Mekanisme penyidikan oleh PPNS di Lingkungan Satpol PP Provinsi Sumatera Barat

1. Mekanisme penyidikan oleh PPNS di Lingkungan Satpol PP Provinsi Sumatera Barat

Dalam hal melakukan penyidikan atas tindak pidana pelanggaran Perda PPNS Satpol PP Prov. Sumbar dalam melakukan penyidikan ada serangkaian tindakan yang mengawalinya yaitu dengan melakukan penyelidikan. Sesuai dengan maksud penyelidikan menurut KUHAP. L atar belakang, motivasi, dan urgensi diintrodusirnya fungsi penyelidikan sebagai rangkaian, atau tindakan awal dari penyidikan dalam menemukan titik terang siapa pelakunya (dader) yaitu:

1. Adanya perlindungan dan jaminan terhadap Hak Asasi Manusia.

2. Adanya persyaratan dan pembatasan yang ketat dalam penggunaan upaya paksa.

3. Ketatnya pengawasan dan adanya lembaga ganti rugi dan rehabilitasi.

4. Tidak setiap peristiwa yang terjadi dan diduga sebagai tindak pidana itu menampakkan bentuknya secara jelas sebagai tindak pidana, maka sebelum melangkah lebih lanjut dengan melakukan penyidikan, dengan konsekuensi digunakannnya upaya paksa, perlu ditentukan lebih dahulu berdasarkan data dan keterangan yang didapat dari hasil penyelidikan bahwa peristiwa yang terjadi dan diduga sebagai tindak pidana itu benar adanya merupakan tindak pidana sehingga dapat dilanjutkan dengan tindakan penyidikan. Jika diamati secara sepintas lalu, Penyelidikan sepertinya identik dengan

penyidikan. Dalam kegiatan penyelidikan pejabat yang melaksanakannya adalah anggota Satpol PP Sedangkan penyidikan dilakukan oleh penyidik yang terdiri atas PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar dan pejabat Penyidik Polda Sumbar selaku koordinator pengawas (korwas). Penyelidikan dapat dikatakan juga sebagai bentuk pengawasan, pengamatan, penelitian atau pemeriksaan. Pengawasan, pengamatan, penelitian atau pemeriksaan sebagaimana di atur dalam peraturan perundang–undangan sesuai dengan lingkup tugas dan wewenangnya.

PPNS Satpol PP Prov. Sumbar dalam Pengawasan, pengamatan, penelitian atau pemeriksaan dilaksanakan atas dasar 16 :

1) Hasil temuan dari petugas; dan/atau

2) Laporan/pengaduan masyarakat, yang dapat diajukan secara tertulis maupun lisan. Terhadap laporan/pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud angka (2) diatas kepada pelapor diberikan surat tanda penerimaan laporan. Kemudian, hasil pengawasan, pengamatan, penelitian atau pemeriksaan apabila ditemukan tindak pidana, dituangkan dalam laporan kejadian.

16 Wawancara, Bapak Afrin Jamal, Kabid PPUD Satpol PP Prov. Sumbar, Padang, 13:00 WIB, 15 Desember 2014

Laporan kejadian dilaporkan kepada atasan PPNS yakni Kepala Satpol PP (Kasatpol PP) Prov. Sumbar dan dicatat dalam registrasi penerimaan laporan kejadian. Laporan berisikan uraian singkat mengenai peristiwa yang terjadi atau dugaan terjadinya pelanggaran pidana. Atasan PPNS setelah menerima laporan kejadian menerbitkan surat perintah penyidikan dan memberi petunjuk mengenai pelaksanaan penyidikan.

Pengawasan, pengamatan, penelitian atau pemeriksaan dilaksanakan oleh petugas Satpol PP ataupun PPNS yang bersangkutan yang kemudian melaporkan kepada atasan dan kemudian apabila terbukti melakukan pelanggaran Perda atasan Satpol PP akan mengeluarkan Surat Perintah Tugas kepada PPNS untuk melakukan penyidikannya.

