Pewarnaan imunositokimia ISK dengan menggunakan Mycobacterium
Tuberculosis Species-Specific MTSS dapat dipakai sebagai diagnostik tambahan limfadenitis TB dari sediaan Fine Needle Aspiration Biopsy FNAB.
16
Antibodi spesifik lain yang dapat mengikat antigen M. Tuberculosis yang adalah antibodi ab905. Dan McWilliam et al, melakukan penelitian dengan
menggunakan antibodi ini dan menyimpulkan bahwa ab905 muncul untuk mengikat antigen manusia pada sinovium yang meradang, dengan hipotesisnya
bahwa ab905 merupakan heat-shock protein.
17
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: apakah munculnya dark specks pada sediaan biopsi aspirasi berhubungan
dengan kadar CD4 pada penderita limfadenitis TB yang disertai HIVAIDS?
1.3. Hipotesis
Tidak ada hubungan munculnya bercak-bercak gelap dark specks pada latar belakang material nekrotik granular eosinofilik dengan kadar CD4 pada penderita
limfadenitis tuberkulosis yang disertai HIVAIDS.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan umum
Untuk melihat hubungan gambaran bercak-bercak gelap dark specks pada latar belakang material nekrotik granular eosinofilik
Universitas Sumatera Utara
pada sediaan biopsi aspirasi dengan kadar CD4 dalam darah penderita limfadenitis tuberkulosis yang disertai HIVAIDS.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Untuk melihat tampilan sitologi pada sediaan biopsi aspirasi
penderita limfadenitis tuberkulosis yang disertai HIVAIDS
dikaitkan dengan kadar CD4 dalam darah.
2. Untuk melihat ekspresi pewarnaan immunositokimia ab905 pada
sediaan biopsi aspirasi penderita limfadenitis tuberkulosis yang
disertai HIVAIDS dikaitkan dengan kadar CD4 dalam darah.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Untuk membantu menegakkan diagnosa limfadenitis tuberkulosis khu-
susnya apabila gambaran khas berupa histiosit, sel epiteloid dengan latar belakang limfosit, multinucleated giant cells dari tipe
foreign body atau tipe Langhans giant cells tidak dijumpai pada sediaan biopsi aspirasi.
2. Menegaskan peranan immunitas dalam menghambat infeksi M. Tuberculosis pada penderita penderita HIVAIDS dengan mempelajari
kadar CD4 penderita. 3.
Berperan serta dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat limfadenitis tuberkulosis pada penderita HIVAIDS dengan
memberikan diagnosa yang lebih cepat dan lebih pasti.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Epidemiologi
Terjadinya peningkatan infeksi HIV telah menimbulkan perubahan dalam epidemiologi tuberkulosis. HIV telah merubah penyakit tuberkulosis dari suatu
penyakit yang endemis menjadi suatu penyakit yang epidemis di seluruh dunia. Saat ini HIV diyakini menjadi salah satu faktor resiko yang paling penting untuk
terjadimya seseorang yang terinfeksi kuman M. Tuberculosis menjadi seorang penderita tuberkulosis yang aktif. Sekitar 5-10 penderita TB laten sepanjang
hidupnya akan berlanjut dan berkembang menjadi tuberkulosis yang aktif, sementara pada individu yang mengalami gabungan infeksi dengan HIV, sekitar 5-
15 akan berlanjut menjadi tuberkulosis yang aktif dalam satu tahun.
18,19
World Health Organization WHO memperkirakan sekitar sepertiga sampai setengah dari individu yang terinfeksi virus HIV akan menderita
tuberkuosis yang aktif. Pada tahun 2002 saja, lebih dari 630.000 kasus baru TB dengan HIV dilaporkan di seluruh dunia dan sekitar 450.000 kematian dinyatakan
infeksi TBHIV sebagai penyebabnya.
20
Di India, menurut data WHO, pada penghujung tahun 2007 disebutkan bahwa penduduk yang hidup dengan HIVAIDS sekitar 2,5 juta jiwa dengan
insidensi tuberkulosis sekitar 1,8 juta pertahun.
19,21
Universitas Sumatera Utara