asam lemah, jika gas juga lembap itu kerusakan sel bahan bakar alkali
H
2
S 0,005-0,5 mgSm
3
Korosif pada agregat dan pipa korosi; timbul emisi SO
2
setelah pembakaran H
2
S jika pembakaran tidak sempurna; keracunan katalis
NH
3
0-1 volume Emisi NOx setelah pembakaran; berbahaya untuk
sel bahan bakar; meningkatkan anti-ketuk sifat motor
Uap air 1-5 volume
Berkontribusi terhadap korosi dalam agregat dan pipa; kondensat akan menyebabkan kerusakan
instrumen dan agregat; dapat menyebabkan pipa dan ventilasi membeku pada suhu beku
Debu 5 mikrometer
Ventilasi tersumbat dan kerusakan
sel bahan bakar
N
2
0-5 volume Mengurangi nilai bahan bakar dan meningkatkan
sifat anti –ketuk motor
Siloxane 0-50 mgm
3
Hanya dalam bentuk limbah dan gas TPA dari kosmetik, cuci bubuk, tinta cetak dll, bertindak
sebagai media grinding kuarsa dan kerusakan motor
Gerhard, 2008
2.6. Natrium Bikarbonat NaHCO
3
Natrium bikarbonat atau hidrogen karbonat atau asam karbonat dengan rumus kimia NaHCO
3
, adalah bahan kimia berbentuk kristal putih yang larut dalam air, yang banyak dipergunakan di dalam industri makananbiskuit sebagai baking powder,
pengolahan kulit, farmasi, tekstil, kosmetika, pembuatan pasta gigi, pembuatan permen candy dan industri pembuatan batik. NaHCO
3
sangat banyak digunakan dalam skala industri, disamping murah, NaHCO
3
ramah lingkungan, sehingga
Universitas Sumatera Utara
industri kelapa sawit juga bisa menggunakan NaHCO
3
untuk meningkatkan alkalinitas. Pada skala industri, natrium bikarbonat dapat diproduksi melalui reaksi
antara natrium karbonat, air dan gas karbon dioksida: Na
2
CO
3
+ H
2
O + CO
2
2NaHCO
3
Selain itu, natrium bikarbonat dapat pula dihasilkan dari reaksi antara natrium klorida NaCl, ammonia NH
3
dan karbon dioksida CO
2
. Seperti halnya syarat ketiadaan oksigen dan jangkauan temperatur yang sempit, bakteri metanogen juga
hanya dapat berkembang dengan baik pada jangkauan pH yang sempit, antara 6,5 hingga 8. Setelah bakteri pembentuk asam menghasilkan asam, metanogen akan
menggunakan asam tersebut dan mempertahankan pH pada tingkat netral. Akan tetapi perlu diingat bahwa laju reaksi yang melibatkan bakteri pembentuk asam lebih tinggi
dibandingkan dengan laju reaksi yang melibatkan bakteri metanogen. Untuk itu, populasi metanogen harus diusahakan dan dipertahankan lebih besar. Selain itu,
peningkatan pH dengan penambahan baking soda NaHCO
3
juga dapat dilakukan untuk meningkatkan alkalinitas atau kapasitas buffering dari larutan fermentasi
Direktori Artikel Aneka Ilmu Pengetahuan, 2008.
2.7. Pengaruh Sistem Recycle Terhadap Proses Pengolahan POME
Laju dekomposisi COD yang tinggi dapat menghasilkan biogas yang lebih banyak. Dari penelitian yang pernah dilakukan diketahui bahwa untuk meningkatkan
laju dekomposisi COD dapat dilakukan dengan meningkatkan Sludge Retention Time
Universitas Sumatera Utara
SRT dengan mengembalikan lumpur dari digester ke reaktor. Oleh karena itu pengaruh dari fermentasi POME dengan sistem recycle sludge diharapkan dapat
meningkatkan laju dekomposisi COD di atas 80. Konversi Volatile Solid menjadi gas adalah fungsi dari SRT. Pada fermentasi POME dengan digester anaerobik
berpengaduk HRT sama dengan SRT tetapi pada kondisi fermentasi dengan recycle HRT tidak sama dengan SRT. SRT yang lama akan meningkatkan laju dekomposisi
VS pula Burke, 2001. Selain parameter-parameter yang mengukur efisiensi suatu proses anaerob dari segi kualitas dan kuantitas biogas yang dihasilkan, parameter
yang menjadi indikator kualitas cairan fermentasi yang dikeluarkan atau discharged sluury juga sangat penting dan harus memperhatikan baku mutu limbah buangan
industri yang berlaku. Parameter yang paling sering digunakan dalam hal ini adalah COD chemical oxygen demand, yakni ukuran tak langsung dari jumlah senyawa
organik, baik yang dapat terbiodegradasi maupun yang tidak dapat terbiodegradasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN