10
Net Profit Margin NPM Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan
setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak. NPM =
Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan Bersih
x 100
2.1.3 Jenis Modal Kerja
Menurut Dermawan 2006:103, modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.
a. Konsep Kuantitatif atau Modal Kerja Bruto : Menurut konsep ini modal kerja adalah seluruh jumlah aktiva lancar.
Berarti jumlah kasbank + efek yang bisa diperjual belikan + piutang + persediaan.
b. Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Neto: Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih lebih jumlah
aktiva lancar terhadap jumlah utang lancar. c. Konsep Fungsional :
Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan yang utama
current income pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.
Menurut W.B Taylor dalam Dermawan 2006:104, modal kerja suatu perusahaan dapat digolongkan kedalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk permanen
dan variabel. a. Modal kerja permanen
Modal kerja permanen merupakan modal kerja yang harus tetap ada atau terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Terdiri dari:
1 Modal kerja primer Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang
harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha. 2 Modal kerja normal
Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
b. Modal kerja variabel
Universitas Sumatera Utara
11
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat
dibedakan menjadi tiga. 1 Modal kerja musiman
Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh musim,
2 Modal kerja siklis Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah karena fluktuasi konyungtur, 3 Modal kerja darurat
Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak dapat
diduga sebelumnya.
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu
besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana menganggur idle fund, padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat
digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba, tetapi apabila jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang
mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli barang dagangan, membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya
yang segera harus dilunasi. Kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat
sebagai berikut: a.
kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan menghasilkan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan,
b. menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal
kerja secara efisien,
Universitas Sumatera Utara
12
c. apabila modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan
mengalami kerugian dalam membayar bunga. Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup seperti yang
dikemukakan Djarwanto 2004:89, adalah: a. melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva
lancar, b. memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya tepat pada waktunya, c. memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai
sehingga dapat memetik keuntungan berupa potongan harga, d. menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi
peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian dan sebagainya.
2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja