Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data sekunder rekam medis di RSUP Haji Adam Malik, Medan dari tahun 2008-2012, diperoleh data mengenai karakteristik penderita yang menjalani Bedah Sinus Eendoskopik Fungsional BSEF. Data-data tersebut akan digunakan sebagai dasar dari pembahasan hasil akhir penelitian ini dan dijabarkan sebagai berikut. Dari tabel 5.1, dapat dilihat bahwa Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF lebih sering dilakukan pada laki-laki yaitu sebanyak 40 penderita 58 sedangkan perempuan sebanyak 29 penderita 42. Hal yang sama dilaporkan oleh Bajaj et al., 2009 dalam penelitiannya di mana dari 105 penderita yang menjalani BSEF, 44 41.9 adalah perempuan dan 61 58.1 merupakan laki- laki. Jika ditinjau lebih lanjut, dalam penelitian ini banyak penderita yang menjalani operasi BSEF adalah penderita rinosinusitis kronik. Menurut European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2012, perokok cenderung lebih mudah terkena rinosinusitis kronik daripada yang tidak perokok sehingga diduga laki-laki lebih banyak merokok daripada perempuan Fokkens et al., 2012. Selain itu, jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan mungkin disebabkan aktifitas harian laki-laki, di mana mereka lebih sering berada di luar rumah sehingga mudah terpapar polusi udara, debu, udara dingin dan kering yang dapat mengakibatkan perubahan pada mukosa dan kerusakan silia. Penelitin Busquets et al., 2006 yang dikutip oleh Dewi 2013 mengatakan bahwa faktor lingkungan seperti polusi udara, debu, udara dingin dan kering dapat mengakibatkan perubahan pada mukosa dan kerusakan silia. Dari tabel 5.2, didapati bahwa penderita dari kelompok umur 31-45 tahun telah paling banyak menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF yaitu sebanyak 27 penderita 39,1. Hasil yang didapat dalam penelitian ini sama dengan penetilian sebelumnya yang dilaporkan oleh Chopra et al., 2006. Dalam penelitiannya, sampel yang diambil adalah dari umur 5-65 tahun dan yang paling banyak menjalani BSEF adalah penderita yang berumur 35 tahun. Universitas Sumatera Utara Penderita pada kelompok umur 31-45 tahun paling banyak menjalani BSEF mungkin karena perilaku mereka di mana aktivitas harian lebih sering di rumah sehingga mereka mudah terpapar dengan polutan seperti asap rokok, debu dan asap kenderaan bermotor yang mengakibatkan penyakit seperti sinusitis, polip nasal, tumor sinonasal dan sebagainya. Dalam penelitian ini, penderita pada kelompok umur 0-15 tahun dan 60 tahun menjalani BSEF merupakan frekuensi yang terendah dibandingkan kelompok umur yang lain. Operasi BSEF tidak sering dilakukan pada anak-anak karena perkembangan sinus paranasal anak-anak umumnya mencapai ukuran maksimal pada usia antara 15-18 tahun Soetjipto dan Mangunkusumo, 2007. Dalam penelitian ini indikasi terbanyak dilakukan operasi BSEF adalah rinosinusitis kronik, di mana hal ini telah mempengaruhi hasil distribusi penderita berdasarkan kelompok umur. Penelitian di Kanada dijumpai penderita rinosinusitis kronik terbanyak dijumpai pada kelompok umur 20-29 tahun dan menurun setelah usia 60 tahun Fokkens et al., 2012. Sebagai tambahan, pada penelitian Hellgren 2008 yang dikutip oleh Dewi 2013 didapati meningkatnya kejadian rinosinusitis kronik pada usia muda dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, perubahan gaya hidup, pola makan dan infeksi. Dari tabel 5.3, dapat dilihat bahwa mayoritas pekerjaan penderita yang menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF adalah wiraswasta yaitu sebanyak 25 penderita 36,2. Sedangkan, penderita yang paling sedikit menjalani BSEF adalah pensiunan yaitu sebanyak 1 penderita 1,4. Pekerjaan yang dilakukan oleh penderita dapat mempengaruhi aktivitas sosial sehingga mereka lebih beresiko tinggi untuk terinfeksi oleh jamur, virus ataupun bakteri. Pada penelitian Dewi 2013 dilaporkan bahwa wiraswata lebih banyak menderita sinusitis 28,8 dan pensiunan lebih sedikit menderita sinusitis 0,9. Penderita juga mungkin sibuk dalam melakukan pekerjaan seharian mereka sehingga tidak mempunyai waktu untuk berobat ke dokter. Hal ini dapat menyebabkan penyakit mereka semakin parah dan mengalami kondisi di mana pengobatan yang optimal tidak berespons sehingga mereka diindikasikan untuk menjalani operasi BSEF. Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.4, didapati bahwa indikasi operasi BSEF terbanyak adalah rinosinusitis kronik yaitu sebanyak 41 penderita 59,4. Hal ini sama dengan teori yang disampaikan oleh Patel 2012, Stammberger 2004, David 2005 dan Slack dan Bates 1998, di mana Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF secara mayoritas dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang tidak mengalami perbaikan setelah diberi pengobatan yang optimal berbanding dengan indikasi-indikasi yang lain. Namun, dalam penelitian oleh Chopra et al., 2006 dilaporkan bahwa dari 50 penderita, yang terbanyak menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF adalah atas indikasi polip nasal yaitu sebanyak 31 penderita. Yang selebihnya adalah penderita rinosinusitis kronik yaitu sebanyak 19 orang. Hal ini berbeda dengan hasil yang didapat dalam penelitian ini karena polip nasal merupakan indikasi terbanyak kedua yaitu sebanyak 23 penderita 33,3. Ketidaksesuian ini terjadi mungkin karena dalam kedua penelitian ini sampel telah diambil secara randomisasi. Dari tabel 5.5, didapati bahwa mayoritas yaitu sebanyak 42 penderita 60,9 tidak mengalami komplikasi Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF. Hal ini sama dengan teori yang dikemukakan oleh Slack dan Bates 1998 dan David 2005 di mana sangat jarang terjadinya komplikasi akibat BSEF. Pada penelitian ini juga didapati bahwa sebanyak 23 penderita 33,3 mengalami perdarahan minimal dan sebanyak 4 penderita 5,8 mengalami nyeri wajah setelah operasi BSEF. Hal ini menunjukkan bahwa komplikasi yang terjadi merupakan komplikasi minor di mana tidak ada penderita yang mengalami komplikasi mayor seperti perdarahan berat, hilang penglihatan, dan trauma intracranial. Pada penelitian Chopra et al., 2006 dilaporkan bahwa tidak ada komplikasi mayor pada penderita yang menjalani BSEF dan terjadi perdarahan yang minimal pada 6 penderita 12. Selain itu, pada penelitian Khalil dan Nunez 2009 juga dilaporkan bahwa dari 212 penderita yang menjalani BSEF, tidak ada yang mengalami komplikasi mayor. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut: 1. Berdasarkan jenis kelamin, penderita terbanyak yang menjalani Bedah Sinus Eendoskopik Fungsional BSEF adalah laki-laki sebanyak 40 penderita 58. 2. Penderita dari kelompok umur 31-45 tahun lebih banyak menjalani Bedah Sinus Eendoskopik Fungsional BSEF yaitu sebanyak 27 penderita 39,1. 3. Penderita yang paling banyak menjalani Bedah Sinus Eendoskopik Fungsional BSEF adalah wiraswasta yaitu sebanyak 25 penderita 36,5. 4. Indikasi operasi Bedah Sinus Eendoskopik Fungsional BSEF terbanyak adalah rinosinusitis kronik sebanyak 41 penderita 59,4. 5. Mayoritas penderita tidak mengalami komplikasi operasi Bedah Sinus Eendoskopik Fungsional BSEF yaitu sebanyak 42 penderita 60,9.

6.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat saran dari peneliti yaitu penelitian selanjutnya mengenai Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF sebaiknya menggunakan populasi penelitian yang lebih banyak dengan menggunakan data dari beberapa rumah sakit, yang bertujuan untuk memperbanyak data sehingga karakteristik penderita yang menjalani BSEF dapat dikenali dengan lebih baik. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Penderita Karsinoma Laring di Departemen THT-KL RSUP Haji Adam Malik Medan periode Januari 2011-Desember 2013

2 45 61

Karakteristik Penderita Tumor Sinonasal Di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2012

3 62 99

Profil penderita rinosinusitis kronik yang menjalani tindakan Bedah Sinus Endoskopik Fungsional di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2008-2011

1 31 79

Karakteristik Penderita Yang Menjalani Trakeostomi di Bagian THT-KL RSUP Sanglah Periode 2012 - 2014.

0 3 22

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 0 16

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 2 2

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 0 4

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 2 26

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 0 11

Gambaran Karakteristik Penderita, Prosedur dan Temuan Operasi pada Penderita Rinosinusitis Kronis yang Menjalani Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) di RSUP H. Adam Malik, Medan

0 1 31