6
kebutuhan modal kerja dan investasi aktiva tetap perusahaan tentu akan semakin besar pula, selain itu berdasarkan pengamatan diketahui bahwa pada beberapa
perusahaan grosir dan eceran diperoleh bahwa adanya kenaikan modal kerja yang diikuti dengan kenaikan kemampuan menghasilkan laba yang dapat dilihat pada
laporan keuangan pada perusahaan grosir dan eceran, namun pada beberapa perusahaan lain kenaaikan ini tidak diikuti dengan kenaikan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba. Berdasarkan penjelasan dan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas, “Pengaruh modal kerja
dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas pada perusahaan grosir dan eceran tahun 2008-2011 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah, yaitu: “apakah modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh
terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial
maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
7
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah: a. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai
pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, b. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan
penelitian selanjutnya yang sejenis, c. bagi para praktisi, sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan
mengenai pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan
eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Modal
Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk dapat menjalankan aktivitas usaha, oleh karena itu modal merupakan faktor produksi yang sangat penting.
Setiap perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Dalam mengelola modal yang dimiliki oleh perusahaan,
manajer harus dapat menentukan besarnya alokasi modal kerja sehubungan dengan bidang usaha dari perusahaan tersebut. Menurut bebarapa ahli pengertian
modal, antara lain: a.
menurut Suhati, et al 2009:13, “modal merupakan klaim residu terhadap aktiva perusahaan setelah total kewajiban dikurangkan .”
b. menurut Winarni, et al 2001:08, “modal merupakan bagian hak pemilik
dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada.” Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal
adalah selisih antara harta dengan kewajiban.
2.1.2 Modal Kerja
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah
buruh, gaji pegawai, dan lain-lain dimana uang yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu
Universitas Sumatera Utara
9
yang pendek melalui hasil penjualan. Menurut beberapa ahli pengertian modal kerja, antara lain:
a. menurut Ridwan, et al 2002:155, “modal kerja yaitu aktiva lancar yang
mewakili bagian dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha.”
b. menurut Manahan 2005:55, “modal kerja secara kolektif mencakup aktiva
dan passiva lancar dalam jangka pendek.” Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal
kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva lancar. Modal kerja berfungsi untuk menjembatani antara pengeluaran dana untuk
operasi sehari-hari dengan penerimaan perusahaan. Menurut Munawir 2004:100, terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat
profitabilitas suatu perusahaan. Dalam hal ini modal kerja di ukur mengggunakan rasio :
Gross profit margin GPM Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah
perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka semakin baik.
GPM = Laba Kotor
Penjualan Bersih x 100
Universitas Sumatera Utara
10
Net Profit Margin NPM Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan
setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak. NPM =
Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan Bersih
x 100
2.1.3 Jenis Modal Kerja
Menurut Dermawan 2006:103, modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.
a. Konsep Kuantitatif atau Modal Kerja Bruto : Menurut konsep ini modal kerja adalah seluruh jumlah aktiva lancar.
Berarti jumlah kasbank + efek yang bisa diperjual belikan + piutang + persediaan.
b. Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Neto: Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih lebih jumlah
aktiva lancar terhadap jumlah utang lancar. c. Konsep Fungsional :
Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan yang utama
current income pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.
Menurut W.B Taylor dalam Dermawan 2006:104, modal kerja suatu perusahaan dapat digolongkan kedalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk permanen
dan variabel. a. Modal kerja permanen
Modal kerja permanen merupakan modal kerja yang harus tetap ada atau terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Terdiri dari:
1 Modal kerja primer Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang
harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha. 2 Modal kerja normal
Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
b. Modal kerja variabel
Universitas Sumatera Utara
11
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat
dibedakan menjadi tiga. 1 Modal kerja musiman
Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh musim,
2 Modal kerja siklis Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah karena fluktuasi konyungtur, 3 Modal kerja darurat
Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak dapat
diduga sebelumnya.
