Menggunakan Section Modulus Menentukan Besar Beban Terpusat Pada Sambungan Kayu

IV.2.1 Menggunakan Section Modulus

Pada pengujian sambungan kayu ini section modulus yang paling berpengaruh adalah terhadap penyambung, sehingga : S = 16 b.h 2      6 2 2 h x b x     3 54 . 2 3 54 . 2 1 2 x x x  = 49.1612 cm³

IV.2.2 Menentukan Besar Beban Terpusat Pada Sambungan Kayu

Gambar IV.8 Sambungan Ditengah Bentang P 300 cm 150 cm 150 cm M max = 1 4 PL Universitas Sumatera Utara Dari hasil perhitungan elastisitas diperoleh : Kode mutu kayu E10 Tegangan lentur 33.381 MPa Kayu tanpa cacat dengan nilai rasio tahanan 1 Kadar air 25.782 Temperatur 38°C Maka tegangan lentur izin = Fb = 33.381 MPa x 0.85 x 1 x 1 = 28.374 MPa = 283.74 kgcm Universitas Sumatera Utara Perencanaan Komponen Struktur Lentur Komponen struktur lentur direncanakan sebagai berikut: Mu ≤ λ θb M’ Mu ≤ λ θb Fb. S Mu ≤ 0,6.0,85.283.74 kgcm².49.1612 cm³ Mu ≤ 7113.961 Kg cm Mu = ¼ Pu.L Pu = 4 MuL Pu = 300 961 . 7113 . 4 Pu = 142,279 Kg Vu ≤ λ θb M’ Mu ≤ λ θv 23 Fv.b.h Vu ≤ 0,6. 0,75 23 4.9.2.2.54 4.2,54 Vu ≤ 48.44 Kg Universitas Sumatera Utara IV.2.3 Perhitungan Kuat Lentur yang Diizinkan pada Kayu Dengan Kayu Sebagai Penyambung Berdasarkan PKKI NI-5-2002 Pada perhitungan ini,kayu disambung dengan pelat kayu sebagai penyambung dan baut sebagai alat sambung. Gambar IV.9 : Sambungan Dengan Pelat Kayu Sebagai Penyambung Direncanakan menggunakan baut 38 inchi 0.9525 cm dengan kuat lentur baut Fyb 320Nmm². Perencanaan baut 6 baut: Penempatan Alat Sambung Baut 3 2 PELAT KAYU 75 m m 60 m m 60 m m 60 m m 60 m m 60 m m 75 m m 38,1 m m 38,1 m m Universitas Sumatera Utara M = Mu + 12 . D Z1.Z2 M = 7113.961 + ½. 48.44Kg.22.5cm M = 7386,436 Kg cm ฀ x 2 +y 2 = ฀ 14.063+5.063+68.063 = 87.189 cm 2 Kx =   . 2 2 y x y M = 189 . 87 . 436 , 7386 = 0Kg Ky =   . 2 2 y x y M = 189 . 87 25 . 8 . 436 , 7386 = 698.92 Kg Ky’ = Dn = 48.443 = 16,1467 kg R bc = 2 2 Ky Ky Kx   R bc = 2 1467 . 16 92 . 698   o R bc = 715.067 Kg 82,5 mm 1 2 3 z y x Universitas Sumatera Utara Perhitungan tahanan lateral acuan F em = F es = 212 G 45 . 1 D 5 .  = 26.686 Nmm² → Re=1.00 Tabel IV.10 Tahanan lateral acuan satu baut pada sambungan dua irisan yang menyambung tiga komponen Moda Kelelehan Tahanan Lateral Z Im Z =  K F Dt em m 83 , 25 . 1 686 . 26 8 . 50 525 . 9 83 . x x x  = 8573.936 N Is Z =  K F Dt s e s 66 , 1 Z = 25 . 1 686 , 26 . 4 , 25 . 525 , 9 . 66 , 1 = 8573.94 N IIIs Z =  K R F Dt k e m e s 2 08 , 2 4  Z = 25 , 1 1 2 686 , 26 . 4 , 25 . 525 , 9 . 715 , 1 . 08 , 2  = 6341,555 N IV Z =      K D 2 08 , 2 1 3 2 e yb em R F F  Z =       25 , 1 525 , 9 . 08 , 2 1 1 3 320 . 686 , 26 . 