BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah. Rumah sakit ini dikelola oleh Pemerintah Pusat bersama
Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara. Rumah sakit ini terletak di pusat kota Medan Indonesia. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan
Rumah Sakit tipe A sesuai dengan SK Menkes no.547MenkesSKVII1998 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes
no.502MenkesSKIX1991.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah sebanyak 69 penderita yang menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF di Departemen THT-KL
RSUP. Haji Adam Malik, Medan dari periode 2008-2012. Karakteristik responden pada penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
5.1.2.1. Distribusi Penderita Yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Berdasarkan Jenis Kelamin.
Tabel 5.1. Distribusi Penderita Yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Berdasarkan Jenis Kelamin.
Jenis Kelamin Frekuensin Persentase
Laki-laki 40 58,0 Perempuan 29 42,0
JUMLAH 69 100,0
Dari tabel 5.1, dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi penderita yang menjalani BSEF terdapat pada laki-laki yaitu sebanyak 40 penderita 58
sedangkan perempuan sebanyak 29 penderita 42.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2.2. Distribusi Penderita Yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Berdasarkan Kelompok Umur.
Tabel 5.2. Distribusi Penderita Yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Berdasarkan Kelompok Umur.
Umur tahun Frekuensin Persentase
0-15 tahun 5 7,2 16-30 tahun 19 27,5
31-45 tahun 27 39,1 46-60 tahun 13 18,8
60 tahun 5 7,2
JUMLAH 69 100,0
Dari tabel 5.2, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi penderita yang menjalani BSEF terdapat pada kelompok umur 31-45 tahun yaitu sebanyak 27
penderita 39,1 dan diikuti oleh kelompok umur 16-30 tahun yaitu sebanyak 19 penderita 27,5. Frekuensi terendah penderita yang menjalani BSEF terdapat
pada kelompok umur 0-15 tahun dan 60 tahun yaitu sebanyak 5 penderita 7,2 masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2.3. Distribusi Penderita Yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Berdasarkan Pekerjaan.
Tabel 5.3. Distribusi Penderita Yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Berdasarkan Pekerjaan.
Pekerjaan Frekuensin Persentase
IRT 9 13,0 Mahasiswa 3 4,3
Pegawai negeri 15 21,7 Pegawai swasta 2 2,9
Pelajar 8 11,6 Pensiunan 1 1,4
Petani 6 8,7 Wiraswasta 25 36,2
JUMLAH 69 100,0
Dari tabel 5.3, didapati bahwa frekuensi pekerjaan penderita yang menjalani BSEF terbanyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 25 penderita
36,2 dan diikuti oleh pegawai negeri yaitu sebanyak 15 penderita 21,7. Frekuensi pekerjaan penderita terendah adalah pensiunan yaitu sebanyak 1
penderita 1,4.
5.1.2.4. Distribusi Penderita Yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Berdasarkan Indikasi Operasi.
Tabel 5.4. Distribusi Penderita Yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Berdasarkan Indikasi Operasi.
Indikasi Frekuensi n Persentase
Hemangioma 4 5,8 Inverted papiloma 1 1,4
Polip nasal 23 33,3 Rinosinusitis kronik 41 59,4
JUMLAH 69 100,0
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.4, didapati bahwa indikasi operasi BSEF terbanyak adalah rinosinusitis kronik sebanyak 41 penderita 59,4 dan diikuti oleh polip nasal
sebanyak 23 penderita 33,3. Indikasi operasi BSEF terendah adalah inverted papiloma sebanyak 1 penderita 1,4.
5.1.2.5. Distribusi Penderita Yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Berdasarkan Komplikasi Operasi.
Tabel 5.5. Distribusi Penderita Yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Berdasarkan Komplikasi Operasi.
Komplikasi Frekuensin Persentase
Nyeri wajah 4 5,8 Perdarahan minimal 23 33,3
Tidak ada 42 60,9
JUMLAH 69 100,0
Dari tabel 5.5, dapat dilihat bahwa mayoritas yaitu sebanyak 42 penderita 60,9 tidak ada komplikasi operasi BSEF sedangkan sebanyak 4 penderita
5,8 mengalami nyeri wajah setelah operasi BSEF.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan