28
3.4.2 Menurut Standar Nasional Indonesia SNI 03-7015-2004
7
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 03-7015-2004, pemilihan tingkat proteksi yang memadai untuk suatu sistem proteksi petir didasarkan pada
frekuensi sambaran petir langsung setempat Nd yang diperkirakan ke struktur yang diproteksi dan frekuensi sambaran petir tahunan setempat Nc yang
diperbolehkan. Kerapatan kilat petir ke tanah atau kerapatan sambaran petir ke tanah rata-rata tahunan didaerah tempat suatu struktur berada, dinyatakan sebagai:
Ng = 0,04 x T
d 1,25
km
2
tahun 2
dimana, T
d
adalah jumlah hari guruh per tahun yang diperoreh dari data isokeraunik level di daerah tempat struktur yang akan di proteksi yang
dikeluarkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika BMG. Frekuensi rata - rata tahunan sambaran petir langsung Nd ke bangunan
gedung dapat dihitung :
Nd = Ng x Ae x 10
-6
tahun 3
dimana, Ae adalah area cakupan ekivalen daerah permukaan tanah yang dianggap sebagai struktur yang mempunyai frekuensi sambaran langsung tahunan.
Adapun area cakupan ekivalen Ae tersebut dapat dihitung berdasarkan persamaan di bawah ini :
Ae = ab + 6ha + b + 9πh
2
4 Dimana,
a : panjang dari bangunan gedung tersebut m b : lebar dari bangunan gedung tersebut m
h : tinggi bangunan gedung yang diproteksi m Pengambilan keputusan perlu atau tidaknya memasang sistem proteksi
petir pada bangunan berdasarkan perhitungan Nd dan Nc dilakukan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
29 a. Jika Nd
≤ Nc tidak perlu sistem proteksi petir. b. Jika Nd Nc diperlukan sistem proteksi petir dengan efisiensi,
E = 1 – Nc Nd 5
Maka setelah dihitung nilai E efisiensi sistem proteksi petir sesuai dengan Persamaan 5, dapat ditentukan tingkat proteksinya sesuai dengan tingkat
proteksi Tabel 3.3. Tabel 3.3. Efisiensi Sistem Proteksi Petir
Tingkat Proteksi Efisiensi SPP
I 0,98
II 0,95
III 0,90
IV 0,80
Setelah diketahui tingkat proteksi berdasarkan Tabel 3.3, maka dapat ditentukan sudut proteks
i α
o
dari penempatan suatu terminasi udara, radius bola yang dipakai maupun ukuran jala konduktor horizontal sesuai dengan Tabel 3.4
dibawah ini. Tabel 3.4. Daerah proteksi dari terminasi udara sesuai dengan tingkat proteksi
Tingkat Proteksi
h m 20
30 45
60 Lebar Jala
m R m
α
o
α
o
α
o
α
o
I 20
25 5
II 30
35 25
10 III
45 45
35 25
15 IV
60 55
45 35
25 20
hanya menggunakan metoda bola bergulir dan jala dalam kasus ini
Universitas Sumatera Utara
30 Adapun prosedur penentu perlu tidaknya proteksi eksternal dapat dilihat
pada Gambar 3.2. diagram alir dibawah ini :
Gambar 3.2. Diagram alir menentukan kebutuhan tingkat proteksi Mulai
Data Masukan : - Dimensi dari posisi bangunan
Gedung. - Kerapatan sambaran ke tanah Ng
Hitung area ekivalen Ae dan frekuensi sambaran ke
bangunan atau gedung. Nd = Ng x Ae
Tentukan jumlah kejadian kritis Nc dari Badan
Meteorologi dan Geofisika BMG
Apakah Nd Nc
Hitung : E = 1 – Nc Nd
Tentukan Efisiensi SPP
Rancang tindakan Proteksi
Proteksi tidak diperlukan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL