jual. Selain itu sampah plastik seperti bekas refill pembersih lantai bisa dijual kepada kelompok PKK. Jika warga tidak memanfaatkan sampah yang sudah
dipilah tersebut maka petugas kebersihan akan mengambil sampah tersebut. Sampah organik kemudian akan dibawa ke tempat pencacahan atau chopper yang
ada di dekat Taman PKK RW 03 untuk diolah menjadi pupuk. Sampah organik yang dihasilkan oleh setiap KK per harinya menurut
Bapak Su adalah berkisar 2,67 kgKK yang terdiri dari 60 persen sampah organik, 28 persen sampah anorganik, 2 persen sampah B3 Bahan Berbahaya dan
Beracun, dan 10 persen sampah kertas. Dalam waktu 3 bulan kompos padat yang bisa dihasilkan mencapai kurang lebih satu hingga tiga ton per bulan. Sedangkan
untuk kompos cair, hasilnya mencapai 100 liter per bulan dengan catatan bahwa kompos cair ini diproduksi oleh 40 KK. Kegiatan ini mampu mengurangi volume
sampah yang dibuang ke TPA Tempat Pembuangan Akhir hingga 80 persen. Kompos padat dan cair tidak hanya dikonsumsi oleh warga saja tetapi juga dijual
pada acara-acara pameran atau bazar yang diadakan empat hingga lima kali dalam setahun. Jumlah kompos yang terjual dalam satu kali pameran atau bazaar dapat
mencapai 10 hingga 15 kilogram dengan harga Rp. 3.500 per kantong satu kantong = tiga kilogram. Produk daur ulang dari kertas, styrofoam dan sampah
anorganik juga dipamerkan dalam kegiatan tersebut.
5.3.1 Pembuatan Pupuk Kompos dengan Sistem Bokasi
Warga Kampung Rawajati melakukan kegiatan pembuatan pupuk kompos untuk memenuhi kebutuhan pupuk bagi tanaman yang ditanam di sekitar rumah
mereka. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1. Pilah sampah yang organik.
2. Sampah organik tersebut kemudian dicacah atau dihancurkan. 3. Sampah yang telah dicacah kemudian dicampurkan dengan dedak atau
bekatul pakan ayam. 4. Kemudian siapkan wadah untuk membuat cairan pemercepat mencampur
satu sendok EM4 bakteri penghancur, satu sendok gula pasir dan satu liter air.
5. Campurkan antara cairan tersebut dengan sampah yang telah dicacah dan diberi dedak.
6. Masukkan campuran tersebut ke dalam suatu wadah seperti karung atau drum dan disimpan selama kurang lebih lima hari namun jangan sampai
terkena hujan atau panas matahari. 7. Kemudian pupuk kompos telah siap dan dapat digunakan untuk memupuk
tanaman. Pembuatan pupuk dikerjakan secara kolektif dalam kelompok pada
masing-masing RT maupun perorangan. Selain itu, bagi mereka yang tidak membuat pupuk, sampah organik yang dihasilkan akan dibawa ke tempat
pemotongan sampah organik yang berada di kelompok KPS, pupuk yang dihasilkan dijual untuk umum dengan harga Rp. 3.500 per kantong ukuran tiga
kilogram. 5.3.2 Daur Ulang Sampah Anorganik
Sampah anorganik yang dihasilkan warga Kampung Rawajati antara lain sampah plastik, botol, kertas, besi bekas, styrofoam, busa kaca dan lain
sebagainya. Sampah tersebut didaur ulang oleh warga sendiri atau melalui kelompok PKK.
Botol plastik, botol kaca, kaca, gelas plastik, keramik, kaleng, dan aluminium foil
sebagian diambil oleh pemulung sebagai mitra dan sebagian lagi dimanfaatkan untuk didaur ulang. Botol, keramik, kaleng dan gelas plastik
digunakan kembali untuk dijadikan pot bunga. Beberapa botol kaca yang masih bagus dan telah disterilisasi digunakan sebagai botol jamu.
Kertas atau jenis yang tergolong kertas seperti buku, karton, koran yang masih bersih dikumpulkan di tempat penampungan berdasarkan kelompok untuk
kemudian dijual ke tukang loak yang hasilnya untuk kas PKK. Selain itu juga didaur ulang oleh kelompok remaja atau juga PKK untuk dibuat menjadi kerajinan
tangan. Sampah kain seperti kain perca dibuat untuk kerajinan tangan. Hasil daur
ulangnya antara lain keset, taplak, bed cover, tatakan gelas, alas piring dan selimut. Sampah berupa plastik kemasan seperti bekas kemasan sabun cuci, kopi
dan pembersih lantai juga didaur ulang. Sampah ini didapat dari sampah rumah tangga sekitar. Bahan ini cukup sulit didapat sehingga bagi warga yang tidak
memanfaatkan plastik tersebut dapat menjual ke kelompok PKK untuk dibeli dengan harga Rp 5.000,- per kilogram namun sudah dibersihkan terlebih dahulu.
Plastik ini akan dibuat menjadi produk baru berupa tas tangan, dompet dan tas pinggang. Pelatihan diadakan untuk menghasilkan produk yang bagus dan sesuai
standar, karena selain untuk dijual eceran, juga ada pesanan dari pihak luar untuk menghasilkan produk tersebut dalam jumlah tertentu. Dalam upaya memenuhi
pesanan tersebut, PKK mendatangkan pelatih dari luar untuk memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan. Pelatihan ini ditujukan untuk anggota PKK yang
ingin menekuni usaha sampingan tersebut.