2  = 8054.5 N Universitas Sumatera Utara Dari beberapa moda kelelahan di atas,maka kita ambil moda kelelahan paling minimum,yaitu moda kelelahan ketiga, Z min = 6341.555 kg Perhitungan Tahanan Koreksi Sambungan Baut Perencanaan menggunakan 6 buah baut. b= 450 mm a opt = 4 D = 4.9,525=38.1mm,ambil a=75 mm s opt = 4 D = 4.9,525=38.1mm,ambil s=50 mm 1 Faktor aksi kelompok - Kayu utama 50.876.2,maka EA = 11000x50.8x76.2= 42,58x10 6 N - Kayu sekunder 25.476.2,maka EA = 11000x25.4x76.2x2= 42,58x10 6 N γ = 0.246xD 5 . 1 = 7231 Nmm² µ = 1 + γ 2 s            S m EA EA 1 1 = 1.0082 m= µ - 1 2  u = 0,9176 R EA = 1 a 1 = a 2 = 2,935 Cg = 16 2,935+2,935 = 0.9745 2 Faktor aksi geometrik a = 75 mm Universitas Sumatera Utara s = 50 mm maka C ∆ = 1 Sehingga, Zu = θ.λ.Cg. C∆.Zmin Zu = 0.65x0.6x0,9745x1x3x6341,555 N= 7226.71 N= 722.671 Kg Syarat, R bc Z’min 715.067 Kg 722.671 Kg Universitas Sumatera Utara IV.2.4 Perhitungan Kuat Lentur yang Diizinkan pada Kayu Dengan Baja Sebagai Penyambung Berdasarkan PKKI NI-5-2002 Pada perhitungan ini,kayu disambung dengan pelat baja sebagai penyambung dan baut sebagai alat sambung. Gambar IV.10: Sambungan Dengan Pelat Baja Sebagai Penyambung Direncanakan menggunakan baut 38 inchi 0.9525 cm,dengan kuat lentur baut Fyb 320Nmm². Perencanaan baut 6 baut: Penempatan Alat Sambung Baut 3 2 PELAT BAJA 75 m m 60 m m 60 m m 60 m m 60 m m 60 m m 75 m m 38,1 m m 38,1 m m Universitas Sumatera Utara M = Mu + 12 . D Z1.Z2 M = 7113.961 + ½. 48,44Kg x 22,5cm M = 7386,436 Kg cm ฀ x 2 +y 2 = ฀ 14.063+5.063+68.063 = 87.189 cm 2 Kx =   . 2 2 y x y M = 189 . 87 . 436 , 7386 = 0Kg Ky =   . 2 2 y x y M = 189 . 87 25 . 8 . 436 , 7386 = 698.92 Kg Ky’ = Dn = 48.443 = 16,1467 kg R = 2 2 Ky Ky Kx   R = 2 1467 . 16 92 . 698   o 82,5 mm 1 2 3 z y x Universitas Sumatera Utara R = 715.067 Kg Perhitungan tahanan lateral acuan F em = F es = 212 G 45 . 1 D 5 .  = 26.686 Nmm² → Re=1.00 Rumus ts baja ditentukan dengan membandingkan kuat lentur kayu Fb dengan tegangan leleh baja Fy baja. ts baja = 2400 81 . 333 5 . 24 = 3.42 mm, ambil ts baja 4 mm. Maka, ts kayu = 81 . 331 2400 4 = 28.93 mm Universitas Sumatera Utara Tabel IV.11 Tahanan lateral acuan satu baut pada sambungan dua irisan yang menyambung tiga komponen Moda Kelelehan Tahanan Lateral Z Im Z =  K F Dt em m 83 , 25 . 1 686 . 26 8 . 50 525 . 9 83 . x x x  = 8573.936 N IIIs Z =  K R F Dt k e m e s 2 08 , 2 4  Z = 25 , 1 1 2 686 , 26 . 93 , 28 . 525 , 9 . 568 , 1 . 