menjangkau mereka yang terlibat termasuk yang menerima aliran dana hasil korupsi.
C. Proses Pencucian Uang dari Hasil Kejahatan Tindak Pidana Korupsi
Proses pencucian uang dari hasil tindak pidana korupsi pada hakikatnya adalah sama dengan proses pencucian uang dari hasil kejahatan-kejahatan lain
yang tergolong sebagai predicate crime sebagaimana dimuat dalam pasal 2 ayat 1 UU No. 8 Tahun 2010 tentang . Proses pencucian uang hasil tindak pidana
korupsi tidak memiliki perbedaan yang khusus dengan proses pencucian uang dari hasil kejahatan lainnya seperti halnya narkotika maupun terorisme.
Seseorang atau organisasi kejahatan melakukan pencucian uang sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya tujuannya adalah agar asal-usul uang
tersebut tidak dapat diketahui atau tidak dapat dilacak oleh penegak hukum. Para pelaku tindak pidana korupsi melakukan praktik atau proses pencucian uang untuk
tujuan melakukan penyamaran atau penyembunyian atas hasil tindak pidana korupsi yang dilakukan sehingga seolah-olah uang atau harta kekayaan tersebut
merupakan suatu hal yang legal. Berbagai cara dilakukan untuk mengkonversi uang dari hasil korupsi tersebut menjadi uang yang sah sebelum uang itu dapat
diinvestasikan atau dibelanjakan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai ada 4 empat faktor yang harus diperhatikan oleh para pencucinya.
88
Faktor yang pertama, kepemilikan yang sebenarnya dan sumber yang
sesungguhnya dari uang yang dicuci itu harus disembunyikan. Tidak ada gunanya
88
Jeffrey Robinson, The Laundryman, Simon Schuster, 1994, hal. 11.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
melakukan pencucian uang apabila setiap orang mengetahui siapa yang memiliki uang tersebut apabila uang itu nantinya muncul di akhir dari proses pencucian itu.
Dalam hal ini, pelaku korupsi dalam melakukan pencucian uang harus menyembunyikan atau menyamarkan sumber yang sebenarnya dari uang yang
dicuci itu.
Faktor kedua, bentuk uang tersebut harus berubah dana yang berasal dari
tindak pidana korupsi hampir dipastikan berupa uang tunai. Uang tunai ini harus dapat diubah bentuknya menjadi alat pembayaran lain, misalnya berbentuk cek.
Misalnya tidak seorang yang ingin mencuci uang dalam jumlah atau nominal yang besar dengan jumlah uang tunai, dengan mengubah uang tunai itu berarti juga
melakukan pengurangan tumpukannya.
Faktor ketiga, jejak yang ditinggalkan oleh pencucian uang harus
tersamar atau tidak diketahui obscured. Tujuan dari pencucian uang adalah apabila orang lain dapat mengikuti jalannya proses pencuciang uang dari
permulaan sampai akhir proses tersebut.
Faktor keempat, pengawasan terus menerus harus dilakukan terhadap
uang tersebut. Pada akhirnya banyak orang yang muncul ketika uang itu sedang dicuci mengetahui bahwa uang tersebut adalah uang haram dirty money dan
apabila ia dapat mengambil atau mencurinya, maka kecil sekali kemungkinannya bagi pemilik uang itu untuk dapat mengambil tindakan hukum terhadap perbuatan
tersebut. Asal-usul hasil pencucian uang yang dapat dilacak akan membawa
penegak hukum menangkap pelaku predicate crime, yaitu kejahatan yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menghasilkan uang yang dicuci melalui proses pencucian uang tersebut. Predicate crime atau tindak pidana asalnya dalam hal ini adalah tindak pidana korupsi.
Metode pencucian uang disamping keempat faktor tersebut di atas yang sudah sangat intim dengan pelaku korupsi dan cukup dikenal oleh masyarakat
internasional, yaitu buy and sell conversions, offshore conversions, dan legitimate business conversions.
89
Metode offshore conversions dilakukan dengan cara dana illegal dialihkan ke wilayah yang merupakan tax heaven money laundering centers dan
kemudian disimpan di bank atau lembaga keuangan yang ada di wilayah tersebut.
Buy and sell conversions, dilakukan melalui jual beli barang dan jasa. Sebagai contoh, real estate atau aset lainnya dapat dibeli dan
dijual kepada co-conspirator yang menyetujui untuk membeli atau menjual dengan harga yang lebih tinggi dari pada harga yang sebenarnya dengan tujuan
untuk memperoleh fee atau discount. Kelebihan harga dibayar dengan menggunakan uang illegal dan kemudian dicuci melalui transaksi bisnis. Dengan
cara ini setiap aset, barang atau jasa dapat diubah seolah-olah menjadi hasil yang legal melalui rekening pribadi atau perusahaan yang ada di suatu bank.
