- Posisi pompa tegak lurus dengan arah aliran.
- Jarak antara dua center line pompa minimum dua kali suction diameter.
- Semua pompa dalam keadaan runing.
- Bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus dengan
panjang minimal 10 x diameter pipa. -
Setiap pompa harus memiliki kapasitas kurang dari 15.000 gpm. -
Batas toleransi dasar pompa seharusnya sekitar 30 diameter pipa isap
5. Vane Passing Syndrome
Kerusakan akibat kavitasi jenis ini terjadi ketika diameter luar impeller lewat terlalu dekat dengan cutwater pompa. Kecepatan aliran fluida ini bertambah
tatkala alirannya melalui lintasan kecil tersebut, tekanan berkurang dan menyebabkan penguapan lokal. Gelembung udara yang terbentuk kemudian
pecah pada tempat yang memiliki tekanan yang lebih tinggi, sedikit diluar alur cutwater. Hal inilah yang menyebabkan kerusakan pada voluterumah
keong pompa. Untuk mencegah pergerakan poros yang berlebihan, beberapa pabrik pembuat memasang bulkhead rings pada suction eye. Pada sisi keluar
discharge, ring dapat dibuat untuk memperpanjang sisi keluar dari dinding discharge sampai selubung impeller.
Kavitasi dinyatakan dengan cavities atau lubang di dalam fluida yang kita pompa. Lubang ini juga dapat dijelaskan sebagai gelembung-gelembung, maka
kavitasi sebenarnya adalah pembentukan gelembung-gelembung dan pecahnya gelembung tersebut. Gelembung terbentuk tatkala cairan mendidih. Hati-hati
untuk menyatakan mendidih itu sama dengan air yang panas untuk disentuh, karena oksigen cair juga akan mendidih dan tak seorang pun menyatakan itu
panas. Dan pengaruh Kavitasi denhgan kinerja pompa sentrifugal adalah sebagai berikut:
1. Kapasitas Pompa Berkurang
-
Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil tempatspace, dan kita tidak bisa memompa cairan dan udara pada tempat
Universitas Sumatera Utara
dan waktu yang sama. Otomatis cairan yang diperlukan menjadi berkurang.
-
Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan akhirnya perlu priming tambahan cairan pada sisi isap
untuk menghilangkan udara. 2.
Tekanan Head kadang berkurang
Gelembung-gelembung tidak seperti cairan, ia bisa dikompresi compressible. Hasil kompresi ini yang menggantikan head, sehingga head
pompa sebenarnya menjadi berkurang. 3.
Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena mereka tidak bisa terbentuk pada tekanan tinggi.
Jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida akan berkurang. Ini artinya kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bertekanan rendah. Ini
akan menjadi masalah setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbatas, volute atau perubahan arah yang mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran
fluida pada penampang kecil antara ujung impeller dengan volute cut water. Semakin tinggi kapasitas pompa, kelihatannya semakin mungkin kavitasi
terjadi. Nilai Specific speed pump yang tinggi mempunyai bentuk impeller yang memungkinkan untuk beroperasi pada kapasitas yang tinggi dengan power yang
rendah dan kecil kemungkinan terjadi kavitasi. Hal ini biasanya dijumpai pada casing yang berbentuk pipa, dari pada casing yang berbentuk volute.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PERENCANAAN SPESIFIKASI POMPA
Dalam perancangan pompa untuk maksud tertentu, agar dalam pengoperasiannya pompa tersebut dapat beroperasi dengan baik dan benar seperti
yang diinginkan, terlebih dahulu harus diketahui jenis fluida yang akan dipompakan, kapasitas aliran dan head yang diperlukan untuk mengalirkan fluida
yang akan dipompakan. Selain itu agar pompa dapat bekerja tanpa kavitasi perlu diperhitungkan
berapa tekanan minimum yang harus tersedia pada sisi masuk pompa. Selanjutnya untuk menentukan penggerak mula yang akan digunakan,
terlebih dahulu harus dilakukan penyelidikan tentang sumber tenaga penggerak pada pompa tersebut dioperasikan.
Namun pada perancangan pompa pada sistem tenaga berdasarkan siklus organik renkine ini kita juga perlu menentukan cairan organik yang akan
digunakan sebagai cairan kerja.
3.1 Perhitungan Termodinamika Fluida Kerja Refrigerant R-123 .
Refrigerant R-123 atau HCFC-123 adalah pendingin yang dirancang untuk menggantikan R-11 untuk digunakan sebagai pendingin dimana tekanannya
rendah dan menyediakan effisiensi energi yang sangat baik. Refrigerant ini ramah lingkungan dengan nilai ODP nol dan GWP yang dapat diabaikan dan hemat
energi. Refrigerant ini dianggap praktis karena tidak beracun jika tertelan ataupun terhirup, tapi refrigerant ini bisa menimbulkan iritasi jika terkena kulit dan sedikit
mengganggu mata karena terasa perih. Sedangkan dalam konsentrasi uap tinggi bisa mengganggu sistem pernafasan dan sistem saraf pusat seperti pusing, sakit
kepala dan mengantuk. Oleh karena itu, untuk menghindari segala kemungkinan yang tidak diinginkan dan supaya bekerja dengan prosedur yang benar, diperlukan
pengetahuan tentang karakteristik refrigerant ini.
Universitas Sumatera Utara