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu
besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana menganggur idle fund, padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat
digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba, tetapi apabila jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang
mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli barang dagangan, membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya
yang segera harus dilunasi. Kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat
sebagai berikut: a.
kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan menghasilkan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan,
b. menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal
kerja secara efisien,
Universitas Sumatera Utara
12
c. apabila modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan
mengalami kerugian dalam membayar bunga. Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup seperti yang
dikemukakan Djarwanto 2004:89, adalah: a. melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva
lancar, b. memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya tepat pada waktunya, c. memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai
sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga, d. menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi
peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian dan sebagainya.
2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja
Menurut Kamaruddin 2002:06, besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung pada beberapa faktor.
a. Besar kecilnya kegiatan usaha atau perusahaan produksi dan penjualan, dimana semakin besar kegiatan perusahaan semakin besar modal kerja
yang diperlukan, apabila hal lainnya tetap. Selain besar kecilnya usaha, sifat perusahaan juga mempengaruhi besarnya modal kerja.
b. Kebijaksanaan tentang penjualan kredit atau tunai.Persediaan dengan EOQ = Economic Orde Quantity dan safety stock, dan saldo ke kas
minimal, pembelian bahan tunai atau kredit. c. Faktor lain :
1. Faktor-faktor ekonomi. 2. Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan uang ketat atau kredit
ketat. 3. Tingkat bunga yang berlaku.
4. Peredaran uang. 5. Tersedianya bahan-bahan di pasar
6. Kebijakan perusahaan selain pada nomor b di atas.
Universitas Sumatera Utara
13
2.1.9 Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena pertama aktiva lancar perusahaan manufaktur mngembangkan lebih dari separuh total
aktivanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan membuat perusahaan
merealisasi kemampuan menghasilkan laba yang rendah, tetapi perusahaan dengan aktiva lancar yang terlalu rendah dapat mengalami kekurangan dan
kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Menurut beberapa ahli
pengertian manajemen modal kerja, antara lain:
a. Menurut Manahan 2005:55, “manajemen modal kerja merupakan manajemen aktiva lancar dan passiva lancar.”
b. menurut Syahyunan 2004:36, “manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan
kewajiban jangka pendek perusahaan.” Menurut Syahyunan 2004:36, adapun sasaran yang ingin dicapai dari
manajemen modal kerja adalah: 1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar
sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai
aktiva-aktiva tersebut.
2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat
memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
14
2.1.10 Aktiva tetap
Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva
tetap tersebut. Menurut beberapa ahli pengertian aktiva tetap, antara lain: a. menurut Wibowo, et al 2002:183, ”aktiva tetap fixed assets
merupakan sumber daya berwujud yang dimiliki oleh perusahaan, digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan dan tidak dimasukkan
untuk dijualbelikan”. b. menurut Stice, et al 2004:141, “aktiva tetap adalah property yang
berwujud dan bersifat relatif permanen yang digunakan dalam operasi bisnis”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan dalam jangka panjang lebih dari satu tahun
yang bertujuan tidak untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Menurut Munawir, 2004:101, rasio yang dinakan untuk mengukur aktiva tetap adalah dengan menggunakan rasio Return on Assets ROA.
Return on Assets ROA Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba
dengan aktiva yang tersedia. ROA =
Laba Operasi Total Aktiva
x 100
Universitas Sumatera Utara
15
2.1.12 Penggolongan dan karakteristik aktiva tetap
2.1.12.1 Penggolongan aktiva tetap
Secara umum aktiva tetap dibagi menjadi dua, seperti dikemukakan Wibowo, et al 2002:183, yaitu :
1 Aktiva tetap berwujud tangible fixed asset Misalnya : tanah land,
Bangunan building, Peralatan equipment, dan
Mesin machinery. 2 Aktiva tetap tidak berwujud intangible fixed asset
Misalnya : goodwill Franchise
Trademark, dan Copy right.
