Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Mekanis Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Visual

Gambar II.8 Tegangan tekan dan tegangan tarik Tegangan yang bekerja : A P tr tk tr tk   …………………………. 2.1 Dimana : σ tr tk = Tegangan tekantarik yang terjadi kgcm² P tr tk = Beban tekan tarik yang terjadi kg A = Luas penampang yang menerima beban cm² Secara teoritis, semakin ringan kayu maka semakin kurang kekuatannya, demikian juga sebaliknya. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kayu-kayu yang berat sekali juga kuat sekali. Kekuatan, kekerasan dan sifat teknik lainnya adalah berbanding lurus dengan berat jenisnya. Tentunya hal ini tidak terlalu sesuai, karena susunan dari kayu tidak selalu sama.

II.3.1 Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Mekanis

Pemilihan secara mekanis untuk mendapatkan modulus elastisitas lentur harus dilakukan dengan mengikuti standar pemilahan mekanis yang baku. Berdasarkan T e k a n a n T e g . T e k a n T a r i k a n T e g . T a r i k Universitas Sumatera Utara modulus elastis lentur yang diperoleh secara mekanis, kuat acuan lainnya dapat diambil mengikuti tabel II.1. Kuat acuan yang berbeda dengan Tabel II.1 dapat digunakan apabila ada pembuktian secara eksperimental yang mengikuti standar-standar eksperimen yang baku. Tabel II.1 Nilai Kuat Acuan MPa Berdasarkan Atas Pemilahan Secara Mekanis pada Kadar Air 15 Berdasarkan PKKI NI - 5 2002 Kode Mutu E w F b F t F c F v F c ┴ E26 E25 E24 E23 E22 E21 E20 E19 E18 E17 E16 E15 E14 E13 E12 E11 E10 25000 24000 23000 22000 21000 20000 19000 18000 17000 16000 15000 14000 13000 14000 13000 12000 11000 66 62 59 56 54 56 47 44 42 38 35 32 30 27 23 20 18 60 58 56 53 50 47 44 42 39 36 33 31 28 25 22 19 17 46 45 45 43 41 40 39 37 35 34 33 31 30 28 27 25 24 6,6 6,5 6,4 6,2 6,1 5,9 5,8 5,6 5,4 5,4 5,2 5,1 4,9 4,8 4,6 4,5 4,3 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 11 10 9 Dimana : E w = Modulus elastis lentur F b = Kuat lentur F t = Kuat tarik sejajar serat F c = Kuat tekan sejajar serat F v = Kuat Geser F c ┴ = Kuat tekan tegak lurus

