di Indonesia umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 – 8.5. Perubahan pH dapat mempunyai akibat buruk terhadap kehidupan biota laut,
baik secara langsung maupun tidak langsung Romimuhtarto, 1991. Derajat keasaman merupakan salah satu parameter penentu
produktivitas suatu perairan. Pada umumnya pH air laut tidak banyak bervariasi karena adanya sistem karbondioksida dalam laut, maka air laut mempunyai
kapasitas penyangga buffer yang kuat Nontji, 2001.
2.5.2 Oksigen Terlarut DO
Kadar oksigen terlarut dissolved oxygen, DO dapat dijadikan ukuran
untuk menentukan mutu air. Kehidupan di air dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5 mg oksigen setiap liter air 5 ppm. Selebihnya
bergantung kepada ketahanan organisme, derajat aktivitasnya, kehadiran pencemar, suhu air dan sebagainya.
Oksigen terlarut merupakan faktor pembatas bagi kehidupan organisme. Perubahan konsentrasi oksigen terlaurut dapat menimbulkan efek langsung yang
berakibat pada kematian organisme perairan. Sedangkan pengaruh yang tidak langsung adalah meningkatkan toksisitas bahan pencemar yang pada akhirnya
dapat membahayakan organisme itu sendiri. Hal ini disebabkan karena oksigen terlarut digunakan untuk proses metabolisme dalam tubuh dan berkembang biak
Romimuhtarto, 1991. Selanjutnya Goldman dan Horne 1983, menyatakan bahwa oksigen
terlarut dalam ekosistem perairan sangat penting untuk mendukung eksistensi organisme dan proses-proses yang terjadi didalamnya. Hal ini terlihat dari
peranan oksigen selain digunakan untuk aktifitas respirasi organisme air juga organisme dekomposer dalam proses dekomposisi bahan organik dalam
perairan. Respirasi di perairan memerlukan oksigen dari dalam air dan
menghilangkan limbah karbon dioksida. Insang adalah tempat pertukaran gas terjadi pada sebagian
besar jenis ikan, meskipun ada juga beberapa jenis ikan yang bernafas melalui kulit. Biasanya laju konsumsi oksigen dapat digunakan
untuk mengukur intensitas metabolismenya. Laju ini dipengaruhi oleh ukuran ikan dan karakteristik air seperti suhu dan kandungan CO
2
Reddy, 1993. Oksigen dapat merupakan faktor pembatas dalam penentuan kehadiran
makhluk hidup di dalam air. Penentuan oksigen terlarut harus dilakukan berkali kali di berbagai lokasi dengan tingkat kedalaman yang berbeda pada waktu yang
16
tidak sama Sastrawijaya, 2000. Oksigen terlarut merupakan parameter penting bagi sistem kimia air laut maupun proses biologi perairan laut. Hal ini karena
oksigen diperlukan dalam proses mineralisasidekomposisi bakteri dalam menguraikan bahan organik. Penurunan oksigen terlarut juga akan
mempengaruhi kehidupan organisme melalui proses respirasi, dan reaksi oksidasi reduksi terhadap senyawa-senyawa kimia dalam air laut.
2.5.3. Nitrat NO