2.1.12.2 Karakteristik aktiva tetap
Menurut Wibowo, et al 2002:185, terdapat beberapa karakteristik dari aktiva tetap, antara lain:
1. aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang yang relatif permanen yang dimiliki dan digunakan perusahaan serta tidak dimaksudkan
untuk dijual, 2. manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam suatu pos aktiva tetap
dikonsumsi oleh perusahaan sepanjang masa manfaat aktiva, 3. bersamaan dengan manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam
aktiva tetap yang dikonsumsi oleh perusahaan, jumlah tercatat aktiva berkurang untuk mencerminkan konsumsi ini biasanya dalam bentuk
penyusutan.
2.1.13 Fungsi Aktiva tetap
Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap dapat diterima kembali keseluruhannya dalam waktu beberapa tahun, dan kembalinya secara berangsur-
angsur melalui depresiasi. Dengan demikian selain berfungsi sebagai peralatan yang menyokong kegiatan operasional perusahaan, tetapi juga sebagai investasi
Universitas Sumatera Utara
16
perusahaan dalam jangka panjang, tetapi tidak untuk dijual kembali untuk memperoleh laba.
2.1.14 Manajemen Aktiva Tetap
Aktiva tetap menuntut pemanfaatan maksimum selama umur ekonomisnya, oleh karena itu perlu dibentuk suatu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk
mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi dan penghentian aktiva tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan,
memindahkan, dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi
tidak dapat dimanfaatkan oleh fungsi lain.
2.1.15 Profitabilitas
Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain: a. menurut Brigham, Eugene 2001:89, ”profitabilitas adalah hasil bersih
dari serangkaian kebijakan dan keputusan ,” b. menurut Harahap, 2008 :304, “profitabilitas adalah kemampuan perusa
-haan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang, dan sebagainya.” Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Universitas Sumatera Utara
17
2.1.11 Pengukuran Profitabilitas
Menurut Munawir 2004 :99, rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah Operating Profit Margin OPM.
Pada umumnya penilaian tersebut menghubungkan return yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Dalam hal ini penilaian profitabilitas yang
akan dikemukakan adalah dengan menghubungkan antara keuntungan dengan tingkat penjualan yang dicapai oleh suatu perusahaan dan jumlah aktiva dalam
periode tertentu. Operating profit margin OPM
Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.
OPM= Laba operasi
penjualan bersih x 100
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
2.2.1 Penelitian Marselina Sinaga 2008
Judul penelitian “Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.” Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai
variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment ROI untuk mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja
Universitas Sumatera Utara
18
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis,
dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada sektor industri otomotif dan
komponennya.
2.2.2 Penelitian Edward Hartawan 2008
Judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Variabel
independennya adalah modal kerja dan aktiva lancar dan variabel dependen adalah profitabilitas yang diukur melalui Return On Assets. Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian ini adalah modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets, sedangkan aktiva lancar tidak
berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
No. Nama
Peneliti dan tahun
Penelitian Judul Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
1. Marselina
Sinaga 2008 Pengaruh modal
dan Aktiva Operasi terhadap
Rentabilitas Ekonomis pada
perusahaan Otomotif dan
Komponennya yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
- Perputaran
modal kerja -
Perputaran total aktiva
- ROI
- perputaran modal
kerja tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
rentabilitas ekonomis.
- perputaran aktiva
operasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
rentabilitas ekonomis.
Universitas Sumatera Utara
19 2.
Edward Hartawan
2008 Pengaruh Modal
Kerja Terhadap Rentabilitas
Ekonomi Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia -
Jumlah Modal kerja
- Jumlah
aktiva lancar -
ROA -
modal kerja berpengaruh
signifikan terhadap
return on Assets.
- aktiva lancar
tidak berpengaruh
signifikan terhadap Return
On Assets.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis
2.3.1 Kerangka Konseptual
Modal kerja berupa dana atau modal diinvestasikan kedalam aktiva lancar yang sifatnya jangka pendek. Dalam perusahaan, modal kerja ini dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti: pembelian barang dagang, pembayaran upah guru, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan untuk
pembayaran lainnya. Modal kerja yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, apabila perusahaan kehilangan modal kerja untuk perluasan
penjualan dan meningkatkan produksinya maka kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan profit.
Aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan jangka panjang lebih dari satu tahun yang bertujuan untuk dijual kembali melainkan
untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Arti penting profitabilitas adalah informasi kinerja perusahaan, terutama
profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya
Universitas Sumatera Utara
20
yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan
sumberdaya. Berdasarkan penjelasan sebelumya maka pengaruh jumlah modal kerja dan
jumlah investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan bekerja secara ekonomis dan tidak mengalami
kesulitan keuangan. Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat di tambah atau di kurangi sesuai kebutuhan perusahaan.
Menetapkan modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Perputaran modal kerja di mulai dari saat kas di
investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas, perputaran modal kerja yang tinggi di akibatkan rendahnya modal kerja yang
ditanam dalam persediaan dan piutang. Sebaliknya, perputaran modal kerja yang Modal kerja
Investasi Aktiva tetap ROA X
3
Operating profit margin Y
Variabel independen Variabel dependen
Gross Profit Margin X
1
Net Profit Margin X
2
Universitas Sumatera Utara
21
sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan piutang dapat diubah menjadi uang kas.
Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu diketahui bahwa modal kerja memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan profitabilitas yang berarti
semakin besar jumlah modal kerja maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Investasi aktiva tetap yang dapat disusutkan sering kali merupakan bagian signifikan aktiva perusahaan, dimana penyusutan karenanya dapat berpengaruh
secara signifikan dalam menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasillaba usaha perusahaan. Dengan kata lain bahwa penyediaan aktiva tetap
yang mengalami penyusutan depresiasi akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat profitabilitas.
Investasi yang terlalu berat ke aktiva tetap adalah tidak menguntungkan karena adanya beban depresiasi tahunan dan dengan berlalunya waktu aktiva
tersebut akan membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar. Kelebihan aktiva tetap yang tidak dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan ini berarti potensi
modal atau dana telah salah dipergunakan, dengan kata lain bahwa aktiva tetap yang mengalami penyusutan akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan
tingkat profitabilitas. Perusahaan melakukan investasi tetap dengan harapan akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut.
Universitas Sumatera Utara
22
2.4.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: “modal kerja dan investasi
aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.”
Universitas Sumatera Utara
23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segaia sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu, sedangkan sarnpel adalah bagian dari populasi
yang digunakan sebagai objek penelitian. Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yang merupakan teknik penentuan anggota sampel dengan
pertimbangan. Adapun kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam penentuan sampel pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011.
2. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan selama periode pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
24
3. Laporan keuangan periode 2008-2011 paca perusahaan-perusahaan tersebut tetah diaudit oleh auditor independen.
4. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laba bersih selama periode pengamatan.
Berikut ini adalah sampel penelitian yang telah dilakukan dengan purposive sampling yang berjumlah 16 perusahaan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan
Kriteria Sampel
1 2
3 4
1 PT. Ace Hardware Indonesia Tbk.
√ √ √ √ 1
2 PT. Akbar Indomakmur Stimee Tbk.
√ √ √ √ 2
3 PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk.
√ √ √ √ 3
4 PT. Hero Supermarket Tbk.
√ √ √ √ 4
5 PT. Matahari Putra Prima Tbk.
√ √ √ √ 5
6 PT. Millenium Pharmacon International Tbk.
√ √ √ √ 6
7 PT. Mitra Adiperkasa Tbk.
√ √ √ - 8
PT. Multi Indocitra Tbk. √ - - -
9 PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk.
√ √ √ √ 7
10 PT. Rimo Catur Lestari Tbk.
√ √ √ - 11
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk. √ √ √ √
8 12
PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. √ √ √ √
9 13
PT. Tigaraksa Satria Tbk. √ √ √ √
10 14
PT. Trikomsel Oke Tbk. √ - - -
15 PT. Triwira Insalestari Tbk.
√ - - - 16
PT. Wicaksana Overseas International Tbk. √ √ √ -
Sumber : Hasil olahan penelitian 2013
Universitas Sumatera Utara
25
3.3 Jenis Data