Kurang lebih 15 orang dewasa hanya mempunyai satu sinus frontal dan kurang lebih 5 sinus frontalnya tidak berkembang.
Sinus frontal biasanya sekat-sekat dan tepi sinus berlekuk-lekuk. Sinus ini dipisahkan oleh tulang relatif tipis dari orbita dan fossa serebri anterior, sehingga
infeksi dari sinus frontal mudah menjalar ke daerah ini. Sinus frontal kanan dan kiri berdrenase melalui duktus frontonasal yang berhubungan dengan
infundibulum etmoid. Sinus frontal disuplai oleh arteri supraorbital dan supratrochlear dari arteri
ophthalmik. Saraf supraorbital dan supratrochlear dari divisi pertama saraf trigeminal menginervasi sinus frontal Soetjipto dan Mangunkusumo, 2007;
Moore et al., 2008; Singh, 2011; Gupta et al., 2013.
2.1.3. Sinus Etmoid
Dari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling bervariasi dan akhir- akhir ini dianggap paling penting, karena dapat merupakan fokal infeksi bagi
sinus-sinus lainnya. Pada orang dewasa, bentuk sinus etmoid seperti piramid dengan dasarnya di bagian posterior.
Sinus etmoid berongga-rongga, terdiri dari sel-sel yang menyerupai sarang tawon, yang terdapat di bagian lateral os etmoid, yang terletak di antara konka
media dan dinding medial orbita. Sel-sel ini jumlahnya bervariasi Berdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi menjadi sinus etmoid anterior yang bermuara di
meatus medius dan sinus etmoid posterior yang bermuara di meatus superior. Sel- sel sinus etmoid anterior biasanya kecil dan banyak, letaknya di depan lempeng
yang menghubungkan bagian posterior konka media dengan dinding lateral lamina basalis, sedangkan sel-sel sinus etmoid posterior biasanya lebih besar
dan lebih sedikit jumlahnya dan terletak di posterior dari lamina basalis. Di bagian terdepan sinus etmoid anterior ada bagian sempit, disebut resesus
frontal, yang berhubungan dengan sinus frontal. Sel etmoid yang terbesar disebut bula etmoid. Di daerah etmoid anterior terdapat suatu penyempitan yang disebut
infundibulum, tempat bermuaranya ostium sinus maksila. Peradangan resesus
Universitas Sumatera Utara
frontal dapat menyebabkan sinusitis frontal dan pembengkakan di infundibulum dapat menyebabkan sinusitis maksila.
Atap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan lamina kribrosa dan di antaranya terdapat perpautan yang sangat tipis yang merupakan
tempat masuknya nervus olfaktorius yang langsung berhubungan dengan lobus frontal.
Konfigurasi fosa olfaktorius ini diklasifikasikan menjadi 3 tipe oleh keros yaitu :
1. Fosa olfaktorius datar, atap etmoid hampir vertikal dan lamina lateralis kribriformis dangkal
2. Fosa olfaktorius lebih dalam, atap etmoid lebih dalam dan lamina kribriformis lebih tinggi
3. Atap etmoid lebih tinggi dari lamina kribriformis, lamina lateralis panjang dan tipis serta fosa olfaktorius lebih dalam.
Sinus ethmoid disuplai darah oleh arteri ethmoidal anterior dan posterior dari arteri ophthalmik sistem karotid internal, serta arteri sphenopalatina dari
cabang-cabang terminal arteri maksilaris internal sistem karotis eksternal. Saraf trigeminal yaitu V1 dan V2 mensarafi sinus etomid di mana V1 menginervasi
bagian superior sinus dan V2 pula menginervasi bagian inferiornya Soetjipto dan Mangunkusumo, 2007; Walsh dan Kern, 2006; Singh, 2011; Porter, 2002.
2.1.4. Sinus Sfenoid