dihasilkan produksi biogas, walaupun hasilnya tidak setinggi dengan penggunaan NaHCO
3
. Hal ini membuktikan bahwa dengan dihentikan penambahan NaHCO
3
, dan menggunakan sistem recycle fermentor, tetap masih bisa menghasilkan produksi
biogas. Hasil yang didapat untuk rata rata produksi biogas dihentikan NaHCO
3
dengan sistem recycle 5,5 hingga 6,5 Lhari, untuk menggunakan NaHCO
3
7 hingga 8,5 Lhari. Untuk rata-rata produksi biogas menggunakan NaHCO
3
dengan sistem non-recycle dihentikan NaHCO
3
5 hingga 6 Lhari, sedangkan produksi biogas menggunakan NaHCO
3
6 sampai 8 Lhari. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan lebih menguntungkan jika penambahan NaHCO
3
dihentikan terutama dalam segi ekonomi. Jika dihentikan penambahan NaHCO
3
selama penelitian berlangsung yaitu 50 hari, hanya dibutuhkan 9 gr NaHCO
3
untuk penggunaan NaHCO
3
sekitar Rp. 20.700,-. Jika menggunakan NaHCO
3
dibutuhkan 41 gr sekitar Rp. 94.300,-. Kita dapat menghemat dana lebih dari 50 untuk mendapatkan biogas
yang cukup bagus.
4.3. Pengaruh Penghentian NaHCO
3
terhadap M-Alkalinitas
Alkalinitas adalah salah satu parameter yang paling penting dalam proses pengolahan limbah cair karena alkalinitas berfungsi sebagai pengontrol pH.
Konsentrasi dari alkalinitas pada limbah cair sangatlah penting selain karena kadar alkalinitas mempengaruhi pengolahan zat-zat kimia dan biologi, juga dibutuhkan
sebagai nutrisi bagi mikroba Hermawan dkk., 2007.
Universitas Sumatera Utara
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500 6000
6500 7000
10 20
30 40
50 60
M -Alk
a lin
it y
m g
L
Waktu Fermentasi hari
DNa MNa
HRT 6 HARI
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
5500 6000
6500 7000
10 20
30 40
50 60
M -Alk
a lin
it y
m g
L
Waktu Fermentasi hari
DNa MNa
HRT 6 HARI
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 memperlihatkan pengaruh penghentian NaHCO
3
terhadap M- alkalinity dengan sistem recycle, menunjukan nilai alkalinitas tertinggi terjadi pada
awal proses, yaitu pada hari pertama HRT 6 hari, ini disebabkan karena masih adanya suplai penambahan bikarbonat. Selanjutnya nilai alkalinitas mengalami penurunan,
mengindikasikan natrium bikarbonat telah berkurang didalam fermentor, sehingga mikroba didalam fermentor tidak dapat bekerja dengan baik seperti di awal proses.
Nilai alkalinitas rata-rata menggunakan NaHCO
3
yang dihasilkan cukup baik, sebelum HRT 6 hari maupun sesudah HRT 6 hari tercapai. Terdapat perbedaan yang
signifikan antara penggunaan NaHCO
3
dan penghentian NaHCO
3
, tetapi pada dasarnya, pada penghentian NaHCO
3
membuktikan, mikroba di dalam fermentor tidak sepenuhnya mati, walaupun nilai alkalinitas yang dihasilkan tidak setinggi
dengan menggunakan NaHCO
3
. Pada Gambar 4.4 nilai alkalinitas sistem non-recycle dengan penghentian
NaHCO
3
terjadi penumpukan bikarbonat didalam fermentor, karena tidak adanya sistem recycle, diprediksi NaHCO
3
tersebut menjadi racun bagi bakteri sehingga menurunkan kinerja dalam perombakan senyawa-senyawa organik. Sementara itu
pada sistem non-recycle menggunakan NaHCO
3
, nilai rata-rata alkalinitas yang dihasilkan yaitu 4500 mgL. Untuk dapat mempertahankan kondisi pH pada range
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme agar dapat hidup, maka alkalinitas perlu dijaga dengan menambahkan bikarbonat Appels, dkk. 2008. Berdasarkan teori tersebut,
penambahan NaHCO
3
dapat meningkatkan nilai alkalinitas. Pada fermentasi anaerobik, kadar alkalinitas yang diperbolehkan adalah diantara 2000 mgL hingga
Universitas Sumatera Utara
6.50 6.75
7.00 7.25
7.50 7.75
8.00
37 38
39 40
41 42
43
p H
Waktu Fermentasi hari
DNa MNa
Universitas Sumatera Utara
6.50 6.75
7.00 7.25
7.50 7.75
8.00
37 38
39 40
41 42
43
p H
Waktu Fermentasi hari
DNa MNa
Universitas Sumatera Utara
10 20
30 40
50 60
70 80
10 20
30 40
50 60
Waktu Fermentasi hari
DNa MNa
L a
ju De
k o
m p
o si
si T
S
HRT 6 HARI
Universitas Sumatera Utara
10 20
30 40
50 60
70 80
10 20
30 40
50 60
Waktu Fermentasi hari
DNa MNa
L a
ju De
k o
m p
o si
si T
S
HRT 6 HARI
Universitas Sumatera Utara
menggunakan NaHCO
3
nilai TS menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan dihentikan penambahan NaHCO
3
. Pada Gambar 4.8 untuk sistem non-recycle, nilai TS yang dihasilkan dari ke 2 grafik pada dasarnya memiliki trend yang hampir sama,
dari hasil penelitian yang dilakukan nilai TS dengan penghentian NaHCO
3
lebih tinggi dibanding menggunakan NaHCO
3
. Hal ini diprediksi karena terjadi penumpukan NaHCO
3
di fermentor pada percobaan menggunakan NaHCO
3
, dan tidak ada sistem recycle sehingga menurunkan kinerja mikroba. Tetapi pada saat
HRT 6 hari tercapai, nilai TS dengan dihentikan NaHCO
3
turun drastis, disebabkan penambahan NaHCO
3
dihentikan, kemudian nilai TS kembali stabil pada hari ke 20. Dari percobaan yang dilakukan didapat nilai rata-rata untuk laju dekomposisi
TS dihentikan penambahan NaHCO
3
dengan sistem recycle adalah 40,
sedangkan menggunakan NaHCO
3
adalah 45. Dengan dihentikan penambahan NaHCO
3
sistem non-recycle berkisar 43, sedangkan menggunakan NaHCO
3
adalah 42. Dari hasil penelitian diatas penggunaan NaHCO
3
lebih baik diberikan sesuai kebutuhan dan tidak diberikan secara terus menerus.
4.6. Pengaruh Penghentian NaHCO