2.3.2. Indikasi
Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF umumnya dilakukan untuk penyakit inflamasi dan infeksi di sinus. Walaupun BSEF secara mayoritas
dilakukan untuk mengatasi masalah rinosinusitis kronik yang tidak mengalami perbaikan setelah diberi terapi obat yang optimal, tetapi bedah ini juga efektif
pada penyakit yang lain seperti sinusitis akut berulang, seringkali disertai adanya poliposis di daerah meatus media atau adanya polip yang sudah meluas ke rongga
hidung. Indikasi lain BSEF termasuk mukokel sinus, sinusitis alergi yang
berkomplikasi atau sinusitis jamur yang invasif dan neoplasia. BSEF juga dilakukan untuk mengangkat tumor hidung dan sinus paranasal, menambal
kebocoran cairan serebrospinal, tumor hipofisa, dekompresi orbita, kelainan kongenital atresia koana, mengontrol epitaksis dan untuk mengeluarkan benda
asing. Selain itu, BSEF juga dilakukan untuk mengangkat tumor pituitari karena berkembangnya teknik dan penggunaan instrumen yang lebih canggih.
Adakalanya, bedah ini juga dilakukan pada angiofibroma nasofaring yang juvenil. Secara umum, indikasi untuk BSEF dibahgikan kepada dua yaitu absolut
dan relatif. Absolut berarti operasi BSEF pasti dilakukan pada penderita manakala relatif berarti bahwa ahli bedah dan penderita harus mempertimbangkan potensi
resiko dan keuntungannya, tetapi operasi BSEF dapat dianggap sebagai pilihan kepada penderita setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik Patel,
2012; Stammberger, 2004; David, 2005. Tabel 2.1 dapat menggambarkan pembahgian indikasi Bedah Sinus
Endoskopik Fungsional BSEF dengan lebih jelas.
Universitas Sumatera Utara
Table 2.1: Indikasi Bedah Sinus Endoskopik Fungsional Absolut:
Tumor Komplikasi rhinosinusitis
Mukokel sinus Sinusitis jamur
Ensefalokel Kebocoran cairan serebrospinal
Relatif: Rhinosinusitis kronik
Nyeri kepala disertai nyeri pada wajah Sinusitis akut berulang
Epitaksis Polip nasal
David, 2005
2.3.3. Kontraindikasi