90
89
Yunus Husein, Bunga Rampai Anti Pencucian Uang, Bandung: Books Terrace Library, 2007, hal. 28.
90
Ibid, hal. 29.
Dana tersebut lalu digunakan antara lain untuk membeli aset dan investasi fund investments. Negara atau wilayah yang merupakan tax heaven
terdapat kecenderungan hukum perpajakan yang lebih longgar, ketentuan rahasia bank yang cukup ketat dan prosedur bisnis yang sangat mudah sehingga
memungkinkan adanya perlindungan bagi kerahasiaan suatu transaksi bisnis, pembentukan dan kegiatan usaha trust fund maupun badan usaha lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kerahasiaan inilah yang memberikan ruang gerak yang leluasa bagi pergerakan “dana kotor” melalui berbagai pusat keuangan di dunia. Metode offshore
conversions ini, para pengacara, akuntan, dan pengelola dana biasanya sangat berperan dengan memanfaatkan celah yang ditawarkan oleh ketentuan rahasia
bank dan rahasia perusahaan. Metode legitimate business conversions dipraktekkan melalui bisnis atau
kegiatan usaha yang sah sebagai sarana untuk memindahkan dan memanfaatkan hasil kejahatan tindak pidana korupsi.
91
Pelaku pencucian uang tidak terlalu mempertimbangkan hasil yang akan diperoleh, dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan, karena tujuan utamanya
adalah untuk menyamarkan atau menghilangkan asal usul uang sehingga hasil akhirnya dapat dinikmati dan digunakan secara aman.
Hasil kejahatan dikonversikan melalui transfer, cek, atau instrumen pembayaran lainnya, yang kemudian disimpan di
rekening bank atau ditarik atau ditransfer kembali ke rekening bank lainnya. Metode ini memungkinkan pelaku kejahatan menjalankan usaha atau bekerja
sama dengan mitra bisnisnya dan menggunakan rekening perusahaan yang bersangkutan sebagai tempat penampungan untuk hasil kejahatan yang dilakukan.
92
Pencucian uang dilakukan melalui berbagai sarana, metode ataupun teknik yang beragam. Pelaku tindak pidana korupsi disamping melakukan praktik-
praktik pencucian uang seperti dijelaskan di atas, dalam beberapa kasus mereka juga menempuh teknik-teknik pencucian lain untuk menginvestasikan atau
menyimpan uang haram tersebut ke dalam suatu bentuk usaha atau kegiatan yang
91
Ibid.
92
Muhammad Yusuf, op. cit, hal 15.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
halal. Proses pencucian uang tersebut dilakukan dengan teknik-teknik pencucian uang seperti
93
1. Melalui Sektor Perbankan
:
Bank masih tetap merupakan mekanisme yang penting untuk dapat menyembunyikan hasil kejahatan. Beberapa cara sebagaimana dikemukakan oleh
para pakar dilaporkan tersebut dibawah ini.
94
Salah satu pola yang ditempuh adalah penggunaan rekening dengan menggunakan nama palsu atau dengan nama
orang-orang atau kepentingan-kepentingan yang melakukan kegiatannya untuk pihak lain.
95
2. Melalui Sektor Nonperbankan
Penggunaan perusahaan-perusahaan gadungan shell or front companies sebagai pemegang rekening termasuk pula merupakan pola yang
digunakan oleh pencuci uang. Rekening-rekening tersebut digunakan untuk memfasilitasi penyimpanan atau pentransferan dana haram tersebut.
Lembaga-lembaga keuangan nonbank dan bisnis-bisnis nonkeuangan tetap menarik bagi para pencuci uang untuk dapat memasukkan hasil yang diperoleh
mereka secara melawan hukum itu ke dalam jalur keuangan yang biasa. Pada pencucian uang terjadi pengalihan aktivitas yang sangat signifikan dari sektor
perbankan yang tradisional ke sektor keuangan nonperbankan dan bisnis nonkeuangan serta berbagai profesi. Bureaux de change money changer makin
lama makin menjadi ancaman bagi pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Hal itu dapat terjadi karena lembaga bureaux de change tidak ketat diatur heavily
93
Sutan Remy Sjahdeny, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007, hal. 131.
