Identitas Responden

A. Identitas Responden

Identitas responden yang digunakan dalam penelitan ini adalah umur, pendidikan formal, luas lahan yang diusahakan dan status dalam kelompok. Adapun identitas responden Tabel 5.1 Identitas Responden Penelitian

No. Karakteristik Responden

Jumlah

Persentase

1. Umur Responden

a. Produktif (15-64 th)

b. Non Produktif ( ≥65 th)

2. Jenis Kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Tingkat Pendidikan

4. Kelas Kelompok Tani

a. Pemula

b. Lanjut

c. Madya

2 5 Sumber : Analisis Data Primer

d. Utama

1. Umur Responden Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar responden tergolong dalam usia produktif atau sekitar 95 %, sedangkan sisanya sebesar 5% tergolong usia non produktif. Usia mempengaruhi seseorang dalam merespon sesuatu yang baru, selain itu usia juga mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Petani yang tergolong usia non produktif cenderung sulit menerima inovasi baru dan lebih kolot, begitu juga

2. Jenis Kelamin Jenis kelamin responden seluruhnya adalah laki-laki. Anggota kelompok tani sebagian besar memang kaum laki-laki, kalaupun ada perempuan jumlahnya sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Jabatan dalam kelompok tani pun seluruhnya diduduki oleh laki-laki. Keaktifan laki-laki juga lebih baik dari pada perempuan dalam pertemuan kelompok. Hal ini karena kaum laki-laki selalu yang diandalkan dalam kelompok tani. Seperti pada Tabel 5.1 terlihat bahwa 100 persen responden adalah berjenis kelamin laki-laki. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam kegiatan usahatani, laki-laki lebih banyak berperan. Laki-laki juga dianggap sebagai pemimpin sehingga dalam usahatani pun laki-laki dianggap lebih berperan dalam merencanakan menjalankan kegiatan usahatani.

3. Tingkat Pendidikan Pendidikan responden dalam penelitian ini beragam mulai dari SD hingga setara SMA. Sebagian besar responden menempuh pendidikan hingga SD sebesar 45%. Sebesar 35% responden lulusan SMP; sebesar 20% lulusan SMA. Tingkat pendidikan responden tergolong sedang dan meskipun sebagian besar hanya lulusan SD namun responden aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kelompok tani. Meski sebagian besar responden hanya sampai pada pendidikan dasar namun memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis yang baik. Setidaknya hal ini 3. Tingkat Pendidikan Pendidikan responden dalam penelitian ini beragam mulai dari SD hingga setara SMA. Sebagian besar responden menempuh pendidikan hingga SD sebesar 45%. Sebesar 35% responden lulusan SMP; sebesar 20% lulusan SMA. Tingkat pendidikan responden tergolong sedang dan meskipun sebagian besar hanya lulusan SD namun responden aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kelompok tani. Meski sebagian besar responden hanya sampai pada pendidikan dasar namun memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis yang baik. Setidaknya hal ini

4. Kelas Kelompok Tani Kelas kelompok tani menunjukkan sejauh mana kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan lima jurus kemampuan kelompok tani. Kelas kelompok tani responden di dalam penelitian ini adalah pemula, lanjut, madya dan utama. Banyaknya responden menurut kelas kelompok tani telah ditentukan sebelumnya melalui teknik stratified proportional random sampling yaitu teknik sampling dengan cara mengklasifikasikan populasi ke dalam strata sehingga didapatkan strata yang masing-masing anggotanya kurang lebih homogen, kemudian dari tiap strata diambil sampel secara proporsional (Gulo, 2004). Responden sebagian besar diambil dari kelas kelompok tani lanjut sebesar 35%, kelas madya dan pemula masing-masing sebesar 30% dan kelas utama sebesar 5%. Hal ini menunjukkan bahwa secara garis besar kelompok tani yang terdapat di Kecamatan Pacitan adalah kelompok tani lanjut yaitu kelompok tani dengan kelas yang cukup tinggi. Kelas kelompok tani ini memiliki skor dari Dinas Pertanian sebesar 251-500 dalam menjalankan lima jurus kemampuan kelompok tani. Kelompok tani lanjut merupakan kelas kelompok tani yang dikategorikan cukup mampu dalam menjalankan lima jurus kemampuan kelompok tani.