08 , 2  = 7994,385 N Dari beberapa moda kelelahan di atas,maka kita ambil moda kelelahan paling minimum,yaitu moda kelelahan ketiga, Z min = 7994,385 N Perhitungan Tahanan Koreksi Sambungan Baut Perencanaan menggunakan 6 buah baut. b = 450 mm a opt = 4 D = 4.9,525=38.1 mm,ambil a=75 mm s opt = 4 D = 4.9,525=38.1 mm,ambil a=50 mm Universitas Sumatera Utara 1 Faktor aksi kelompok - Kayu utama 50.876.2,maka EA = 11000x50.8x76.2=42,58x10 6 N - Kayu sekunder 28.93 76.2,maka EA = 11000x28,93x76.2x2=48,49x10 6 N γ = 0.369 x D 5 . 1 = 10847 Nmm² µ = 1 + γ 2 s            S m EA EA 1 1 = 1.002 m= µ - 1 2  u = 0,939 R EA = 0,878 a 1 = a 2 = 2,8676 Cg = 16a 1 + a 2 =16 2,8676+2,8676 = 0.956 2 Faktor aksi geometrik a = 75 mm s = 50mm maka C ∆ = 1 Sehingga, Zu = θ.λ.Cg. C∆.Zmin Zu = 0.65x0.6x0,956x1x3x7994,385 N = 8941.879 N=894.188 Kg Universitas Sumatera Utara Syarat, R Z’min 715.067 Kg 894.188 Kg Universitas Sumatera Utara Maka secara teoritis didapatkan bahwa dengan menggunakan penyambung pelat baja akan lebih kuat dari penyambung kayu,yaitu sebesar: n = Z bjZ kayu =894.188 Kg 722.671 Kg = 1.24 Jika dipersenkan yaitu sebesar 24 . Penelitian akan dinyatakan aman jika kuat lentur pada perhitungan teoritis lebih besar daripada hasil eksperimental. Universitas Sumatera Utara Perhitungan tahanan lateral acuan F em = F es = 212 G 45 . 1 D 5 .  = 26.686 Nmm² → Re=1.00 Rumus ts baja ditentukan dengan membandingkan kuat lentur kayu Fb dengan tegangan leleh baja Fy baja. ts baja = 210000 11000 5 . 24 = 1.28 mm, ambil ts baja 2 mm. Maka, ts kayu = 11000 210000 2 = 38.18 mm. Tabel IV.9 Tahanan lateral acuan satu baut pada sambungan dua irisan yang menyambung tiga komponen Moda Kelelehan Tahanan Lateral Z Im Z =  K F Dt em m 83 , 25 . 1 686 . 26 8 . 50 525 . 9 83 . x x x  = 8573.936 N IIIs Z =  K R F Dt k e m e s 2 08 , 2 4  Z = 25 , 1 1 2 686 , 26 . 18 . 38 . 525 , 9 . 568 , 1 . 08 , 2  = 8440.39 N Universitas Sumatera Utara Dari beberapa moda kelelahan di atas,maka kita ambil moda kelelahan paling minimum,yaitu moda kelelahan ketiga, Z min = 8440,39 N. Perhitungan Tahanan Koreksi Sambungan Baut Perencanaan menggunakan 6 buah baut. b = 450 mm a opt = 4 D = 4.9,525=38.1 mm,ambil a=75 mm s opt = 4 D = 4.9,525=38.1 mm,ambil a=50 mm 1 Faktor aksi kelompok - Kayu utama 50.876.2,maka EA = 11000x50.8x76.2=42,58x10 6 N - Kayu sekunder 28.93 76.2,maka EA = 11000x28,93x76.2x2=48,49x10 6 N γ = 0.369 x D 5 . 1 = 10847 Nmm² µ = 1 + γ 2 s            S m EA EA 1 1 = 1.002 m= µ - 1 2  u = 0,939 R EA = 0,878 a 1 = a 2 = 7,987 Cg = 16a 1 + a 2 =16 7.987+7.987 = 0.956 2 Faktor aksi geometrik a = 75 mm Universitas Sumatera Utara s = 50mm maka C ∆ = 1 Sehingga, Zu = θ.λ.Cg. C∆.Zmin Zu = 0.65x0.6x0,956x1x3x8440,39 N = 9440.745 N= 944.075 Kg Syarat, R Z’min 715.067 Kg 944.07 Universitas Sumatera Utara

IV.3 Hasil Eksperimen Sambungan Baut Memikul Momen dan Gaya Lintang di Laboratorium