Rancangan Penelitian Kerangka Operasional Jumlah Sampel Variabel Penelitian Definisi Operasional

BAB 3 BAHAN DAN METODA

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara bekerja sama dengan Rumah Sakit Haji Medan, rumah sakit swasta dan laboratorium Patologi Anatomi swasta di Medan.

3.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama bulan September 2009 sampai dengan Oktober 2010 yang meliputi studi kepustakaan, pengumpulan data, penelitian dan penulisan hasil penelitian.

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian berupa analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Pengamatan, pemeriksaan dan pengukuran dilakukan secara bersamaan, yaitu dilakukan satu kali pengamatan tanpa perlakuan. Pengambilan sampel dengan metoda non random sampling dengan teknik consecutive sampling. Universitas Sumatera Utara

2.4. Kerangka Operasional

2.5. Subjek Penelitian 3.4.1. Populasi

Penderita limfadenitis tuberkulosis dengan HIVAIDS yang ada di kota Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penderita HIVAIDS dengan Limfadenopati servikalis Eksklusi: - Data CD4 3 bulan sebelum biopsi - Penderita tidak kooperatif Penderita HIVAIDS Dengan Limfadenitis TB - Bercak-bercak gelap dark specks pada latar belakang material nekrotik granular eosinofilik - Gambaran klasik limfadenitis TB Pewarnaan MGG Pewarnaan ab905 FNAB Gambar. 7. Skema Kerangka Operasional Universitas Sumatera Utara

3.4.2. Sampel

Sampel adalah penderita limfadenitis tuberkulosis yang disertai HIVAIDS yang dilakukan biopsi aspirasi di instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan, Rumah Sakit Haji Medan, rumah sakit swasta dan praktek swasta perorangan.

3.5. Jumlah Sampel

Besar sampel penelitian dihitung berdasarkan rumus di bawah ini : Dimana : n= besar sampel Z α = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai α yang ditentukan pada α = 0,05 maka Z α = 1,960 Z ß = nilai baku normal dari tabel Z yang nilainya tergantung pada nilai ß yang ditentukan untuk ß 0,15 maka Zß = 1,036 α = tingkat keyakinan Po = proporsi penderita TB dengan HIVAIDS sebelumnya, nilainya adalah 4, dalam angka desimal adalah 0,04 Qo = 1- Po = 1- 0,04 = 0,96 n = {Zα √ Po . Qo + Zß √ Pa . Qa} 2 Pa – Po 2 Universitas Sumatera Utara Pa = proporsi penderita TB dengan HIVAIDS sekarang, nilainya adalah 13, dalam angka desimal 0,13 Qa = 1 – Pa = 1 – 0,13 = 0,87 Pa – Po adalah selisih proporsi yang diinginkan oleh peneliti, diambil nilainya adalah 15 , dalam angka desimal adalah 0,15 n = { 1,96√0,04 0,96 + 1,036 √ 0,13 0,87} 2 0,15 2 n = 0,53636699 = 23,8385 ≈ 24 0,0225 Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 24 orang. 3.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.6.1. Kriteria Inklusi: Kriteria Inklusi : a. Penderita limdadenitis TB dengan HIVAIDS. b. Bersedia ikut dalam penelitian.

3.6.2. Kriteria Eksklusi:

Kriteria Ekslusi: a. Penderita yang tidak kooperatif. b. Data CD4 3 bulan sebelum dilakukan biopsi aspirasi.

3.7. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti adalah: Universitas Sumatera Utara • Variabel bebas adalah kadar CD4. • Variasi tergantung adalah gambaran bercak-bercak gelap dark specks pada latar belakang material nekrotik granular eosinofilik.

3.8. Definisi Operasional

1. Penderita limfadenitis TB adalah individu yang didiagnosa dengan limfadenitis TB berdasarkan pemeriksaan sitopatologi dengan pewarnaan imunositokimia ab905 pada sediaan aspirat biopsi aspirasi dari limfadenopati servikalis penderita HIVAIDS. 2. Penderita HIVAIDS adalah individu yang didiagnosa sebagai penderita HIVAIDS berdasarkan pemeriksaan standar yang dilakukan di Posyansus RSUP H. Adam Malik Medan atau rumah sakit lain yang memiliki fasilitas pemeriksaan HIVAIDS. 3. Kadar CD4 adalah jumlah CD4 dalam tubuh penderita HIVAIDS yang merupakan hasil pemeriksaan CD4 dalam kurun waktu 3 bulan. 4. Gambaran bercak-bercak gelap dark specks pada latar belakang material nekrotik granular eosinofilik adalah gambaran pada sediaan biopsi aspirasi pada limfadenitis servikalis yang menunjukkan sel-sel radang atau sel-sel lain yang mengalami lisis oleh karena proses karyorhexis, hampir tidak mengandung sel dan biasanya dapat ditemukan serabut fibrin. Dalam material nekrotik ini terdapat bercak-bercak yang berwarna gelap. Warna bercak-bercak ini tampak kontras dengan latar belakang Universitas Sumatera Utara material nekrotik yang berbentuk granular eosinofilik. Densitas pada pusat bercak lebih kuat dan semakin memudar ke arah tepi. 5. Imunositokimia immunocytochemistry = ICC adalah suatu pemeriksaan laboratorium praktis yang menggunakan antibodi sebagai target reseptor antigen. 6. Mycobacterium Tuberculosis Antibody ab905 adalah heat-shock protein yang merupakan sekelompok protein dimana ekspresinya meningkat bila sel-sel terpapar dengan temperatur tinggi. 7. Hasil pulasan imunositokimia ab905 adalah tampilan pulasan warna coklat pada sel epiteloid, material nekrotik , giant cells maupun pada dark specks yang dinyatakan dengan: a. Negatif -: bila tidak berhasil menampilkan warna coklat, dimana pada saat proses yang sama kontrol + menampilkan warna coklat dengan pewarnaan kromogen DAB. b. Posiif +: bila terdapat tampilan pulasan warna coklat pada, sel epiteloid, material nekrotik, giant cells maupun pada Dark specks dengan menggunakan mikroskop cahaya pembesaran 400x pada 5 lokasi lapangan pandang dan pada saat yang sama kontrol + juga menampilkan warna yang sama. 8. Kriteria diagnostik limfadenitis TB klasik yang mungkin dapat ditemukan pada sediaan biopsi aspirasi dalam penelitian ini meliputi: a. Sel radang limfosit b. Sel epiteloid Universitas Sumatera Utara c. Multinucleated giant cell tipe foreign body atau tipe Langhans d. Material nekrotik 9. Biopsi aspirasi jarum halus adalah suatu teknik pengambilan sediaan pada benjolan yang teraba pada saat melakukan palpasi, dengan menggunakan dengan menggunakan alat pistolet dan spuit 3 cc. 10. Kelenjar getah bening adalah suatu jaringan yang berperan penting dalam mengatur mekanisme pertahanan tubuh yang tersebar di seluruh tubuh sepanjang jalur limfatik.

3.9. Analisa Data 1. Untuk melihat hubungan gambaran bercak-bercak gelap dark specks