6. Konsekuensi Pajak di Masa Mendatang
PSAK No. 46 bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan yaitu bagaimana mengatur dan mempertanggungjawabkan
konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang. Konsekuensi pajak di masa mendatang harus diakui dalam bentuk :
a. Aktiva Pajak Tangguhan Semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan diakui sebagai aktiva
pajak tangguhan kecuali yang berasal dari goodwill negatif atau berasal dari pengakuan awal aktiva kewajiban transaksi yang bukan merupakan
penggabungan usaha dan tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba fiskal. Contoh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yaitu biaya cadangan
piutang yang tidak tertagih PSAK 2003:2. Biaya tersebut dapat dikurangkan dalan perhitungan laba akuntansi, tetapi untuk tujuan perpajakkan, biaya tersebut
baru boleh dikurangkan ketika piutang usaha itu benar-benar tidak dapat tertagih. Pada saat biaya cadangan piutang tidak tertagih tersebut boleh dibiayakan untuk
tujuan fiskal, perusahaan akan mendapat penghematan pajak. Jadi, aktiva pajak tangguhan mencerminkan jumlah PPh yang dapat diperoleh kembali pada masa
yang akan datang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang dapat dikurangkan di akhir tahun ini.
PT. ABC bergerak dalam bidang usaha penerbitan tabloid. Perusahaan didirikan dengan modal dasar yang sudah disetor penuh Rp 2.000,00 juta dan memulai
usaha komersialnya pada tahun 2001. dalam tahun pertama operasinya perusahaan memperoleh laba akuntansi Rp 300,00 juta dan laba fiskal Penghasilan kena
pajak Rp 450,0 juta. Perbedaan sebesar Rp 150,00 juta disebabkan oleh adanya Contoh soal :
Universitas Sumatera Utara
pembayaran dimuka penerimaan kas untuk abonemen tabloid yang akan terbit dalam triwulan-1 tahun 2002. penerimaan kas tersebut diakui sebagai pendapatan
diterima dimuka untuk tujuan akuntansinya, namun diakui sebagai penghasilan tahun berjalan untuk tuuan fiskal. Perusahaan dikenakan pajak penghasilan
dengan tarif 30
Tabel 2.3 Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Aktiva Pajak Tangguhan
No Deskripsi Laba Akuntansi
Laba Fiskal Selisih
1 Laba sebelum pajak PKP
Rp300,000.00 Rp450,000.00
Rp150,000.00 2
Pajak Penghasilan - Kini Rp135,000.00
Rp135,000.00 Rp0.00
3 Manfaat Pajak - Tangguhan
Rp45,000.00 Rp0.00
Rp45,000.00 4
Beban Pajak Penghasilan Rp90,000.00
Rp135,000.00 Rp105,000.00
5 Laba Bersih
Rp210,000.00 Rp315,000.00
Rp105,000.00 6
PPh Terhutang Pajak Kini Rp315,000.00
Rp135,000.00 Rp0.00
7 Aktiva Pajak - Tangguhan
Rp45,000.00 Rp0.00
Rp45,000.00 Pajak Penghasilan kini = Tarif Pajak x Penghasilan Kena Pajak
Pajak Penghasilan Tangguhan + Tarif Pajak x Perbedaan Temporer Kena Pajak
Atas dasar hasil perhitungan tersebut pada akhir tahun 2001 diakui adanya Beban Pajak, Manfaat Pajak Tangguhan dan Aktiva Pajak Tangguhan sebagaimana
tampak pada ayat jurnal berikut dalam ribuan rupiah Beban Pajak Kini
Rp 90.000,00 Aktiva Pajak Tangguhan
45.000,00 Kewajiban Pajak Kini
Rp 135.000,00 atau
Beban Pajak Kini Rp 135.000,00
Aktiva Pajak Tangguhan 45.000,00
Kewajiban Pajak kini Rp 135.000,00
