4.5.1.3. Stadia Larva Ikan Muara
Hasil pengelompokan ukuran dan stadia larva ikan menunjukkan bahwa di habitat muara pada semua bulan pengamatan didominasi oleh ukuran post
larva terutama dari spesies Congridae , Gobidae, Megalops cyprinoides, Mugil
Sp. , Pomatomus saltarix, Siganus spinus, Xenodermicthys, Nemadactylus
macropterus Semua bulan; Kuhlia marginata dan Siphamia cephalothes November;
Terapon terapon, Serranidae Januari – April, Liza sp Desember, Januari dan Maret dan
Ambassis marianus Desember Sedangkan stadia juwana ditemukan
Platycephalidae dan Leiognathus spp disemua bulan, Ostracion November, Februari dan Maret, Siganus javus Desember, Maret dan
April. Stadia prolarva ditemukan Pocicthydae November, Nemadactylus
macropterus Desember, Januari dan April, Cygnoglassidae Desember, Februari-April,
Siganus spinus dan Mugil sp. Maret dan April. Dan satu-satunya spesies yang ditemukan dalam stadia
yolk sac di habitat muara adalah Abudefduf sp. pada Bulan Februari Lampiran 4.
Secara keseluruhan stadia post larva dan juwana menempati proporsi terbesar untuk semua spesies di habitat muara secara spasial maupun temporal.
4.5.2. Habitat Transisi
4.5.2.1. Komposisi Larva Ikan Habitat Transisi
Bagian Habitat transisi memiliki karakteristik lingkungan yang paling menyolok diantara 9 stasiun lainnya karena memiliki karakteristik lingkungan
yang paling fluktuatif, bahkan kisaran fluktuatifnya selalu melebihi habitat muara. Secara umum spesies yang ditemukan pada habitat transisi sama dengan
spesies yang terdapat di habitat muara. Namun demikian memiliki kelimpahan dan biomassa yang lebih rendah dari hasil sampling dibanding jumlah setiap
spesies yang ditemukan di habitat muara. Spesies yang ditemukan antara lain Pomatomus saltarix; Congridae dan Mugil. Spesies kebanyakan berasal dari
jenis yang bersifat eurihaline dan biomassa terbesar dimiliki oleh Congridae yang
bersifat anadromous. Beberapa jenis larva ikan laut dan sejumlah telur ikan didapatkan di stasiun Ini larva tersebut antara lain dari famili Carangidae,
Megalopidae dan Bregmacentrotidae. Selain karena faktor fisik lingkungan, larva ikan juga mengadakan migrasi
untuk berbagai kebutuhan hidupnya, karena jika secara fisiologis tidak sesuai untuk bermigrasi, maka larva tidak akan mudah ditemukan pada kondisi salinitas
43
yang berbeda. Perubahan salinitas tersebut akan mempengaruhi pengaturan osmotik ikan dan menentukan daya apung dari telur-telur ikan pelagis. Menurut
McMulen dan Middaugh 1985 menyatakan bahwa beberapa spesies ikan dapat hidup pada salinitas yang berbeda-beda, tetapi ada pula yang hanya dapat hidup
pada salinitas tertentu
.
4.5.2.2. Kelimpahan Larva Ikan Transisi
Hasil perhitungan kelimpahan larva ikan selama pengamatan didapatkan kisaran tertinggi pada Bulan Desember dengan kisaran tertinggi sekitar 14 indm
3
dan Bulan Maret pada kisaran tertinggi mencapai 99 indm
3
. Kelimpahan rata- rata tertinggi setiap bulan di peroleh pada habitat transisi lebih dari 15 indm
3
Tabel 3. Perbedaan habitat juga akan mempengaruhi jumlah kelimpahan
spesiesnya karena setiap spesies berbeda freferensinya terhadap kebutuhan lingkungan. Menurut Nagelkerken 1981 kedalaman bukan merupakan faktor
pembatas bagi distribusi vertikal ikan, tetapi habitat yang sesuai memegang peranan yang penting bagi keberadaan suatu jenis. dikemukakan juga bahwa
pada daerah yang terbuka atau yang terlindung mendapat masukan jenis dan jumlah larva ikan yang sama, tetapi karena adanya perbedaan tipe habitat maka
pada akhirnya jenis larva yang dapat bertahan menjadi berbeda.
4.5.2.3. Stadia Larva Ikan Transisi