baru dibukukan bila sudah dibayar tunai. Dalam konsep ini terdapat penekanan unsur kas yang menjadi dasar penentuan laba.
b. Accrual Basis Dalam konsep accrual basis ini menyebutkan bahwa pendapatan telah dibukukan
apabila barang atau jasa sudah dijual walaupun pembayaran belum diterima. Beban juga sudah dibukukan bila sudah dibebankan baik yang sudah dibayar
tunai maupun yang belum dibayar.
F. Standar Akuntansi Keuangan Mengenai Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi yang perlu dilakukan adalah membandingkan laporan laba rugi perusahaan dengan periode sebelumnya, dan membandingkan laporan laba rugi
suatu perusahaan dengan laporan laba rugi perusahaan lainnya yang sejenis pada periode yang sama. Pembandingan laporan laba rugi tersebut tidak akan bermanfaat apabila
pedoman atau dasar penyusunan dan penyajiannya berbeda-beda. Untuk itu agar ada keseragaman dalam penyusunan dan penyajian laporan laba rugi maka dibuat suatu
pedoman atau standar yang kita kenal dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI.
Laporan laba rugi suatu perusahaan harus disusun sedemikian rupa sehingga memberikan gambaran yang jelas dan tepat mengenai hasil usaha perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Penyajiannya harus memuat secara terperinci unsur-unsur pendapatan
dan beban dan disusun dalam bentuk urutan kebawah staffel dengan pemisahan penghasilan utama dengan penghasilan dari bidang usaha lain serta pos luar biasa.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2007:01.56 laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa, menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang
diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut :
1. Pendapatan 2. Laba rugi usaha
3. Beban pinjaman 4. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan
menggunakan metode ekuitas 5. Beban pajak
6. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan 7. Pos luar biasa
8. Hak minoritas 9. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
Menurut Thomas R Dyckman 2001:26 unsur-unsur laporan laba rugi adalah a. Bagian operasi. Bagian yang melaporkan pendapatan dan Beban dari operasi
utama perusahaan. 1. Bagian Penjualan atau pendapatan .Sub bagian ini menyajikan penjualan,
diskon, retur penjualan, harga dan informasi lainnya yang berhubungan. Tujuannya adalah untuk memperoleh jumlah bersih pendapatan penjualan
2. Bagian harga pokok penjualan. Sub bagian yang memperlihatkan harga pokok barang yang dijual untuk mendapatkan penjualan.
3. Beban penjualan. Sub bagian yang mencantumkan daftar beban-beban yang berasal dari upaya perusahaan untuk melakukan penjualan.
4. Beban administrasi atau umum. Sub bagian yang melaporkan beban administrasi atau umum.
b. Bagian non operasi. Laporan pendapatan dan beban yang berasal dari aktivitas skunder atau tambahan dari perusahaan. Selain itu keuntungan dan keunggulan
khusus yang jarang muncul atau tidak biasa, tetapi tidak keduanya, biasanya juga dilaporkan dalam bagian ini. Umumnya pos-pos ini dibagi menjadi dua bagian
utama :
1. Pendapatan dan keuntungan lain. Daftar pendapatan yang dihasilkan atau keuntungan yang terjadi dari transaksi non operasi, yang umumnya berupa
nilai bersih dari beban yang terkait. 2. Beban dan kerugian lain. Daftar beban atau kerugian yang terjadi dari
transaksi non operasi , yang umumnya berupa nilai bersih dari setiap pendapatan yang berhubungan.
c. Pajak Penghasilan. Bagian pendek yang melaporkan pajak penghasilan yang dikenakan atas laba dari operasi berlanjut.
d. Operasi yang dihentikan. Keuntungan atau kerugian material yang berasal dari disposisi segmen bisnis.
e. Pos-pos luar biasa. Keuntungan dan kinerja material yang bersifat tidak biasa dan yang terjadi.
f. Pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi. g. Laba per saham
G. Penyajian Laporan Laba Rugi