Manfaat Pajak Tangguhan 45.000,00
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Manfaat dan Aktiva Pajak Tangguhan di dalam Laporan Keuangan
Laporan Laba Rugi Tahun 2001 parsial Jumlah
Penghasilan Kena Pajak Rp450,000.00
Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan 2001 Rp150,000.00
Laba Sebelum Pajak Rp300,000.00
Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Kini 0.30 x Rp 450,00 juta
Rp135,000.00 Manfaat Pajak Tangguhan 0.30 x Rp 150,0 juta
Rp45,000.00 Beban Pajak Penghasilan
Rp90,000.00 Laba Bersih Rp 300,00 juta - Rp 900,00 juta
Rp210,000.00 Neraca per 31 Desember 2001 parsial
Aktiva Lancar Aktiva Pajak Tangguhan
Rp45,000.00 Aktiva Lancar Lain
Rp575,000.00 Jumlah Aktiva Lancar
Rp620,000.00 Macam-macam Aktiva Tetap
Rp1,875,000.00 Total Aktiva
Rp2,495,000.00 Kewajiban Lancar
Kewajiban Pajak Kini Rp135,000.00
Pendapatan Diteria Dimuka Rp150,000.00
Jumlah Kewajiban Rp285,000.00
Ekuitas Modal Saham
Rp2,000,000.00 Laba Yang Ditahan
Rp210,000.00 Total Kewajiban dan Ekuitas
Rp2,495,000.00
di dalam neraca sebagai aktiva danatau kewajiban lancar. DPP pendapatan Diterima Dimuka Nihil diharapkan akan terpulihkan atau diiselesaikan dalan tahun 2002, sehingga disajikan
b. Kewajiban Pajak Tangguhan Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai kewajiban pajak
tangguhan kecuali yang berasal dari goodwill yang amortisasinya tidak dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal atau berasal dari pengakuan awal aktiva
kewajiban transaksi yangbukan merupakan penggabungan usaha dan tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba fiskal.
Contoh perbedaan temporer kena pajak PSAK 2002:2 yaitu penggunaan metode penyusutan garis lurus pada akuntansi komersial sedangkan untuk tujuan
perpajakkan menggunakan metode saldo menurun. Pada masa mendatang, biaya
Universitas Sumatera Utara
penyusutan dapat dikurangkan secara pajak lebih kecil sehingga laba fiskal menjadi lebih besar, akibatnya akan timbul kenaikan jumlah PPh terutang pada
masa mendatang, jadi kewajiban mencerminkan kenaikan PPh terutang pada masa yang akan datang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak di akhir
tahun ini. Contoh soal :
PT. MNC didirikan dengan modal dasar yang sudah disetor penuh sebesar Rp2.500,00 juta dan memulai usaha komersialnya pada tahu 2001. dalam tahun
pertama operasinya perusahaan memperoleh laba akuntansi laba sebelum pajak sebesar Rp 525,00 juta, dan laba fiskal penghasilan kena pajak –PKP sebesar
Rp500,00 juta perbedaan sebesar Rp 25,00 juta disebabkan oleh karena perusahaan mengakui pendapatan yang berasal dari transaksi penjualan angsuran
berdasar metode penjualan sales basis untuk tujuan akuntansi atau laporan keuangan komersial, tetapi menggunakan stelsel kas cash basis untuk tujuan
fiskalnya. Tarif pajak yang berlaku dalam tahun 2001 adalah 30 Atas Penghasilan yang berasal dari transaksi penjualan angsuran sebesar
Rp 25,00 juta dalam tahun 2001, akan dikenakanpajak setelah tahun 2001. Oleh karena itu adanya beban dan kewajiban pajak tangguhan masing-masing sebesar
Rp 7,50 juta 30 x Rp 25,00 juta
