Beda Waktu Temporer Temporary Differnces

perpajakkan, keduanya tidak boleh biaya dan harus dikeluiarkan dalam komponen biaya, tetapi nantinya dapat menjadi kredit pajak dan menjadi pengurang atas pajak penghasilan yang dibayarkan. 5 Penghasilan deviden Untuk mengoptimalkan penggunaan dana, dana yang terpakai atau menganggur idle fund pimpinan perusahaan biasanya mempunyai kebijaksanaan untuk menginvestasikan dana yang ada dalam bentuk saham atau obligasi. Atas pembelian perusahaan akan memperoleh penghasilan berupa deviden. Menurut akuntansi komersial, penghasilan deviden merupakan bagian dari penghasilan yang pada akhir periode harus disajikan dalam laporan laba rugi.

2. Beda Waktu Temporer Temporary Differnces

Pengertian Beda Waktu Temporer menurut Harnanto 2003 : 112, yaitu : “Perbedaan antara dasar pengenaan pajak – DPP dari suatu aktiva atau kewajiban dengan nilai tercatat aktiva atau kewajiaban tersebut, yang akan berakibat pada kenaikan atau bertambahnya laba fiskal pada periode mendatang future taxable amount atau taxable temporary differences atau berkurangnya laba fiskal periode mendatang future deductible amount or deductible temporary differences, pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan recovered atau nilai tercatat kewajiban diselesaikan atau dilunasi settled”. Adapun pengertian Beda waktu temporer menurut Prabowo 2004:209 yaitu : “ Beda waktu temporer perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban biaya tertentu menrut akuntansi dan perpajakkan dimana perbedaan ini mengakibatkan pergeseran pengakuan penghasilan dan biaya antara satu tahun pajak ke tahun pajak lainnya”. Universitas Sumatera Utara Perbedaan temporer terjadi karena adanya perbedaan saat pengakuan beban dan penghasilan, antara perlakuan akuntansi dan perpajakkan dengan lampaunya waktu maka perbedaan periode pengakuan ini secara otomatis akan menjadi nihil counter balanced dengan sendirinya. Contoh perbedaan temporer misalnya cadangan piutang tidak tertagih, penggunaan metode penyusutan estimasi umur yang berbeda secara akuntansi komersial dengan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Perpajakkan. Jadi perbedaan temporer tersebut timbul karena periode pengakuan yang berbeda antara akuntansi dan perpajakkan yang mungkin disebabkan karena penggunaan metode atau estimasi yang berbeda untuk keperluan akuntansi dan keperluan perpajakkan. Menurut PSAK No. 17 Par.9, penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dikelompokkan sebagai berikut : A. Berdasarkan wakktu 1. Metode Garis Lurus straight line method 2. Metode pembebanan yang menurun, termasuk di dalamnya adalah metode jumlah angka tahun sum of the years digit method dan metode saldo jumlah menurunsaldo menurun ganda decliningdouble declining balance method B. Berdasarkan penggunaan 1. Metode jam jasa services hour method 2. Metode jumlah unit produksi productive output method C. Berdasarkan kriteria lainnya 1. metode berdasarkan jenis dan kelompok group and composite method 2. metode anuitas annuity method 3. Sistem persediaan inventory method Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 17 tahun 2000, aktiva digolongkan menjadi dua golongan yaitu golongan yang bukan bangunan yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok 1,2,3,4 dan golongan bangunan yang terdiri dari bangunan permanen dan bangunan tidak permanen Universitas Sumatera Utara Metode yang biasa digunakan menurut peraturan perpajakkan untuk aktiva golongan bukan bangunan bisa menggunakan saldo menurun dan metode garis lurus dan golongan bangunan hanya boleh menggunakan metode garis lurus. Untuk setiap golongan aktiva berwujud 1,2,3,4 dan bangunan sudah ditentukan tarifnya berdasarkan jenis dan manfaat ekonomis aktiiva yang bersangkutan. Dalam Undang-Undang perpajakkan tidak memperhatikan nilai residu aktiva, dan disusutkan sampai harga perolehannya habis Dengan demikian, Karena adanya perbedaan cara penyusutan akuntansi dan pajak maka besarnya biaya penyusutan yang dibebankan pada satu tahun akan berbeda. Rekonsiliasi fiskal dilakukan untuk menyesuaikan penyusutan menurut akuntansi menjadi penyusutan menurut ketentuan pajak. Tabel 2.1 Tarif Penyusutan TARIF PENYUSUTAN Kelompok harta berwujud Masa Manfaat Garis Lurus Saldo Menurun I. Bukan Bangunan a. kelompok I b. kelompok 2 c. kelompok 3 d. kelompok 4 4 tahun 8 tahun 16 tahun 20 tahun 25 12,5 6,25 5 50 25 12,5 10 II. Bangunan a. permanen b. non permanen 20 tahun 10 tahun 5 10 - - Sumber : Walluyo dan Wirawan B. Ilyas : 119 Universitas Sumatera Utara

C. Metode Penangguhan Pajak Penghasilan