94
Financial Action Task Force on Money Laundering, FATF- VII Report on Money Laundering Typologies, hal 5.
95
Ibid, hal 6.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
regulated, yaitu tidak seperti halnya bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan tradisional lainnya.
96
3. Menggunakan Fasilitator Profesional
Kecenderungan lain adalah munculnya kelompok fasilitator pencucian uang yang profesional. Mereka itu adalah solicitors, attorneys, accountans
financial advisor, notaries, dan fiduciaries lainnya yang memberikan jasa-jasa untuk membantu menyalurkan keuntungan yang diperoleh dari kejahatan. Kiat-
kiat yang umum dilakukan adalah penggunaan rekening dari klien-klien dari para solicitors atau attorneys untuk melakukan placement dan layering dana. Caranya
adalah dengan menawarkan kepada pencuci uang tersebut anonimitas hal istimewa hubungan solicitors dan kliennya the anonnimity of the solicitor-client
privilege.
97
4. Mendirikan Perusahan Gadungan
Para pelaku pencucian uang menggunakan cara lain dengan mendirikan perusahaan-perusahaan gadungan shell corporations, trusts, atau partnership
oleh pengacara, akuntan, dan para profesional lainnya.
98
96
Ibid.
97
Ibid. hal. 5.
98
Sutan Remy Sjahdeini. op. cit, hal. 132.
Para profesional tersebut, melalui entitas-entitas bisnis ini membangun jaringan yang sangat rumit dengan
maksud menyembunyikan asal-usul dana hasil kejahatan dan menyembunyikan identitas pihak-pihak yang terkait. Para profesional dalam banyak kasus akan
bertindak sebagai directors, trustees, atau partners.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Melalui Bidang Real Estate
Teknik-teknik pencucian uang lainnya yang dilakukan di luar sektor perbankan adalah melakukan investasi di bidang real estate. Pembelian
eksporimpor emas dan perhiasan tetap merupakan cara yang sering juga dilakukan. Hasil kejahatan tersebut digunakan untuk membeli barang dan produk
yang kemudian dikapalkan ke luar negeri untuk dijual kembali.
99
6. Melalui Sektor Asuransi
Industri kasino perjudian akhir-akhir ini diidentifikasi rentan terhadap pencucian uang. Kasino
dapat menarik bagi para pencuci karena kasino sering memberikan jasa-jasa sebagaimana yang diberikan oleh bank, yaitu memberikan kredit, melakukan
penukaran uang, dan mengirimkan uang.
Sektor asuransi juga rentan terhadap pencucian uang. Suatu single premium insurance bond makin lama makin populer. Para pencuci uang membeli
produk-produk ini dan menjualnya kembali dengan diskon at a discount, sisa nilainya dapat diperoleh oleh pencuci uang yang dimaksud dalam bentuk cek yang
bersih sanitised check dari suatu perusahaan asuransi. Single premium insurance bond memiliki pula keuntungan yang lain sebagai sarana pencucian uang karena
dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman dari lembaga- lembaga keuangan.
100
99
Financial Action Task Force on Money Laundering, loc. cit.
100
Sutan Remy Sjahdeini. op. cit, hal. 133.
Aspek problematik lain dari industri asuransi adalah bahwa dalam presentasi yang signifikan produk-produk asuransi dijual melalui lembaga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
intermediasi. Para pialang brokers seringkali menjadi hanya satu-satunya penghubung personal contact dengan nasabah.
101
7. Melalui Industri Sekuritas
Sektor sekuritas yang dimaksud adalah perdagangan efek-efek saham seperti obligasi.
102
Sektor ini rentan pula untuk diintimidasi oleh para pencuci uang terutama pada tahap layering. Beberapa fitur dari produk ini membuat bisnis
menjadi sasaran yang menarik bagi para pencuci uang seperti sifatnya yang internasional, transaksi yang singkat highly liquid, serta rekening sekuritas
securities account dapat dibuka perusahaan pialang sehingga memungkinkan identitas yang sesungguhnya tersembunyi.
103
Pencucian uang dapat dilakukan dengan berbagai macam tipologi atau modus operandi, namun pada dasarnya proses pencucian uang dapat
dikelompokkan ke dalam tiga tahap kegiatan yaitu: placement, layering, dan integration.
Para ahli melaporkan bahwa kasus- kasus penjualan dan pembelian sekuritas atau manipulasi rekening-rekening
sekuritas dilakukan untuk membersihkan hasil kejahatan seperti halnya kejahatan korupsi.
D. Pola Kejahatan Tindak Pidana Pencucian Uang