II.3.2 Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Visual

Pemilahan secara visual harus mengikuti standar pemilahan secara visual yang baku. Apabila pemeriksaan visual dilakukan berdasarkan atas pengukuran berat jenis, maka Universitas Sumatera Utara kuat acuan untuk kayu berserat lurus tanpa cacat dapat dihitung dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : a. Kerapatan ρ pada kondisi basah berat dan volume diukur pada kondisi basah, tetapi kadar airnya lebih kecil dari 30 dihitung dengan mengikuti prosedur baku. Gunakan satuan kgm³ untuk ρ. b. Kadar air, m m 30, diukur dengan prosedur baku. c. Hitung berat jenis pada m G m dengan rumus : G m =  [1000 1 + m100] ……………………… 2.2 d. Hitung berat jenis dasar G b dengan rumus : G b = G m [1 + 0,265 a G m ] dengan a = 30 – m 30…………… 2.3 e. Hitung berat jenis pada kadar air 15 G 15 dengan rumus : G 15 = G b 1 – 0,133 G b …………………….... 2.4 f. Hitung estimasi kuat acuan, dengan modulus elastisitas lentur Ew = 16500 G 0.7 , dimana G : Berat jenis kayu pada kadar air 15 = G 15 . Untuk kayu dengan serat tidak lurus danatau mempunyai cacat kayu, estimasi nilai modulus elastis lentur acuan pada point f harus direduksi dengan mengikuti ketentuan pada SNI Standar Nasional Indonesia 03-3527-1994 UDC Universal Decimal Classification 691.11 tentang “Mutu Kayu Bangunan“ yaitu dengan mengalikan estimasi nilai modulus elastis lentur acuan dari Tabel II.1 tersebut dengan nilai rasio tahanan yang ada pada Tabel II.2 yang bergantung pada kelas mutu kayu . Kelas mutu kayu ditetapkan dengan mengacu pada Tabel II.3. Tabel II.2 Nilai Rasio Tahanan Universitas Sumatera Utara Kelas Mutu Nilai Rasio Tahanan A B C 0,80 0,63 0,50 Tabel II.3 : Cacat Maksimum untuk Setiap Kelas Mutu Kayu Macam Cacat Kelas Mutu A Kelas Mutu B Kelas Mutu C Mata kayu : Terletak di muka lebar Terletak di muka sempit Retak Pingul Arah serat Saluran Damar Gubal Lubang serangga Cacat lain lapuk, hati rapuh, retak melintang 16 lebar kayu 18 lebar kayu 15 tebal kayu 110 tebal atau lebar kayu 1:13 15 tebal kayu eksudasi tidak diperkenan Diperkenankan Diperkenankan asal terpencar dan ukuran dibatasai dan tidak ada tanda- tanda serangga hidup Tidak diperkenankan 14 lebar kayu 16 lebar kayu 16 tebal kayu 16 tebal atau lebar kayu 1:9 25 tebal kayu Diperkenankan Diperkenankan asal terpencar dan ukuran dibatasai dan tidak ada tanda- tanda serangga hidup Tidak diperkenankan 12 lebar kayu 14 lebar kayu 12 tebal kayu 14 tebal atau lebar kayu 1:6 12 tebal kayu Diperkenankan Diperkenankan asal terpencar dan ukuran dibatasai dan tidak ada tanda-tanda serangga hidup Tidak diperkenankan II.4 Sifat Bahan Baja Sifat baja yang terpenting dalam penggunaannya sebagai bahan konstruksi adalah kekuatannya yang tinggi, dibandingkan dengan kayu dan beton, serta sifat keliatannya, yaitu ukuran kemampuan suatu logam satu satuan volume untuk menyerap Universitas Sumatera Utara energi total baik elastis maupun inelastis sebelum patah. Selain itu baja juga mempunyai sifat homogenitas yang tinggi. Kekuatan baja tergantung kepada kadar karbon C dan mangan Mn yang dikandungnnya. Penambahan persentasi karbon meningkatkan tegangan leleh tetapi mengurangi daktalitas, sehingga sukar dilas. Baja dapat digolongkan atas empat kategori berdasarkan kadar karbonnya : 1. Baja dengan persentase kadar karbon rendah lebih kecil dari 0.15 2. Baja dengan persentase kadar karbon ringan 0.15-0.29 3. Baja dengan persentase kadar karbon sedang 0.30-0.59 4. Baja dengan persentase kadar karbon tinggi 0.60-1.70 Baja memiliki beberapa kelebihan sebagai bahan konstruksi, diantaranya: 1. Properties dari baja tidak berubah karena waktu, berbeda dengan beton yang tergantung pada waktu. 2. Baja mendekati perilaku seperti asumsi yang dibuat dalam perencanaan, karena mengikuti hukum Hooke, walaupun telah mencapai tegangan yang cukup tinggi, modulus elastilitasnya sama untuk tarik dan tekan. 4. Manfaat daktalitas baja pada saat mengalami pembebanan yang melebihi kekuatannya, baja tidak langsung hancur tetapi meregang sampai batas daktalitasnya sebelum runtuh. Selain baja memiliki beberapa kelebihan, baja juga mempunyai kekurangan, yaitu: 1. Baja mudah korosi karena berhubungan dengan air dan udara, oleh sebab itu harus di cat secara berkala. 2. Kekuatan dari baja berkurang tajam pada temperatur tinggi Universitas Sumatera Utara 3. Dibandingkan dengan kekuatannya kemampuan baja melawan tekut kecil 4. Nilai kekuatan akan berkurang jika dibebani secara berulangperiodik, hal ini biasa disebut dengan lelah atau fatigue.

II.5 Konstruksi Komposit

Komposit secara sederhana didefenisikan sebagai gabungan dari dua atau lebih bahan yang modulus elastisitasnya berbeda, sehingga bekerja sama memikul beban yang bekerja. Konstruksi komposit bisa merupakan perpaduan antara kayu dengan baja, kayu dengan beton, baja dengan beton dan lain-lain. Konstruksi komposit dibuat sedemikian rupa dengan memanfaatkan keunggulan dari masing-masing bahan, dari kedua jenis bahan yang berbeda tadi, terutama dalam kemampuannya memikul gaya tarik dan tekan. Universitas Sumatera Utara