antara flok dengan air bersih maka flok akan mengumpul di dasar bak. Dimensi dari masing – masing bak ini adalah panjang 23 m, lebar 6 m, tinggi 3,8 m. Secara
periodik flok pada dasar bak pengendap ini di kuras dan di tampung pada lagoon.
f. Saringan Pasir Cepat
Fungsi saringan pasir cepat untuk menangkap flok yang tidak dapat di pisahkan pada bak pengendap. Flok yang masuk ke bak pasir saringan cepat akan
tertahan pada permukaan pasir sehingga semakin lama kecepatan penyaringan akan semakin lambat, jika kondisi ini terjadi maka penyaring harus di back wash,
air di ambil dari bak reservoir dengan menggunakan pompa back wash sedangkan air buangan di alirkan ke lagoon.
g. Bak Netralisasi
Bak netralisasi berfungsi sebagai tempat pengaturan pH agar air hasil pengolahan mempunyai pH netral dan juga sebagai tempat penambahan khlor
untuk menjaga agar kandungan klorin dalam air yang akan didistribusikan selalu ada untuk menghindari adanya bakteri patogen dalam air. Selanjutnya air hasil
pengolahan secara gravitasi mengalir ke reservoir dan siap untuk di distribusikan.
h. Reservoir
Reservoir ini adalah berupa bangunan beton berdimensi panjang 23 m, lebar 23 m, tinggi 3 m dan berfungsi untuk menampung air bersih air olahan
setelah melewati saringan pasir cepat filter dan bak netralisasi kemudian di alirkan ke bak reservoir dengan kapasitas reservoir ± 1500 m
3
.
Universitas Sumatera Utara
i. Pompa Transmisi
Pompa transmisi pompa distribusi air bersih berfungsi untuk mendistribusikan air bersih ke pelanggan. Pipa transmisi terdiri dari 3 unit pompa
dengan kapasitas masing – masing 100 L det ; total head 75 m.
j. Sludge Lagoon
Daur ulang adalah cara paling cepat dan aman dalam mengatasi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah mendorong perusahaan untuk
membangun sarana pengolahan air limbah berupa sludge lagoon. Lagoon ini berfungsi sebagai media penampungan air buangan bekas pencucian sistem
pengolahan dan kemudian air tersebut di salurkan kembali ke Bak Pengendap I untuk diproses kembali Katalog PDAM Tirtanadi Hamparan Perak .
2.7. Kekeruhan Air
Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna rupa yang
berlumpur dan kotor Sutrisno, 2004 . Pengeruhan terjadi disebabkan pada dasarnya oleh adanya zat – zat kolloid
yaitu zat yang terapung serta terurai secara halus sekali. Hal ini disebabkan pula oleh kehadiran zat organik yang terurai secara halus, jasad – jasad renik, lumpur,
tanah liat, dan zat kolloid yang serupa atau benda terapung yang tidak mengendap dengan segera. Pengeruhan atau tingkat kelainan adalah sifat fisik yang lain dan
unik dari pada limbah dan meskipun penentuannya bukanlah merupakan ukuran mengenai jumlah benda – benda yang terapung, sebagai aturan umum dapat di
Universitas Sumatera Utara
pakai bahwa semakin luar biasa kekeruhan semakin kuat limbah itu. Sampah industri dapat menambah sejumlah besar zat – zat organik dan anorganik yang
menghasilkan kekeruhan. Air cucian di jalanan juga menambah menghasilkan kekelaman. Kekeruhan di ukur dalam bagian – bagian per sejuta dalam ukuran
berat atau dengan miligram per liter, namun ukuran – ukuran demikian itu umumnya terbatas pada air dan hanya kadang – kadang dibuat untuk limbah dan
selokan. Namun, pada beberapa limbah dan proses – proses pembenahan air, suatu penentuan kekeruhan secara cepat, mengingat penentuan – penentuan yang lambat
dan makan waktu dari benda – benda terapung yang di laksanakan untuk menilai kegunaan metode yang di pergunakan dalam pembuangan benda – benda terapung
tersebut, dapat dibuat untuk memperoleh keterangan yang
penting Mahida, 1993 .
Pengukuran langsung padatan tersuspensi total sering makan waktu. Ilmuwan sering mengukur kekeruhan turbiditas yang dapat memperkirakan
padatan tersuspensi total dalam suatu contoh air. Turbiditas di ukur dengan alat turbidiuster yang mengukur kemampuan cahaya untuk melewati contoh air itu.
Partikel yang tersuspensi itu akan menghamburkan cahaya yang datang, sehingga menurunkan intensitas cahaya yang di transmitasikan Sastrawijaya, 2000 .
Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang menyebabkan pembiasan cahaya ke dalam air, kekeruhan membatasi pencahayaan ke dalam air. Sekalipun
ada pengaruh padatan terlarut atau partikel yang melayang dalam air namun penyerapan cahaya ini dipengaruhi juga bentuk dan ukurannya Agusnar, 2008 .
Universitas Sumatera Utara
Nilai kekeruhan air di konversikan ke dalam ukuran SiO
2
dalam satuan mg l. Semakin keruh air semakin tinggi daya hantar listrik dan semakin banyak
pula padatannya Agusnar, 2008 . Nilai numerik yang menunjukkan kekeruhan di dasarkan pada turut
campurnya bahan – bahan tersuspensi pada jalannya sinar melalui sampel. Nilai ini tidak secara langsung menunjukkan banyaknya bahan tersuspensi, tetapi ia
menunjukkan kemungkinan penerimaan konsumen terhadap air tersebut. Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan, tetapi ia menjadi
tidak di senangi karena rupanya. Untuk membuat air memuaskan untuk penggunaan rumah tangga, usaha penghilangan secara hampir sempurna bahan –
bahan yang menyebabkan kekeruhan, adalah penting. Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus di pertimbangkan dalam penyediaan air bagi
umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan dan akan mengurangi efektivitas usaha
desinfeksi Sutrisno, 2004 . Tentu saja dengan cara lain kekeruhan akan dapat dihilangkan. Untuk
bahan – bahan yang mudah diendapkan kekeruhan di hilangkan dengan cara pengendapan sedimentasi ataupun filtrasi. Sedangkan untuk bahan – bahan
yang sukar diendapkan dapat dihilangkan dengan cara filtrasi dan koagulasi menggunakan koagulan yang kemudian dilanjutkan dengan cara filtrasi dan
sedimentasi Suriawiria, 2005 . Air minum harus bebas dari kekeruhan. Turbiditas dapat di ukur dengan
alat yang disebut turbidimeter. Salah satu turbidimeter standar adalah Jackson
Universitas Sumatera Utara
Candle Turbidimeter. 1 unit Jackson Candle Turbidimeter dinyatakan dengan satuan JTU. Pengukuran kekeruhan dengan JCT bersifat visual, yang di
bandingkan air sampel dengan standar. Selain dengan menggunakan JCT, kekeruhan sering di ukur dengan metode Nephelometric. Pada metode ini, sumber
cahaya di lewatkan pada sampel dan intensitas cahaya yang di pantulkan oleh bahan – bahan penyebab kekeruhan di ukur menggunakan suspensi polimer
formazin sebagai larutan standar. Satuan kekeruhan yang di ukur dengan menggunakan Nephelometric adalah NTU Nephelometric Turbidity Unit .
Satuan JTU dan NTU sebenarnya tidak dapat saling mengkonversi akan tetapi Sawyer MC Carty 1978 mengemukakan bahwa 40 NTU setara dengan 40
JTU. Sementara itu batasan turbiditas yang di perbolehkan adalah kurang dari 5 NTU Chandra, 2007 .
Dari tinjauan tentang standar kualitas fisik ini umumnya dapat dilihat bahwa penyimpangan terhadap standar yang telah di tetapkan akan mengurangi
penerimaan masyarakat terhadap air tersebut dan menimbulkan kekhawatiran terkandungnya bahan – bahan kimia yang dapat mengakibatkan efek toksik
terhadap manusia Sutrisno, 2004 .
2.8. Turbidimetri