Selanjutnya dalam hal melakukan pengawasan, pengamatan, penelitian atau pemeriksaan, tindakan yang dilakukan PPNS Satpol PP Prov. Sumbar terhadap TKP adalah :

a. pengamanan TKP;

b. penanganan TKP; dan

c. pengolahan TKP. Pelaksanaan pengamanan, penanganan, dan pengolahan TKP disesuaikan dengan karakter dan bidang tugas PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar. Dalam hal pelaksanaan kegiatan membutuhkan tindakan taktis dan teknis di TKP, PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar meminta bantuan kepada Penyidik Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Polda Sumbar) selaku koordinator pengawas (korwas).

Apabila terjadinya suatu pelanggaran Perda, bentuk-bentuk kegiatan dalam proses penyidikan oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar sebagai berikut : 17

a. pemberitahuan dimulainya penyidikan;

b. pemanggilan;

c. penangkapan;

d. penggeledahan;

e. penyitaan;

f. pemeriksaan;

g. bantuan hukum;

h. penyelesaian berkas perkara;

i. pelimpahan perkara; j. penghentian penyidikan; k. administrasi penyidikan; dan l. pelimpahan penyidikan.

Selanjutnya urutan kegiatan disesuaikan dengan situasi kasus yang sedang dilakukan penyidikan. Proses penyidikan dilaksanakan dengan ketentuan tidak boleh dilimpahkan kepada petugas lain yang bukan penyidik dan PPNS lainnya yang tidak tercantum dalam surat perintah penyidikan. PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar dan Penyidik Polda Sumbar memantau proses hukum selanjutnya sampai vonis yang ditetapkan.

a. Pemberitahuan dimulainya penyidikan;

17 Ibid

Dalam hal dimulainya penyidikan, PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar terlebih dahulu memberitahukan dimulainya penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Polda Sumbar dengan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP), SPDP dilampiri dengan:

1) laporan kejadian;

2) surat perintah penyidikan; dan

3) berita acara yang telah dibuat. SPDP setelah diteliti kelengkapannya, diteruskan oleh Penyidik Polda Sumbar kepada Penuntut Umum Kejaksaaan Tinggi Prov. Sumbar (Kejati Prov. Sumbar) dengan surat pengantar dari Penyidik Polda Sumbar Sebelum pemberitahuan dimulainya penyidikan PPNS memberitahukan secara lisan atau telepon, surat elektronik, dan pesan singkat kepada Penyidik Polda Sumbar guna menyiapkan bantuan penyidikan yang sewaktu-waktu diperlukan PPNSD Prov. Sumbar. Pemberitahuan memuat penjelasan singkat mengenai kejadian tindak pidana atau pelanggaran, identitas pelaku atau tersangka, barang bukti, dan rencana penyidikannya. Dalam hal SPDP telah diterima oleh Penyidik Polri, Penyidik Polda Sumbar senantiasa menyiapkan dukungan penyidikan yang diminta oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar. Dukungan selalu dikoordinasikan terlebih dahulu bersama.

b. Pemanggilan Pemanggilan adalah tindakan untuk menghadirkan saksi, ahli, atau tersangka guna didengar keterangannya sehubungan dengan tindak pidana yang terjadi berdasarkan laporan kejadian. Pemanggilan dilaksanakan sesuai hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar, dengan langkah sebagai berikut:

1) surat panggilan ditandatangani oleh atasan PPNSD Prov. Sumbar selaku penyidik;

2) Namun atasan PPNSD Prov. Sumbar bukan penyidik, surat panggilan ditandatangani oleh PPNSdan diketahui oleh Kasatpol PP Prov. Sumbar;

3) penyampaian surat panggilan dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh PPNSD yang bersangkutan dan disertai dengan tanda bukti penerimaan;

4) surat panggilan sudah diterima oleh yang bersangkutan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum tanggal kehadiran yang ditentukan;

5) surat panggilan diberi nomor sesuai ketentuan registrasi instansi PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar;

6) dalam hal pemanggilan pertama tidak dipenuhi tanpa alasan yang sah, dilakukan pemanggilan kedua disertai surat perintah membawa, yang administrasinya dibuat oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar;

7) dalam hal membawa tersangka dan/atau saksi, PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar dapat meminta bantuan kepada Penyidik Polda Sumbar yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama serta dibuat berita acara;

8) Penyidik Polda dapat mengabulkan permintaan tersebut setelah mempelajari dan mempertimbangkan, kemudian memberitahukan keputusannya kepada PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar;

9) dalam hal yang dipanggil berdomisili di luar wilayah kerja PPNSD, pemanggilan dilakukan dengan bantuan Penyidik Polda yang sewilayah hukum dengan yang dipanggil; dan

10) untuk pemanggilan terhadap tersangka dan/atau saksi WNI yang berada di luar negeri dimintakan bantuan melalui Penyidik Polri kepada perwakilan negara dimana tersangka dan/atau saksi berada.

c. Penangkapan Berdasarkan bukti permulaan yang cukup suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa, apabila terdapat cukup bukti serta ketentuan hukum guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan/atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang. PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar tidak mempunyai kewenangan melakukan penangkapan, kecuali dalam hal tertangkap tangan, akan tetapi dalam hal tidak tertangkap tangan maka dapat meminta bantuan kepada Penyidik Polda Sumbar dengan langkah sebagai berikut:

1) surat permintaan bantuan penangkapan ditujukan kepada pejabat fungsi Reserse Kriminal (Reskrim) Polda Sumbar dengan melampirkan laporan kejadian dan laporan kemajuan penyidikan perkara.

2) sebelum PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar meminta bantuan secara tertulis kepada Penyidik Polda Sumbar, permintaan dapat didahului secara lisan dengan menyebutkan/menjelaskan kasus dan identitas tersangka;

3) surat permintaan bantuan penangkapan memuat:

a) Identitas tersangka.

b) Uraian singkat kasus yang terjadi.

c) Pasal yang dilanggar; dan

d) Pertimbangan perlunya dilakukan penangkapan.

4) surat permintaan bantuan penangkapan ditandatangani oleh Kasatpol Prov. Sumbar selaku penyidik, namun atasan PPNSD Satpol PP bukan penyidik, maka surat permintaan ditandatangani oleh PPNSD Satpol PP yang bersangkutan diketahui oleh Kasatpol PP Prov. Sumbar.

5) apabila Penyidik Polda Sumbar mengabulkan permintaan bantuan penangkapan, maka Penyidik Polda Sumbar memberitahukan keputusannya tersebut kepada PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar.

6) dalam pelaksanaan penangkapan dilakukan oleh Penyidik Polda Sumbar dengan mengikutsertakan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar yang bersangkutan, dan

7) administrasi penyidikan kegiatan bantuan penangkapan, dibuat oleh Penyidik Polda Sumbar. Penyerahan tersangka dari Penyidik Polda Sumbar kepada PPNSD Satpol

PP Prov. Sumbar, dituangkan dalam bentuk Berita Acara. Tersangka yang ditangkap dan setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata tidak terbukti, maka tidak dilakukan penahanan, maka akan dilepas dengan surat perintah pelepasan dan diserahkan kepada keluarga atau kuasa hukumnya.

d. Penggeledahan Penggeledahan dilakukan terhadap rumah, pakaian, dan badan tersangka.

PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar tidak mempunyai kewenangan melakukan penggeledahan, namun dapat meminta bantuan kepada Penyidik Polri dengan langkah sebagai berikut:

1) surat permintaan bantuan penggeledahan ditujukan kepada pejabat Reskrim Polda Sumbar dengan melampirkan Laporan Kejadian dan Laporan Kemajuan Penyidikan Perkara.

2) sebelum PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar meminta bantuan secara tertulis kepada Penyidik Polda Sumbar permintaan dapat didahului secara lisan denganmenyebutkan/menjelaskan kasus dan identitas tersangka.

3) surat permintaan bantuan penggeledahan memuat antara lain:

a) sasaran penggeledahan,

b) uraian singkat kasus yang terjadi,

c) pasal yang dilanggar, dan

d) pertimbangan perlunya dilakukan penggeledahan.

