Perbedaan Temporer Menurut PSAK No. 46 Dasar Pengenaan Pajak DPP

dikreditkan ke ekuitas, konsekuensi atau pengaruh pajak dari transaksi dan kejadian tersebut harus langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Demikian pula, pengakuan aktiva dan pajak tangguhan pada suatu gabungan usaha mempengaruhi saldo goodwill atau goodwill negatiif yang timbul dari penggabungan usaha tersebut. Pernyataan ini juga mengatur pengakuan akitva pajak tangguhan yang berasal dari sisa rugi yang dikompensasi ke tahun berikutnya, penyajian pajak penghasilan pada laporan keuangan, dan pengungkapan informasi yang berhubungan dengan pajak penghasilan.

1. Perbedaan Temporer Menurut PSAK No. 46

Kunci utama yang perlu dipahami dalam menerapkan PSAK 46 adalah konsep tentang “temporary differences” perbedaan temporer. Menurut PSAK 46 2003:3 definisi perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aktiva atau kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya DPP. Perbedaan temporer dapat berupa : a. Perbedaan temporer kena pajak taxable temporary differences Adalah perbedaan temporer yang boleh menimbulkan suatu jumlah kena pajak taxable amounts dalam perhitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan recovered atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi settled b. Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan deductible temporary differences Adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan deductible amounts dalam perhitungan laba fiskal periode Universitas Sumatera Utara mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan recovered atau nilai tercatat kewajiban dilunasi settled. Perbedaan temporer kena pajak akan mengakibatkan timbulnya kewajiban pajak tangguhan pada periode terjadinya beda temporer, karena terdapat kewajiban pajak penghasilan pada periode mendatang. Sedangkan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan akan mengakibatkan timbulnya aktiva pajak tangguhan, karena manfaat ekonomi yang akan diperoleh wajib pajak dalam bentuk pengurangan terhadap laba fiskal pada masa mendatang.

2. Dasar Pengenaan Pajak DPP

Definisi dasar pengenaan pajak DPP menurut PSAK No. 46 2002:3 adalah sebagai berikut: “Dasar pengenaan pajak DPP aktiva atau kewajiban adalah nilai aktiva atau kewajiban yang diakui oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam penghitungan laba fiscal. Definisi mengenai DPP aktiva dan DPP kewajiban diungkapkan lebih lanjut oleh PSAK No. 46 2002:4 yaitu : “DPP aktiva adalah jumlah yang dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal, terhadap setiap manfaat ekonomi penghasilan kena pajak yang akan diterima perusahaan pada saat memulihkan nilai tercatat aktiva tersebut. Apabila manfaat ekonomi penghasilan tersebut tidak akan dikenakan pajak maka DPP aktiva adalah sama dengan nilai tercatat aktiva. DPP kewajiban adalah nilai tercatat kewajiban dikurangi dengan setiap jumlah yang dapat dikurangkan pada masa mendatang”. Dasar pengenaan pajak juga dikenal sebagai nilai buku fiskal tax base, yaitu nilai buku yang diakui oleh aturan perpajakan untuk aktiva dan kewajiban. Nilai buku tersebut akan digunakan sebagai dasar pelaporan pada surat pemberitahuan SPT. Perbedaan temporer muncul, bila nilai buku menurut akuntansi accounting base berbeda dengan nilai buku fiskal tax base atas nilai Universitas Sumatera Utara buku menurut akuntansi accounting base berbeda dengan nilai buku fiskal tax base atas nilai aktiva damn kewajiban Karena perbedaan temporer periode pengakuan maupun membalik reverse di masa mendatang. Dengan diberlakukannya PSAK 46, jumlah beban pajak tax expenses atau provision for income taxes yang harus diakui terdiri dari pajak kini current tax dan pajak tangguhan deffered tax

3. Penghasilan Kena Pajak