19 Dari hasil analisis penulis kondisi tersebut diatas telah dipenuhi oleh perusahaan
dalam hal pengakuan pendapatannya. Pengakuan pendapatan secara accrual basis pada saat penjualanpenyerahan jasa telah sesuai dengan asumsi dasar akuntansi dan Standar
Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh IAI.
2. Analisis Beban
Dalam pengakuan beban ada dua dasar atau basis pencatatan yaitu accrual basis dan cash basis. PT.Persero Angkasa Pura II Bandara Udara Polonia Medan
menggunakan accrual basis dalam pengakuan beban yaitu beban diakui walaupun belum ada pengeluaran atau pembayaran kas atas beban yang terjadi tersebut. Hal ini
dilaksanakan perusahaan dengan menggunakan cut off yang tepat dan secara konsisten. Pengakuan beban dapat dilakukan dengan pengakuan segera immediate
recognition, dan alokasi yang sistematik dan rasional systematic and rational alocation. PT.Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan menggunakan
pengakuan segera dalam hal beban yang tidak berkaitan langsung dengan pendapatan, tetapi beban tersebut dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa yang secara tidak
langsung membantu menghasilkan pendapatan seperti biaya kantor, biaya pegawai, dll. Begitu pula dengan kejadian-kejadian luar biasa akibat force major seperti kebakaran,
pencurian dan oleh berbagai hal yang menyebabkan kekayaan perusahaan tidak ada lagi phisiknya maka harus dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak boleh
dibebankan pada periode lain. Pos luar biasa tersebut harus diungkapkan dalam laporan laba rugi interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar
biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
20 Pengakuan beban secara alokasi sistematik dan rasional yang dilaksanakan PT.
Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan berkaitan dengan aktiva yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi, seperti bangunan, kendaraan, dan
aktiva tetap lainnya yang dialokasikan dan dibebankan pada periode sepanjang umur ekonomisnya, seperti biaya penyusutan dan amortisasi.
Beban-beban yang telah dimanfaatkan dilaporkan dalam laporan laba rugi PT.Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua yaitu
beban usaha dan beban diluar usaha. Beban usaha terdiri dari beban pegawai, beban pemeliharaan, beban persediaan, beban sewalangganan, beban umum, aktiva yang
dibiayakan, beban piutang ragu-ragu, beban penyusutan aktiva tetap, dan beban amortisasi. Sedangkan beban diluar usaha terdiri dari : beban administrasi bank, selisih
kurs, sumbangan kepada badan sosial, ongkos angkutbongkar, keamanan, sumbangan kematian bencana alam, dan pajak jasa girobunga deposito.
Menurut analisis penulis, pengakuan beban pada PT.Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK
yang telah ditetapkan oleh IAI yang menyarankan pelaksanaan accrual basis. Begitu pula dengan kejadian-kejadian luar biasa akibat force majeur seperti pencurian, kebakaran
yang timbul dari transaksi insidentil dan tidak berkaitan langsung dengan pendapatan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK yaitu pengakuan beban
dilakukan dengan pengakuan segera Immediate recognition, dan alokasi yang sistematik dan rasional systematic and rational alocation.
3. Analisis Penentuan Laba