4) surat permintaan bantuan penggeledahan ditandatangani oleh atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar selaku penyidik, namun atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar bukan penyidik, maka surat permintaan ditandatangani oleh PPNS diketahui oleh Kasatpol PP Prov. Sumbar,

5) Penyidik Polda Sumbar dapat mengabulkan permintaan bantuan penggeledahan, maka Penyidik Polda Sumbar memberitahukan keputusannya tersebut kepada PPNS,

6) dalam pelaksanaan penggeledahan dilakukan oleh Penyidik Polda Sumbar dengan mengikut sertakan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar yang bersangkutan; dan

7) administrasi penyidikan kegiatan bantuan penggeledahan, dibuat oleh Penyidik Polda Sumbar.

e. Penyitaan Penyitaan dilakukan berdasarkan surat perintah penyitaan terhadap benda- benda sebagai berikut :

1) Benda yang diperoleh dari hasil kejahatan

2) Benda yang digunakan secara langsung dalam melakukan

3) Tindak pidana

4) Benda yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar mempunyai kewenangan melakukan penyitaan, pelaksanaanya sesuai dengan hukum acara pidana, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) surat permintaan izin penyitaan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat di Wilayah Prov. Sumbar sesuai dengan tempat kejadian perkara dibuat oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar dengan tembusan Penyidik Polda Sumbar,

2) sebelum surat permintaan izin penyitaan dikirim kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat, PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar dapat minta pertimbangan kepada Penyidik Polda Sumbar tentang alasan perlunya dilakukan penyitaan,

3) surat permintaan izin penyitaan sebagaimana dimaksud pada angka 2, ditanda tangani oleh atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar selaku 3) surat permintaan izin penyitaan sebagaimana dimaksud pada angka 2, ditanda tangani oleh atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar selaku

4) setelah surat izin penyitaan dikeluarkan oleh Ketua Pengadilan setempat, PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar mengeluarkan surat perintah penyitaan yang ditandatangani oleh atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar selaku penyidik, namun atasannya bukan penyidik, penandatanganan dilaksanakan oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar dan diketahui oleh Kasatpol PP Prov. Sumbar, dan

5) dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak segera dilakukan penyitaan, setelah dilakukan penyitaan wajib segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat guna memperoleh persetujuan.

f. Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan kejelasan, keidentikan dan atau keterangan tentang suatu tindak pidana yang telah terjadi. Adapun bentuk pemeriksaan :

4) Rekonstruksi Dalam hal mengumpulkan bahan keterangan, PPNSD Prov. Sumbar mempunyai kewenangan melakukan pemeriksaan terhadap:

1) Saksi,

2) Ahli, dan

3) Tersangka. Hasil pemeriksaan terhadap saksi dituangkan dalam berita acara pemeriksaan saksi. Hasil pemeriksaan terhadap ahli dituangkan dalam berita acara pemeriksaan ahli. Hasil pemeriksaan terhadap tersangka dituangkan dalam berita acara pemeriksaan tersangka.Dalam hal diperlukan psikologi pemeriksaan guna mendapatkan keterangan dari saksi dan/atau tersangka, PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar mengajukan permintaan bantuan secara tertulis dengan menguraikan risalah permasalahan kepada Penyidik Polda Sumbar.

Dalam hal diperlukan pemeriksaan barang bukti, dapat dilaksanakan melalui bantuan teknis pemeriksaan:

1) laboratorium forensik, dan

2) identifikasi. Dalam hal diperlukan penjelasan mengenai pemeriksaan barang bukti dapat dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Penyidik Polda Sumbar. Dalam hal diperlukan pemeriksaan ahli, PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar dapat meminta bantuan secara langsung kepada ahli dengan tembusan Penyidik Polda Sumbar.

Persyaratan pemeriksaan barang bukti melalui laboratorium forensik, meliputi:

1) laporan kejadian,

2) laporan kemajuan, dan

3) berita acara penemuan, penyitaan, penyisihan, pembungkusan, dan penyegelanbarang bukti.

Persyaratan pemeriksaan barang bukti melalui identifikasi, meliputi:

1) laporan kejadian,

2) laporan kemajuan,

3) berita acara pemeriksaan saksi/tersangka; dan

4) dalam pemeriksaan sidik jari disertai dengan barang bukti sidik jari laten dan sidik jari pembanding.

g. Bantuan Hukum Dalam hal pemberian bantuan hukum terhadap seseorang yang diperiksa selaku tersangka, dilaksanakan menurut tata cara yang ditentukan dalam hukum acara pidana yang berlaku.

Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri, PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar menunjuk penasihat hukum bagi mereka untuk memberikan bantuan dengan cuma-cuma.

h. Penyelesaian dan Penyerahan Berkas Perkara (Seirahkara) Penyelesaian berkas perkara merupakan kegiatan akhir dari proses penyidikan. Iktisar atau kesimpulan kasus yang ditangani, dituangkan dalam resume yang telah ditentukan penulisannya. Resume, berita acara, dan kelengkapan administrasi penyidikan disusun sebagai berkas perkara dengan urutan yang telah ditentukan.

Penyerahan perkara hasil penyidikan oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar merupakan pelimpahan tanggung jawab suatu perkara dari Penyidik ke Penuntut Umum. Pelaksanaan penyerahan perkara berlaku terhadap acara pemeriksaan biasa, dan singkat. Pelaksanaan penyerahan perkara dalam acara pemeriksaan biasa dan singkat meliputi:

1) tahap pertama, yaitu penyerahan berkas perkara, dan

2) tahap kedua, yaitu penyerahan tersangka dan barang bukti setelah berkas perkara dinyatakan lengkap oleh PU Kejati Prov. Sumbar. Penyerahan tahap pertama berupa penyerahan berkas perkara dilaksanakan

dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar selaku penyidik. Namun atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar bukan penyidik, surat pengantar ditandatangani oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar yang bersangkutan dan diketahui Kasatpol PP Prov. Sumbar. Pelaksanaan penyerahan berkas perkara kepada PU Kejati Sumbar dilaksanakan melalui Penyidik Polda Sumbar selaku korwas. Penyidik Polda Sumbar yang telah menerima penyerahan berkas perkara dari PPNSD Prov. Sumbar melakukan penelitian bersama dengan PPNS, dan apabila telah lengkap segera menyerahkan kepada Penuntut Umum Kejati Sumbar. Apabila berkas perkara dikembalikan oleh Penuntut umum Kejati Sumbar, PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar melengkapi sesuai petunjuk Penuntut Umum Kejati Sumbar yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Penyidik Polda Sumbar. Setelah PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk Penuntut Umum PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar menyerahkan berkas perkara kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Polda Sumbar dalam waktu 14 (empat belas) hari, sejak diterimanya dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar selaku penyidik. Namun atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar bukan penyidik, surat pengantar ditandatangani oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar yang bersangkutan dan diketahui Kasatpol PP Prov. Sumbar. Pelaksanaan penyerahan berkas perkara kepada PU Kejati Sumbar dilaksanakan melalui Penyidik Polda Sumbar selaku korwas. Penyidik Polda Sumbar yang telah menerima penyerahan berkas perkara dari PPNSD Prov. Sumbar melakukan penelitian bersama dengan PPNS, dan apabila telah lengkap segera menyerahkan kepada Penuntut Umum Kejati Sumbar. Apabila berkas perkara dikembalikan oleh Penuntut umum Kejati Sumbar, PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar melengkapi sesuai petunjuk Penuntut Umum Kejati Sumbar yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Penyidik Polda Sumbar. Setelah PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk Penuntut Umum PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar menyerahkan berkas perkara kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Polda Sumbar dalam waktu 14 (empat belas) hari, sejak diterimanya

Penyerahan tahap kedua berupa penyerahan tersangka dan barang bukti, dilaksanakan setelah penyerahan berkas tahap pertama dinyatakan lengkap oleh JPU (P21). Penyerahan perkara tahap kedua kepada Penuntut Umum dilaksanakan melalui Penyidik Polda Sumbar. Penyerahan tersangka dan barang bukti dilaksanakan dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar selaku penyidik. Namun atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar bukan penyidik, surat pengantar ditandatangani oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar dan diketahui Kasatpol PP Prov. Sumbar. Pelaksanaan penyerahan tersangka dan barang dibuatkan berita acaranya.

