Dicabut untuk kepentingan umum Diterlantarkan

4. Dicabut untuk kepentingan umum

Aspek hukum berakhirnya Hak Guna Usaha karena pencabutan hak atas tanah demi kepentingan umum, pada prinsipnya sama dengan berakhirnya Hak Milik karena pencabutan hak. Pasal 18 UUPA menyatakan “Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak- hak atas tanah yang dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur dengan undang-undang”. Pasal 18 tersebut pada intinya ingin mengatakan bahwa pencabutan hak hanya dapat dilakukan karena alasan kepentingan umum bukan karena kesalahan si empunya hak, dan kepada pemegang hak diberikan ganti kerugian yang layak sebagai penghargaan terhadap hak atas tanah tersebut serta sebagai upaya menjunjung tinggi hak asasi manusia, serta tata cara pencabutan hak itu termasuk upaya sepihak tanpa persetujuan si empunya hak untuk membatasi atau meniadakan hak, yang hal itu hanya bisa dilakukan atas dasar undang-undang. Undang-undang yang dimaksud adalah Undang-undang Nomor 20 tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda yang Ada Di Atasnya beserta peraturan pelaksanaannya . pada Seminar Nasional “Studi Kebijaksanaan Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 1997”, diselenggarakan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta, tanggal 7-8 Maret 1997, hal. 3. Universitas Sumatera Utara

5. Diterlantarkan

Penjelasan Pasal 27 UUPA menyebutkan bahwa “tanah diterlantarkan” 131 kalau dengan sengaja tidak dipergunakan sesuai dengan keadaannya atau sifat dan tujuan daripada haknya. Hapusnya Hak Guna Usaha karena diterlantarkan ini masih perlu mendapat pengaturan lebih lanjut, hal ini dikarenakan Pasal 27 UUPA sendiri tidak mencantumkan bahwa hapusnya hak tersebut karena diterlantarkan terjadi karena hukum. 132 Pada Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 dinyatakan bahwa tanah Hak Guna Usaha dapat dinyatakan sebagai tanah terlantar apabila tanah tersebut dengan sengaja tidak dipergunakan oleh pemegang haknya sesuai dengan keadaan atau sifat dan tujuan haknya atau tidak dipelihara dengan baik. Ketentuan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 ini melengkapi definisi yang dibuat penjelasan Pasal 27 UUPA dengan menambahkan “tidak dipelihara dengan baik” sebagai indikator dari tanah terlantar. Pemeliharaan yang baik yang dimaksud dalam hal ini antara lain adalah kelayakan usaha berdasarkan kriteria yang dikeluarkan instansi teknis. 133

6. Tanahnya musnah