HKBP. Namun karena dianggap sebagai bagian dari jemaat, S dan R kemudian menjadi sasaran caci-maki. Sebagian cemooh yang ditujukan pada mereka menyinggung identitas Batak, sebagian lagi pada penampilan dan bentuk tubuh (pelecehan seksual secara verbal). Tubuh S dan R juga didorong-dorong dari belakang, dilempar dengan air kemasan dalam gelas plastik, dikerubuti, dan dipaksa menunjukkan kartu identitas (KTP). Puncak dari intimidasi yang dialami S dan R adalah ketika beberapa perempuan dari kelompok tersebut meneriaki mereka dengan teriakan ”Perkosa, perkosa saja”.

Meskipun tidak sampai terjadi aksi perkosaan, Komnas Perempuan mengkategorikan intimidasi ancaman perkosaan tersebut merupakan bentuk kekerasan seksual. Tindakan ini, dilakukan baik secara langsung maupun tidak, menghadirkan rasa takut atau derita psikis pada perempuan korban. Kerentanan perempuan terhadap kekerasan pada situasi konflik adalah fakta yang banyak terekam dalam catatan sejarah kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan seksual tak bisa dilepaskan dalam pengalaman pahit perempuan korban setiap pecah konflik. Pola yang menjadi seperti lazim. Bahwa perempuan dan tubuhnya, telah, dan selalu menjadi sasaran penyerangan. Hal ini dikarenakan dalam masyarakat patriarkhi, konsep kesucian dilekatkan pada tubuh perempuan. Seksualitas perempuan juga menjadi simbol bagi martabat kelompok masyarakat tertentu. Ketika terjadi konflik, hancurnya tubuh perempuan sama artinya dengan hancurnya kehormatan dari masyarakat dimana dia berasal.

Eksploitasi Seksual di Tahanan

Oktober 2012, terjadi eksploitasi seksual kepada perempuan yang berada di dalam tahanan, di Jakarta. Kejadian itu dialami oleh NA seorang model, yang menjadi tersangka kasus kecelakaan lalu lintas di Jakarta Barat. NA menabrak tujuh orang pejalan kaki dan seorang anggota polisi dan ditahan di Mapolsek Metro Taman Sari. Selama dalam tahanan tersebut terjadi eksploitasi seksual dan menyebarnya foto- foto NA di jejaring sosial dalam kondisi tidak berpakaian lengkap, padahal saat kecelakaan terjadi NA masih mengenakan pakaian. Foto-foto tersebut berasal dari ruang tahanan Polsek Metro Taman Sari.

Kepolisian Daerah Metro Jaya (25/10/2012) mengeluarkan hasil penyelidikan dan menemukan 3 pelaku/ tersangka yang menyebarkan foto-foto tersebut, yakni dua anggota polisi Polsek Taman Sari berinisial HS dan DI, dan seorang lainnya adalah wartawan berinisial WO.

Komnas Perempuan menyatakan agar Institusi Penegak Hukum dalam melakukan penahanan mengacu pada KUHAP dan situasi di tahanan belum mempertimbangkan kondisi khusus bagi perempuan. Sistem penahanan bagi tersangka/terdakwa perempuan masih mengandung diskriminasi bagi perempuan. Selama ini pengaturan penahanan terhadap perempuan diterapkan aturan normatif dan subjektif disamakan dengan tersangka/ terdakwa laki-laki tanpa infrastruktur memadai. Inilah yang mengakibatkan perempuan memiliki kerentanan mengalami pelanggaran hak perempuan dalam tahanan.

Kekerasan terhadap Istri Berbentuk Perdagangan Orang untuk Tujuan Seksual

AW (40) penduduk Depok, sebagai suami dan ayah seharusnya memenuhi kebutuhan nafkah dan melindungi istri dan anak-anaknya, yang terjadi justru sebaliknya. AW yang pengangguran sejak di PHK oleh perusahaan, membuat istrinya, R (30) terpaksa menjadi tulang punggung keluarga. R tidak hanya mengurusi pekerjaan domestik tetapi juga mencari nafkah. Meski telah berlelah mencari nafkah dan mengurusi pekerjaan rumah tangga, R beserta kedua anaknya kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh AW suaminya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PERBEDAAN SELF CONTROL PADA MAHASISWI YANG MEROKOK DI TERITORI PUBLIK DAN TERITORI PRIBADI

6 89 17

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA KESUSILAAN DENGAN KORBAN ANAK (Putusan Nomor 24/Pid.Sus/A/2012/PN.Pso)

7 78 16

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

FUNGSI DAN KEWENANGAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL (BAPEPAM) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

5 65 215

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107