Untuk kayu , sebaiknya ukuran sampel tidak kurang dari ukuran dari 7.5 cm x 5 cm x 2.5 cm, tetapi bila ukuran sampel kurang dari tersebut, maka cara  yang digunakan
untuk  mendapatkan  volume  adalah  dengan  metode  pencelupan.  Pada  metode  ini penggunaan  pan  berisi  air  yang  diletakkan  pada  timbangan  ayun.  Kemudian  timbangan
diseimbangkan dengan meletakkan pemberat pada sisi  lainnya. Sampel lalu dimasukkan kedalam pan dan dibenamkan kedalam air . Diatur agar air tidak keluar dari dalam pan ,
dan diatur juga agar sampel tidak menyentuh sisi – sisi samping dan bawah pan dengan memasang  jarum  sebagai  kaki  –  kaki    sampel  .  Seimbangkan  timbangan  dengan
menambah pemberat pada sisi  lain . Berat pemberat  yang ditambahkan untuk mencapai keseimbangan  dalam Gr  adalah sama dengan nilai volume sampel  dalam cm
3
. Karena  kayu  sebagai  material  dengan  daya  serap  yang  tinggi,  maka  diperlukan
bahan  lain  untuk  melapisi  sampel  sehingga  air  tidak  ada  yang  masuk  ke  dalam  kayu. Bahan  tersebut  haruslah  bahan  yang  tipis,  kedap  air,  serta  memiliki  berat  yang  sangat
kecil.  Parafin  merupakan  bahan  yang  sesuai.  Sebelum  sampel  dimasukkan  kedalam  air, terlebih  dahulu  sampel  dimasukkan  kedalam  cairan  parafin  yang  mendidih  sampai
keseluruhan  permukaan  sampel  ditutupi  parafin  .  Kelebihan  parafin  pada  permukaan yang dihaluskan dan diratakan sehingga permukaan parafin tidak terlalu tebal .
Berat  jenis  juga  didefenisikan  berat  jenis  relatif  benda  tersebut  terhadap  berat jenis standard , dalam hal ini berat jenis air dalam gr  cm
3
. Air dipakai sebagai bahan standard  karena  berat  1  cm
3
adalah  1  gr.  Dapatlah  dikatakan  bahwa  berat  jenis  suatu benda adalah berat benda tersebut relatif terhadap berat jenis standard yaitu air .
11.2.1.2 Kadar Air   Kadar Lengas  Kayu
Kayu sebagai bahan bangunan dapat mengikat air dan juga dapat melepaskan air yang  dikandungnya.  Keadaan  seperti  ini  tergantung  pada  kelembaban  suhu  udara
disekelilingnya dimana kayu itu berada .
Universitas Sumatera Utara
Kayu mempunyai sifat peka terhadap kelembaban. Karena pengaruh kadar airnya menyebabkan mengembang dan menyusutnya kayu serta mempengaruhi pula sifat – sifat
fisik  dan  mekanis  kayu.  Kadar  air  sangat  besar  pengaruhnya  terhadap  kekuatan  kayu, terutama daya  pikulnya  terhadap tegangan  desak  sejajar  arah  serat  dan  juga  tegak  lurus
arah serat kayu . Sel –  sel  kayu  mengandung  air  ,  yang  sebagian  merupakan  bebas  yang  mengisi
dinding  sel  .  Apabila  kayu  mengering  ,  air  bebas  keluar  dahulu  dan  saat  air  bebas  itu
habis  keadaannya  disebut  titik  jenuh  serat    Fiber  Saturation  Point    .  Kadar  air  pada
saat  itu  kira  –  kira  25    -  30    .  Apabila  kayu  mengering  dibawah  titik  jenuh  serat  , dinding  sel  menjadi  semakin  padat  sehingga  mengakibatkan  serat  –  seratnya  menjadi
kokoh  dan  kuat  .  Maka  dapat  diambil  suatu  kesimpulan  bahwa  turunnya  kadar  air mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu .
Pada umumnya    kayu  –  kayu  di  Indonesia  yang  kering  udara  mempunyai  kadar air  kadar lengas  antara 12  - 18  , atau rata – rata adalah 15  .
II.2.1.3 Pengerutan Dan Pengembangan Kayu
Pengerutan  dan  pengembangan  kayu  dimaksudkan  adalah  suatu  keadaan perubahan  bentuk  pada  kayu  yang  disebabkan  oleh  tegangan-tegangan  dalam,  sebagai
akibat  dari  berkurangnya  atau  bertambahnya  kadar  air  kayu.  Pengerutan  terjadi  karena dinding-dinding  maupun  isi  sel  kehilangan  sebagian  besar  kadar  airnya,  ini  juga  terjadi
pada  serat-seratnya.  Begitu  pula  sebaliknya.  Besarnya  pengerutan  maupun pengembangan pada berbagai jenis kayu dan arah kayu adalah tidak sama.
T =    Pengerutan kayu arah tangensial ± 7  - 10
R =    Pengerutan kayu arah radial ± 5
A    =  Pengerutan kayu arah aksial longitudinal ± 0.1  sangat kecil, dapat diabaikan
Universitas Sumatera Utara
Pengerutan  kayu  dalam  arah  lingkaran-lingkaran  pertumbuhan  tangensial lebih besar daripada arah radial, karena dapat ditemui bahwa di sebelah luar batang, sel-
selnya masih muda dan banyak mengandung kadar air. Pada  pengeringan  batang  kayu  glondong,  keliling  mengerut  hampir  dua  kali
jari-jari  yaitu  sebanyak  garis  tengah,  sehingga  terjadi  rengat-rengat  pengeringan.  Jika pada  batang  yang  belum  dikeringkan  basah  digergaji  menjadi  papan  atau  balok  akan
melipat atau melentur. Secara  teoritis,  besarnya  pengerutan  berbanding  lurus  dengan  banyaknya  air
yang  keluar  setelah  dikeringkan.  Contohnya,  bila  suatu  batang  kayu  mempunyai  lebar asal  pada  arah  tangensial,  pada  kadar  air  20    adalah  26  cm.  Setelah  dikeringkan
lebarnya menjadi 24 cm, maka pengerutan kayu arah tangensial dalam persen  adalah =
33 .
8 100
26 24
26 
 x
II.2.2 Sifat Mekanis