Pelimpahan perkara tindak pidana ringan yang dilalui dengan acara pemeriksaan cepat, dilakukan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar tanpa melalui aparat Penuntut Umum. Pada pemeriksaan tindak pidana ringan PPNS langsung menghadapkan terdakwa beserta barang bukti, saksi, ahli, dan atau juru bahasa ke pengadilan atas kuasa penuntut umum. Pelimpahan yang demikian merupakan penyimpangan dari ketentuan umum yang mengharuskan penyidik melimpahkan hasil pemeriksaan penyidikan kepada penuntut umum, dan untuk seterusnya penuntut umum yang berwenang melimpahkan ke pengadilan dalam kedudukannya sebagai aparat penuntut. Dengan adanya pasal 205 ayat (2) KUHAP, prosedur ketentuan umum ini dikesampingkan dalam perkara pemeriksaan tindak pidana ringan. Dengan kata lain, PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar mengambil alih wewenang penuntut umum, atau wewenang penuntut sebagai aparat penuntut umum dilimpahkan undang – undang kepada PPNSD. Pelimpahan ini adalah ”Demi Hukum“, yang ditegaskan dalam penjelasan pasal 205 ayat (2) alinea 1 ; ”yang dimaksud dengan ‘ atas kuasa ‘ dari penuntut umum kepada penyidik adalah demi hukum“. Oleh karena itu pelimpahan ini berdasar ketentuan undang–undang, dengan demikian PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar dalam hal ini bertindak atas ”kuasa undang– undang” dan tidak memerlukan surat kuasa khusus lagi dari penuntut umum. Namun hal ini tidak mengurangi hak penuntut umum untuk menghadiri pemeriksaan sidang, berdasarkan penjelasan pasal 205 ayat (2) alinea 2 ; ”dalam hal penuntut umum hadir, tidak mengurangi nilai atas kuasa tersebut“. Dengan kata lain, tidak ada larangan oleh undang– undang penuntut umum menghadiri proses pemeriksaan, namun kehadirannya tidak mempunyai arti apa–apa, seperti pengunjung biasa tanpa wewenang apapun mencampuri jalannya pemeriksaan.

i. Penghentian Penyidikan Penghentian penyidikan dapat dilakukan apabila mempunyai cukup alasan sebagai berikut :

1) Tidak terdapat cukup bukti

2) Peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana

3) Proses sidik dapat dihentikan demi hukum oleh karena :

a) Tersangka meninggal dunia

b) Tuntutan pidana telah daluarsa b) Tuntutan pidana telah daluarsa

d) Pengaduan dicabut apabila delik aduan

e) Denda telah dibayar Sebelum proses penghentian penyidikan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Gelar perkara yang pelaksanaannya dapat dibantu oleh Penyidik Polda

Sumbar,

2) Apabila hasil gelar perkara menyimpulkan bahwa syarat penghentian

penyidikan telah terpenuhi, maka diterbitkan Surat perintah penghentian penyidikan yang ditandatangani oleh atasan PPNSD Satpol PP Prov. Sumbardan surat ketetapan penghentian penyidikan yang ditandatangani oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar, namun atasan PPNS bukan Penyidik, penandatanganan surat perintah penghentian penyidikan dilakukan oleh PPNS dengan diketahui oleh Kasatpol PP Prov. Sumbar, dan

3) Membuat surat pemberitahuan penghentian penyidikan dan dikirimkan

kepada Penuntut Umum Kejati Sumbar, Penyidik Polda Sumbar selaku korwas dan tersangka atau keluarga atau penasehat hukumnya. Dalam hal penghentian penyidikan dinyatakan tidak sah oleh putusan pra-

peradilan dan/atau ditemukan adanya bukti baru, Penyidik wajib:

1) Menerbitkan surat ketetapan pencabutan penghentian penyidikan,

2) Membuat surat perintah penyidikan lanjutan, dan

3) Melanjutkan kembali penyidikan. Lebih lanjut proses penyidikan yang dilakukan oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Bagan 3

Proses Penyidikan oleh PPNSD Satpol PP Prov. Sumbar

RENCANA SIDIK

TINDAK LISAN

DITEMUKAN RIKSA

Pemerikasaan Cepat

PETUGAS RESUME

TINDAK PIDANA

OLAH TKP

HENTIKAN

KORWAS

TEMUKAN BB/

Pemerikasaan

WAWANCARA

SAKSI- SAKSI

Biasa dan

Ringan

JPU

P 21

Sumber : Bidang PPUD Satpol PP Prov. Sumbar Desember 2014

PPNS Satpol PP Prov. Sumbar dalam melaksanakan penyidikan berdasarkan aturan yang berlaku dan terus melakukan upaya dalam pelaksanaan penyidikan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan sehingga terciptanya kepastian hukum dan pemenuhan dan perlindungan terhadap Hak

Asasi Manusia. 18