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.5 Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Kewajiban Pajak Tangguhan
No Deskripsi Laba Akuntansi Laba Fiskal
Selisih 1
Laba sebelum pajak PKP Rp525,000.00
Rp500,000.00 Rp25,000.00
2 Pajak Penghasilan - Kini
Rp150,000.00 Rp150,000.00
Rp0.00 3
Pajak Penghasilan – Tangguhan Rp7,500.00
Rp0.00 Rp7,500.00
4 Beban Pajak Penghasilan
Rp157,500.00 Rp150,000.00
Rp17,500.00 5
Laba Bersih Rp367,500.00
Rp350,000.00 Rp105,000.00
6 PPh Terhutang Pajak Kini
Rp150,000.00 Rp150,000.00
Rp0.00 7
Kewajiban Pajak – Tangguhan Rp7,500.00
Rp0.00 Rp7,500.00
Pajak Penghasilan kini = Tarif Pajak x Penghasilan Kena Pajak Pajak Penghasilan Tangguhan + Tarif Pajak x Perbedaan Temporer Kena Pajak
Berdasar hasil perhitungan pada tabel tersebut diatas, maka adanya beban dan kewajiban pajak tangguhan masing-masing sebesar Rp 7,50 juta harus diakui dan
disajikan di dalam laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi pada akhir tahun pajak 2001, berdasar ayat-ayat jurnal berikut ini dalam ribuan rupiah
Beban Pajak Penghasilan Rp 157.500,00
Kewajiban Pajak Penghasilan 45.000,00
Kewajiban Pajak Tangguhan Rp 135.000,00
atau Beban Pajak Kini
Rp 150.000,00 Beban Pajak Tangguhan
7.500,00 Kewajiban Pajak kini
Rp 150.000,00 Kewajiban Pajak Tangguhan
7.500,00
Tabel 2.6 Manfaat dan Aktiva Pajak Tangguhan di dalam Laporan Keuangan
Laporan Laba Rugi Tahun 2001 parsial Jumlah
Penghasilan Kena Pajak Rp500,000.00
Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan 2001 Rp25,000.00
Laba Sebelum Pajak Rp525,000.00
Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Kini 0.30 x Rp 450,00 juta
Rp150,000.00
Universitas Sumatera Utara
PajakPenghasilan Tangguhan 0.30 x Rp 150,0 juta Rp7,500.00
Jumlah Pajak Penghasilan Rp157,500.00
Laba Bersih Rp 300,00 juta - Rp 900,00 juta Rp367,500.00
Neraca per 31 Desember 2001 parsial Aktiva Lancar
Piutang Penjualan Angsuran Rp25,000.00
Aktiva Lancar Lain Rp1,250,000.00
Jumlah Aktiva Lancar Rp1,275,000.00
Macam-macam Aktiva Tetap Rp1,750,000.00
Total Aktiva Rp3,025,000.00
Kewajiban Lancar Kewajiban Pajak Kini
Rp150,000.00 Pendapatan Pajak Tangguhan
Rp7,500.00 Jumlah Kewajiban
Rp285,000.00 Ekuitas
Modal Saham Rp2,500,000.00
Laba Yang Ditahan Rp367,500.00
Total Kewajiban dan Ekuitas Rp3,025,000.00
diharapkan akan diterima pembayarannya dan dieselesaikan dalan tahun 2002, sehingga disajikan di dalam neraca sebagai aktiva danatau kewajiban lancar. DPP Piutang Penjualan Angsuran Nihil
c. Saldo laba fiskal Saldo rugi fiskal yang masih dapat dikompensasikan diakui sebagai aktiva
pajak tangguhan. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk menentukan apakah penghasilan kena pajak akan tersedia dalam jumlah tahun
yang memadai untuk dikompensasikan, yaitu apakah perusahaan mempunyai perbedaan temporer kena pajak dalam jumlah yang memadai untuk menggunakan
sisa kompensasi rugi sebelum masa berlakunya habis. Apakah perusahaan mungkin memperoleh laba fiskal sehingga sisa kompensasi rugi dapat digunakan
sebelum masa berlakunya habis atau apakah saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi berasal dari kasus tertentu yang tidak mungkin berulang.
7. Pengukuran