20 Pengakuan beban secara alokasi sistematik dan rasional yang dilaksanakan PT.
Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan berkaitan dengan aktiva yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi, seperti bangunan, kendaraan, dan
aktiva tetap lainnya yang dialokasikan dan dibebankan pada periode sepanjang umur ekonomisnya, seperti biaya penyusutan dan amortisasi.
Beban-beban yang telah dimanfaatkan dilaporkan dalam laporan laba rugi PT.Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua yaitu
beban usaha dan beban diluar usaha. Beban usaha terdiri dari beban pegawai, beban pemeliharaan, beban persediaan, beban sewalangganan, beban umum, aktiva yang
dibiayakan, beban piutang ragu-ragu, beban penyusutan aktiva tetap, dan beban amortisasi. Sedangkan beban diluar usaha terdiri dari : beban administrasi bank, selisih
kurs, sumbangan kepada badan sosial, ongkos angkutbongkar, keamanan, sumbangan kematian bencana alam, dan pajak jasa girobunga deposito.
Menurut analisis penulis, pengakuan beban pada PT.Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK
yang telah ditetapkan oleh IAI yang menyarankan pelaksanaan accrual basis. Begitu pula dengan kejadian-kejadian luar biasa akibat force majeur seperti pencurian, kebakaran
yang timbul dari transaksi insidentil dan tidak berkaitan langsung dengan pendapatan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK yaitu pengakuan beban
dilakukan dengan pengakuan segera Immediate recognition, dan alokasi yang sistematik dan rasional systematic and rational alocation.
3. Analisis Penentuan Laba
21 Laba atau rugi adalah selisih positif atau negatif antara pendapatan dan beban
untuk suatu periode akuntansi tertentu merupakan hasil akhir dari laporan laba rugi. Penentuan laba sangat penting karena merupakan salah satu sumber dari sumber
informasi bagi pihak intern maupun ekstern dalam pengambilan keputusan. Bagi pihak intern dibutuhkan dalam mengambil keputusan-keputusan yang penting bagi
kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang. Laba juga digunakan sebagai pengukur prestasi manajemen dalam menjalankan perusahaan.
Ikatan Akuntan Indonesia menjelaskan sehubungan pengakuan pendapatan dan beban dimana pendapatan dan beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan
langsung antara beban yang timbul dengan pos penghasilan tertentu diperoleh. Proses ini biasanya disebut pengaitan antara pendapatan dan beban, yang melibatkan pengakuan
beban dan pendapatan secara bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama- sama dari transaksi atau kejadian yang sama.
PT.Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan dalam menetapkan laba dengan mengakui pendapatan dalam satu tahun dengan membebankan semua biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut dengan menggunakan cut off secara tepat antara satu periode akuntansi dengan konsisten. Konsep laba suatu
perusahaan seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya ada dua yaitu current operating concept dan all inclusive concept. PT.Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia
Medan menggunakan all inclusive concept konsep laba menyeluruh, laba selain mencerminkan perubahan-perubahan nilai dan peristiwa-peristiwa yang dapat
dikendalikan manajemen, juga mencerminkan kejadian-kejadian yang tidak dapat dikendalikan manajemen.
22 Menurut analisis penulis, dalam penetapan laba perusahaan ini telah sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang telah melaksanakan konsep matching of costs with revenue dalam
penentuan laba dan menyarankan all inclusive concept.
4. Analisis Penyajian Laporan Laba Rugi