Tahanan Lateral Acuan Dua Irisan Tahan Lateral Terkoreksi

3 k = - 1 + 2 2 3 2 2 1 2 s em e by e e t F D R F R R    ………………….. 2.7

II.6.9.2 Tahanan Lateral Acuan Dua Irisan

Tahanan lateral dua irisan pada sambungan baut berbeda dengan tahanan lateral acuan dua irisan pada sambungan paku yang hanya mengalikan dengan dua nilai tahanan lateral acuan satu irisan yang terkecilnya. Pada sambungan baut tahanan lateral acuan dua irisan dihitung sesuai dengan rumus – rumus yang telah ditentukan pada PKKI NI – 5 2002 yaitu sebagai berikut : Tabel II.7 Tahanan lateral acuan satu baut pada sambungan dua irisan yang menyambung tiga komponen Moda Kelelehan Tahanan Lateral Z Im Z =  K F Dt em m 83 , Is Z =  K F Dt s e s 66 , 1 IIIs Z =  K R F Dt k e m e s 2 08 , 2 4  IV Z =      K D 2 08 , 2 1 3 2 e yb em R F F  Catatan : Universitas Sumatera Utara 4 k = - 1 + 2 2 3 2 1 2 s em e by e e t F D R F R R    …………….. 2.8 t R = s m t t ..................... 2.9 e R = es em F F ..................... 2.10  K = 1 + θ 360º ..................... 2.11 Dimana Fem dan Fes adalah kuat tumpu kayu utama dan kuat tumpu kayu samping. Untuk sudut sejajar serat dan tegak lurus serat, nilai kuat tumpu kayu adalah Fe = 77,25G dan Fe.

II.6.9.3 Tahan Lateral Terkoreksi

Tahanan lateral terkoreksi Z’ dihitung dengan mengalikan tahanan lateral acuan yang terkecil dengan faktor – faktor koreksi. Beberapa faktor koreksi pada sambungan baut adalah :

1. Faktor geometri

Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktor geometri sambungan C Δ , dimana CΔ dalah nilai terkecil dari faktor – faktor geometri yang dipersyaratkan untuk jarak ujung atau spasi dalam baris alat pengencang. Jarak ujung. bBila jarak ujung yang diukur dari pusat alat pengencang a lebih besar atau sama dengan aopt pada tabel 14 maka CΔ = 10. Bila aopt 2 ≤ a aopt, maka CΔ = a aopt. Spasi dalam baris alat pengencang. Bila Spasi dalam baris alat pengencang s lebih besar atau sama dengan sopt maka CΔ = 1,. Jika 3D ≤ s sopt, maka CΔ = s sopt .

2. Faktor aksi kelompok

Universitas Sumatera Utara Faktor – faktor yang mempengaruhi faktor aksi kelompok Cg adalah kemiringan kurva beban dan sesaran baut, jumlah baut, spasi alat sambung dalam satu baris. Nilai faktor aksi kelompok dapat dihitung dengan persamaan berikut. Cg =   r n i i f a n 1 1 Dimana : ai =                        m R m m m R m m EA n n EA n i i i 1 1 1 1 1 1 2 2 m = u- 1 2  u u = 1+ γ          s m EA EA s 1 1 2 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Persiapan Penelitian Kayu yang dianbil adalah kayu Durian dengan ukuran 2 X 3 inchi 2 dengan panjang bentang bersih 4.80 meter. Kayu tersebut akan diteliti sifat-sifat mekanis dan sifat fisisnya sehingga diperoleh karakteristik yang diperlukan untuk pengujian nantinya. Kayu batangan tersebut dibiarkan kering udara sampai mencapai kadar air 15 untuk selanjutnya diambil pengujian sesuai dengan masing-masing jenis pengujian karakteristik. III.2 Pelaksanaan Pengujian Pengujian dan pemeriksaan yang akan dilakukan pada kayu tersebut mengacu kepada metode pengujian di Inggris BS 373 1957 “Metode Pengujian Contoh Kecil Kayu” Sumber : Desch, Ernst Harold; Timber : its structure, properties, and utilization . Pengujian tersebut meliputi : 1.Pengujian physical properties kayu meliputi : a. Pemeriksaan kadar air b. Pemeriksaan berat jenis Universitas Sumatera Utara