gambar CT, serta mengingat lokasi drenase sinus frontal, kekeliruan membuka ostium sinus frontal dapat dihindari. Kista atau polip di sinus frontal dapat
dibersihkan dengan menarik ujung polip yang dapat dicapai dengan cunam jerapah, biasanya seluruh polip ikut tertarik keluar. Polip yang berada di ujung
lateral sinus frontal merupakan kontraindikasi tindakan BSEF karena tidak dapat dicapai dengan teknik ini, dalam hal ini harus dilakukan pendekatan ekstranasal.
Jaringan parut masif yang menutup ostium juga merupakan kontraindikasi BSEF. Pada keadaan ini operasi trepinasi sinus frontal yang dikombinasi endoskopi
merupakan pilihan. Setelah resesus frontal dan infudibulum dibersihkan, maka jalan ke sinus frontal dan maksila sudah terbuka, drenase dan ventilasi akan pulih
dan kelainan patologik di kedua sinus tersebut akan sembuh sendiri dalam beberapa minggu tanpa dilakukan suatu tindakan didalamnya.
6. “Nasal packing”
Sebelum dilakukan terminasi, semua sinus harus diperiksa kembali dan memastikan bahwa pendarahan telah dikontrol. Packing harus dilakukan di
meatus medialis agar dapt mencegah terjadinya lateralisasi pada konka tengah David, 2005; HTA, 2006; Patel, 2012.
2.3.6. Paska Operasi
Perawatan paska operasi sangat penting dimana pembersihan paska operasi dilakukan untuk membersihkan sisa perdarahan, sekret, endapan fibrin,
krusta, dan devitalisasi tulang yang bila tidak dilakukan dapat menimbulkan infeksi, jaringan fibrotik, sinekia, dan osteitis. Perawatan operasi sebaiknya
dilaksanakan oleh operator karena operator yang mengetahui lokasi dan luas jaringan yang diangkat. Terapi steroid dan antibioktik diberikan kepada pasien
yang dilakukan BSEF dengan indikasi inflamasi ataupun polip. Beberapa penulis menyebutkan prosedur pembersihan paska operasi dilakukan seawal mungkin
setelah operasi selesai yaitu pada hari ke-1 dan selanjutnya setiap 2 sampai 4 hari secara teratur. Durasi follow-up tergantung pada indikasi BSEF. Umumnya,
kontrol endoskopi pertama akan menentukan apakah pasien memerlukan follow-
Universitas Sumatera Utara
up yang durasi intervalnya pendek atau 4 hingga 5 minggu sekali. Fungsi normal sinus paranasal akan kembali selepas 6 minggu ataupun 6 bulan tergantung pada
gambaran patologi penyakit pasien Stammberger, 2000; Slack dan Bates, 1998.
Gambar 2.3: Gambaran Kompleks Ostio-Meatal KOM. Area yang dibulatkan adalah menunjukkan pencetus sinusitis kiri. Selepas BSEF, kompleks ostio-
meatal telah buka kanan. Slack dan Bates, 1998
2.3.7. Komplikasi operasi
Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF telah terbukti efektif bagi mengatasi rhinosinusitis kronik. Namun, seperti operasi yang lain, BSEF juga
menyebabkan bebepapa komplikasi yang dapat terjadi setelah atau selama prosedur operasi.
Komplikasi ini boleh dibahgikan kepada dua kategori yaitu komlikasi mayor dan minor. Komplikasi minor yang sering timbul setelah operasi adalah
sinekia yang disebabkan melekatnya dua permukaan luka yang saling berdekatan, umumnya permukaan konka media dan dinding lateral hidung. Disfungsi
penciuman dapat terjadi bila celah olfaktori obstruksi akibat sinekia konka media dengan septum. Untuk mencegah ketidak stabilan konka media, maka perlekatan
superior dan inferior dari konka media harus dipertahankan. Komplikasi mayor adalah termasuk perdarahan, hilang penglihatan, dan trauma intrakranial.
Komplikasi minor lebih banyak timbul pada penderita berbanding dengan
Universitas Sumatera Utara
komplikasi mayor yaitu sebanyak 6.9 komplikasi yang terjadi adalah komplikasi minor dan 0.85 adalah komplikasi mayor.
Pemahaman yang mendalam tentang anatomi bedah sinus, persiapan operasi yang baik dan tentunya pengalaman ahli dalam melakukan bedah sinus
akan mengurangi dan mencegah terjadinya komplikasi. Pada masa sekarang, banyak penelitian dilakukan tentang komplikasi yang mungkin terjadi akibat
BSEF dan mencari cara untuk mencegah dan menghindarinya dan mengobatinya David, 2005; HTA, 2006.
Tabel 2.2 dapat menggambarkan pembahgian komplikasi Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF mengikut kategori komplikasi mayor dan minor.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2: Komplikasi Sinus Endoskopik Fungsional BSEF Mayor:
Epitaksis berat Hematoma orbita
Diplopia Hilang penglihatan
Kurang ketajaman visual Perdarahan intrakranial
Kebocoran cairan serebrospinal Anosmia
Trauma nasolacrimal Meningitis
Pneumocephalus Stroke
Trauma arteri carotid Minor:
Epitaksis ringan Hyposmia
Adhesi Nyeri kepala
Ekimosis periorbita Emfisema periorbita
Nyeri wajah sakit gigi
David, 2005
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah:
Gambar 3.1: Kerangka konsep penelitian Penderita yang menjalani
Bedah Sinus Endoskopik Fungsional BSEF
a. Jenis kelamin b. Kelompok umur
c. Pekerjaan d. Indikasi operasi
e. Komplikasi operasi Berdasarkan data yang berasal
dari rekam medis pasien di Departemen THT-KL RSUP.
Haji Adam Malik, Medan dari periode 2008-2012.
Universitas Sumatera Utara