Perinsip Dasar Latihan Jenis Serabut Otot Yang Digunakan Dalam Unjuk Kerja

14 latihan. Didalam melatih sudah diprogramkan adanya pembebanan atau intensitas Sukatamsi, 1984 : 26.

2.1.2 Perinsip Dasar Latihan

Latihan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan KBBI, 2005 : 643. Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah beban latihan atau pekerjaannya Harsono, 1988 : 101. Untuk menghasilkan tendangan lambung dengan tepat pada teman satu tim selain diperlukan latihan yang berulang-ulang juga harus memperhatikan bentuk- bentuk latihan yang sesuai. Perinsip dasar latihan harus dipahami oleh pelatih dan pemain, karena itu program latihan sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan dan prestasi setiap pemain.

2.1.3 Jenis Serabut Otot Yang Digunakan Dalam Unjuk Kerja

Jenis serabut otot yang mengerakan anggota tubuh dikelompokan menjadi dua golongan besar, yaitu serabut otot cepat fast twitch fibres = FT fibres dan serabut otot lambat slow twitch fibres = ST fibres. Kedua jenis otot tersebut berbeda dalam kecepatan kontraksi Mc. Ardel, et.ALL.,1981 : 243-247; Lamb, 1984: 185. Serabut otot yang lebih kuat untuk bekerja secara aerobik disebut tipe I atau serabut otot merah atau serabut otot lambat. Serabut otot yang lebih kuat 15 untuk bekerja secara anaerobik disebut tipe II atau serabut otot putih atau serabut otot cepat. Pembagian jenis serabut otot menjadi beberapa macam tipe berdasarkan pada karakteristik metabolikdan kecepatan kontraksi Mc. Ardel, et.ALL.,1981 : 243-247. Serabut otot tipe I mempunyai lebih banyak mithokondria dengan enzim- enzim yang diperlukan untuk memecah lemak dan karbrohidrat secara sempurna menjadi karbondioksida C2O dan air H2O. Penyediaan energi melalui proses atau metabolisme aerobik berlangsung lama dan tidak cepat menimbulkan kelelahan. Serabut otot I juga banyak mengandung mioglobin, sehingga disebut juga otot merah Guyton, 1986 : 180. Serabut otot cepat tipe II mempunyai jumlah reticulum sarkoplasma lebih banyank dibandingkan dengan serabut otot lambat tipe I. keadaan tersebut menyebabkan proses pelepasan re-uptake ion kalsium berlangsung dengan cepat sehingga proses kontraksi yang dihasilkan dapat berlangsung secara cepat. Dalam serabut otot cepat proses penyedian energi berlangsung melalui metabolisme anaerobik. Kapasitas anaerobik jumlahnya terbatas atau sedikit, sehingga akan cepat habis dan menimbulkan kelelahan. Serabut otot putih memiliki ciri utama yaitu cepat dalam menjawab rangsangan dan puncak kekuatan yang dihasilkan lebih besar dari otot merah Fox, 1983 : 97. Soekarman, 1987 : 29 membedakan sifat kedua jenis otot tersebut seperti terlihat dalam table 1. Presentase otot cepat dapat meningkatkan dan persentase otot lambat dapat menurun dengan melakukan latihan anaerobik, tetapi sebaliknya dengan latihan aerobik persentase otot lambat meningkat dan persentase otot cepat menurun. 16 Namun jika otot merah dilatih maka efek atau pengaruh dari latihan yang diberikan tidak banyak berpengaruh pada serabut otot putih, sebaliknya latihan tersebut ditunjukan pada serabut otot putih maka serabut otot merah ikut terlatih Fox, 1983 : 97. Table 1: Perbandingan Sifat Otot Lambat Dan Otot Cepat Sifat Otot Lambat Otot Cepat Kadar myoglobin Cadangan lemak Cadangan glikogen Kepadatan mithokondria Enzim oksidasi Jumlah kapilaria Jaringan PC Enzim glikatison Kepayahan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Soekarman, 1987 : 29 Memahami tentang jenis dan sifat serabut otot yang digunakan dalam aktivitas daya ledak, maka dapat di jelaskan bahwa jenis serabut otot yang digunakan untuk kerja daya ledak adalah serabut otot cepat tipe II, karena jenis serabut otot cepat tipe II ini dapat menampilkan kontraksi otot dengan cepat dan kuat.

2.1.4 Sistem Energi Utama Dalam Unjuk Kerja

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENENDANG BOLA SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA PANDANARAN BOYOLALI TAHUN 2010

1 78 91

PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN SPEED DRIBBLE RACE DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA USIA 15-17 TAHUN SSB BANGUN JAYA MEDAN.

0 3 20

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP HASIL LATIHAN TEKNIK SEPAKBOLA PADA SSB CAMAR MAS JAYA UNGARAN KABUPATEN SEMARANG.

0 7 26

TINGKAT KONDISI FISIK TERHADAP KETEPATAN TENDANGAN PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) PORMA KUDUS USIA 10-12 TAHUN.

0 0 2

UPAYA PENNGKATAN HASIL TENDANGAN LAMBUNG SEPAKBOLA MELALUI WEIGHT TRAINING DAN KINETIC BANDS PADA MAHASISWA PEMBINAAN PRESTASI SEPAKBOLA JPOK FKIP UNS TAHUN 2014.

0 0 17

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASING LAMBUNG SEPAKBOLA PADA SISWA SSB NEW ANDANG TARUNA SRAGEN TAHUN 2012.

0 0 15

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP HASIL TENDANGAN BOLA LAMBUNG JAUH PADA PEMAIN SEPAKBOLA ARKANSAS FC.

1 10 90

PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH DENGAN SASARAN BERPINDAH DAN BERGERAK TERHADAP KETEPATAN HASIL PASSING DALAM SEPAKBOLA PADA SISWA SSB TERANG BANGSA U-14 TAHUN 2014 -

0 1 41

PERBEDAAN MENENDANG BOLA KE SASARAN PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN MENGGUNAKAN LATIHAN IMAJERI DAN LATIHAN TANPA IMAJERI

0 2 43

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN TENDANGAN LAMBUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP KETEPATAN MENENDANG LAMBUNG PADA MAHASISWA PEMBINAAN PRESTASI SEPAKBOLA POK FKIP UNS TAHUN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 0 18