Biologi larva ikan TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Umum Teluk Palabuhan Ratu

Karakter pasut di perairan Teluk Palabuhan Ratu sama dengan karakter gelombang, merupakan perambatan dari pengaruh pasut yang terjadi di Samudera Indonesia. Pasut bersifat campuran dominasi semidiurnal yaitu tinggi pasang dan surut pertama tidak sama dengan tinggi pasang dan surut kedua, terjadi karena perairan teluk berhubungan langsung dengan perairan laut lepas Samudera Hindia PRTK Dep ITK 2004. Gambar 2 menunjukkan grafik komponen pasut dalam 24 jam di Teluk Palabuhan Ratu. Gambar 2. Arah Kecepatan Arus dan pasang Surut dalam periode 24 jam di Teluk Palabuhan Ratu PRTK Dep ITK 2004.

2.2 Biologi larva ikan

Ichthyoplankton merupakan cabang ilmu yang membahas tentang larva ikan yang hidup planktonik, merupakan cabang Ichtyologi yang membahas tentang stadia larva yang sifatnya sangat ditentukan oleh lingkungannya terutama dalam pergerakan dan migrasinya. Awal daur hidup ikan, menurut Effendie 1978 dan Matarase et al. 1989, meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juwana ikan muda. Ikan-ikan pada stadia telur dan larva ikan dapat digolongkan sebagai plankton, yaitu sebagian 7 dari siklus hidupnya merupakan plankton sementara atau meroplankton Odum, 1993. Menurut Mantiri 1995, ikan-ikan yang masih berada pada stadia telur dan larva digolongkan dan di istilahkan sebagai ichthyoplankton. Adapun setelah dewasa mereka menjalani kehidupan sebagai perenang-perenang yang aktif yang sudah masuk dalam kategori nekton. Ichthyoplankton menurut Mantiri 1995 adalah merupakan organisme ikan yang masih berada pada stadia telur dan larva, namun ada juga yang menggunakan istilah ini pada ikan yang sudah berada pada stadia juwana yang masih bersifat planktonis. Selanjutnya dikatakan bahwa istilah Ichthyoplankton belum terlalu dikenal dan digunakan. Tulisan-tulisan ilmiah yang sudah menggunakan istilah ini seperti: Able 1978, Brodeur et al. 1985, Boehlert et al. 1985, Beckley 1986, Ozawa 1986, Brodeur dan Rugen 1994, Mantiri 1993 dan 1995. Ichthyoplankton sebagai tahapan awal perkembangan, sejak dari stadia telur menuju larva dan juwana ikan. Russel 1976 mengemukakan bahwa larva ikan merupakan bentuk atau tingkatan ikan setelah telur menetas dan menggunakan istilah larva yang merujuk pada larva masih memiliki yolk sac atau kantung telur dan “postlarva” untuk ikan muda antara stadia larva dan juwana. Stadia ini kemudian berakhir setelah persediaan kuning telur yang ada telah habis diserap. Pada tahap ini tingkat mortalitas tinggi karena peka terhadap predator, ketersediaan makanan dan perubahan lingkungan seperti suhu, salinitas. Dengan demikian tahap ini adalah kondisi yang paling menentukan kelangsungan hidup satu spesies maupun populasi ikan tersebut. Menurut Effendie 1978, Perkembangan larva dalam garis besarnya di bagi menjadi dua tahap yaitu prolarva dan postlarva. Untuk membedakannya, prolarva masih mempunyai kantung kuning telur yang terletak di bagian depan bawah, tubuh masih transparan dengan beberapa butir pigmen yang belum diketahui fungsinya. Sirip dada dan ekor sudah ada tapi belum sempurna bentuknya dan kebanyakan prolarva yang baru keluar dari cangkang telur tidak mempunyai sirip perut yang nyata, hanya bentuk tonjolan. Mulut dan rahang belum berkembang dan ususnya masih merupakan tabung yang lurus. Sistem pernafasan dan peredaran darah belum sempurna dan memperoleh makanan hanya dari sisa kuning telur yang belum habis diserap. 8 Masa postlarva ikan mulai dari hilangnya kantung kuning telur sampai terbentuknya organ-organ baru atau selesainya taraf penyempurnaan organ- organ yang telah ada sehingga pada akhir masa postlarva tersebut secara morfologis sudah mempunyai bentuk hampir sama dengan induknya. Sirip dorsal sudah mulai dapat dibedakan, demikian pula dengan sirip ekor sudah mulai ada bentuknya. Berenangnya sudah mulai aktif dan kadang-kadang memperlihatkan sifat bergerombol walaupun tidak selamanya demikian Effendie, 1978. Pada perkembangan larva lebih lanjut dijelaskan bahwa sirip ekor berkembang diikuti oleh pemisahan sirip punggung dan sirip dubur. Vertebra dan osteogenesis mengeras dan dengan perubahan pigmentasi badan maka post larva mencapai tingkat juwana. Pada larva ikan yang baru menetas kuning telur terletak pada bagian anterior vertebral tubuh, bentuk menonjol dan sering kali menutupi hampir separuh panjang total tubuh. Mata belum berpigmen, mulut belum berfungsi dan anal belum terbuka. Selama perkembangan larva, mata menjadi berpigmen, mulut serta anus mulai terbuka. Posisi anus dapat digunakan sebagai karakter identifikasi. Selama perkembangan kuning telur dan kelenjar minyak digunakan secara bertahap. Ketika kuning telur habis, organ- organ yang dibutuhkan untuk mencari dan mengunyah makanan sudah berfungsi. Pada masa ini larva mengalami masa krisis Effendie, 1978. Apabila masa postlarva berakhir, ikan akan memasuki masa juwana. Untuk beberapa ikan dalam memasuki masa ini ada beberapa yang mengalami perubahan bentuk tubuh atau bermetamorphose. Hoar dan Randall 1987 mengatakan bahwa ikan dalam mengawali daur hidup akan melalui tiga tahap, yaitu telur, larva dan juwana. Diantaranya terdapat dua tahap transisi antara telur dan larva dan antara larva dan juwana, yaitu tahap yolk sac, dan tahap transformasi larva. Dalam tahap telur, dibagi kedalam tiga sub divisi yaitu awal, tengah, dan akhir. Pada tahap larva juga di bagi menjadi 3 sub divisi yaitu: preflexion, plexion dan postflexion larva. Pada ikan ada beberapa kelompok sifat taksonomik yang digunakan untuk mengenal larva, yaitu: 1. Berbagai struktur atau bentuk bagian tubuh, seperti mata, kepala, badan, lambung dan sirip khususnya sirip dada 2. Urutan munculnya sirip dan kedudukannya, fotofora dan unsur tulang. 3. Ukuran larva. 4. Pigmentasi letak, jumlah dan bentuk melanophora 9 5. Tanda-tanda yang sangat khas seperti lipatan sirip yang membengkak, sirip yang memanjang dan terubah, sungut pada dagu dan duri pada preoperculum Russel, 1976. Karakter melanophora merupakan ciri diagnostik utama dalam mengidentifikasi spesies pada stadia postlarva. Kesamaan antar spesies dapat dilihat dari ada atau tidaknya melanophora atau posisi dimana melanophora berada. Lokasi melanophora biasa terletak di bagian eksternal dari dermis atau epidermis, bagian internal peritoneum, di atas atau di bawah kolom vertebra dan di daerah otocystic Russel, 1976.

2.3 Distribusi larva ikan