Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengertian Pengelolaan Lingkungan Hidup .1 Pengertian Lingkungan Hidup

keputusan demi kesejahteraannya. Dengan demikian, pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat adalah pendekatan pengelolaan yang melibatkan kerjasama antar masyarakat setempat dan pemerintah dalam bentuk pengelolaan secara bersama. Masyarakat berpartisipasi secara aktif baik dalam perencanaan sampai pada pelaksanaanya Satria 2002. 2.3 Partisipasi Masyarakat 2.3.1 Konsep Partisipasi Partisipasi merupakan kemampuan dari masyarakat untuk bertindak dalam keberhasilan keterpaduan yang teratur untuk menanggapi kondisi lingkungan sehingga masyarakat tersebut dapat bertindak sesuai dengan logika dari yang dikandung oleh kondisi lingkungan tersebut Adjid 1985. Menurut Cohen dan Uphoff 1977, pengertian partisipasi adalah keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengembilan keputusan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi. Pengertian partisipasi lainnya didefinisikan oleh Sajogyo 1998 sebagai peluang untuk ikut menentukan kebijaksanaan pembangunan serta peluang ikut menilai hasil pembangunan. Dari berbagai pendapat tersebut, secara umum partisipasi merupakan keterlibatan seseorang secara aktif dalam suatu kegiatan. Partisipasi juga diartikan dengan memberi manusia lebih banyak peluang untuk berperan secara efektif dalam kegiatan pembangunan Cernea 1988. Cohen dan Uphoff 1977 membagi partisipasi ke dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat. 2. Tahap pelaksanaan, yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan, sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaannya. Wujud nyata partisipasi pada tahap ini dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk keterlibatan sebagai anggota proyek. 3. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan, maka semakin besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut berhasil mengenai sasaran. 4. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukkan demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya. 2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat menurut Pangestu 1995 adalah sebagai berikut: 1. Faktor internal, yaitu yang mencakup karakteristik individu yang dapat mempengaruhi individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Karakteristik individu mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga, jumlah pendapatan, dan pengalaman berkelompok. 2. Faktor eksternal, meliputi hubungan yang terjalin antara pihak pengelola proyek dengan sasaran dapat mempengaruhi partisipasi. Sasaran akan dengan sukarela terlibat dalam suatu proyek jika sambutan pihak pengelola positif dan menguntungkan mereka. Selain itu, bila didukung dengan pelayanan pengelolaan kegiatan yang positif dan tepat dibutuhkan oleh sasaran, maka sasaran tidak akan ragu-ragu untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut. Menurut Silaen 1998, semakin tua umur seseorang maka penerimaannya terhadap hal-hal baru semakin rendah. Hal ini karena orang yang masuk dalam golongan tua cenderung selalu bertahan dengan nilai-nilai lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal-hal yang sifatnya baru. Faktor jumlah beban keluarga, menurut Ajiswarman 1996, menunjukkan bahwa semakin besar jumlah beban keluarga menyebabkan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan akan berkurang karena sebagian besar waktunya digunakan untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga. Murray dan Lappin 1967 menyatakan bahwa terdapat faktor internal lain, yang mempengaruhi partisipasi yaitu lama tinggal. Semakin lama tinggal di suatu tempat, semakin besar rasa memiliki dan perasaan dirinya sebagai bagian dari lingkungannya, sehingga timbul keinginan untuk selalu menjaga dan memelihara lingkungan dimana dia tinggal. Menurut Arifah 2002 faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi selain pelayanan yaitu metode kegiatan. Metode kegiatan yang dua arah atau interaktif dapat lebih meningkatkan partisipasi seseorang. Hal ini dikarenakan dengan metode yang dua arah maka antar penyuluh dan yang disuluh akan lebih terjalin hubungan erat, sehingga akan dapat meningkatkan partisipasi dalam suatu kegiatan.

2.4 Kerangka Pemikiran

Kampung Hijau Rawajati merupakan upaya untuk melestarikan lingkungan sekitar yang ada di perkotaan. Selain itu, Kampung Hijau ini menggunakan prinsip partisipasi, yaitu menekankan pada peran masyarakat dalam mengelola lingkungan, mulai dari proses pengambilan keputusan hingga evaluasi dari kegiatan yang diadakan. Dalam berpartisipasi pada suatu kegiatan atau program tertentu, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk berperan serta dalam kegiatan tersebut. Faktor-faktor yang dimaksud, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari karakteristik individu yang mempengaruhi partisipasi diduga, yaitu mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga, jumlah pendapatan, pengalaman berkelompok dan lama tinggal. Faktor eksternal merupakan pelaksanaan dalam suatu kegiatan pengelolaan lingkungan yang diduga mempengaruhi partisipasi, yaitu pelaksanaan pengelolaan lingkungan meliputi metode kegiatan dan pelayanan kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan lingkungan. Secara garis besar kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Keterangan: hubungan yang dihipotesiskan Gambar 2. Kerangka Pemikiran 2.5 Hipotesis Penelitian Dengan memperhatikan permasalahan dan kerangka pemikiran, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara karakteristik individu faktor internal dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. a. Ada hubungan yang signifikan antara umur dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. b. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. c. Ada hubungan yang signifikan antara jumlah beban keluarga dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. d. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Karakteristik Individu • Umur • Tingkat Pendidikan • Jumlah Beban Keluarga • Tingkat Pendapatan • Pengalaman Berkelompok • Lama Tinggal Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan • Metode pelaksanaan kegiatan • Pelayanan pelaksanaan kegiatan Tingkat Partisipasi dalam Pengelolaan Lingkungan • Tahap Pengambilan Keputusan • Tahap Pelaksanaan • Tahap Menikmati Hasil • Tahap Evaluasi e. Ada hubungan yang signifikan antara pengalaman berkelompok dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. f. Ada hubungan yang signifikan antara lama tinggal dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. 2. Ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pengelolaan lingkungan faktor eksternal dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. a. Ada hubungan yang signifikan antara metode pelaksanaan kegiatan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. b. Ada hubungan yang signifikan antara pelayanan pelaksanaan kegiatan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. 2.6 Definisi Operasional Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan adalah: • Faktor internal atau karakteristik individu adalah faktor-faktor yang terdapat dalam individu responden yang dapat memotivasi diri atau merupakan dorongan dalam diri untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan. Faktor internal meliputi umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah beban keluarga, pengalaman berorganisasi, dan lama tinggal. • Umur adalah lama hidup responden dari sejak lahir sampai ketika diwawancarai. Diukur dalam jumlah tahun berdasarkan tingkatan usia produktif. Tua 51 tahun Muda ≤ 51 tahun • Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti responden. Diukur berdasarkan jenjang pendidikan formal terakhir dan dengan acuan dasar wajib belajar sembilan tahun. Tinggi : SMP Rendah: ≤ SMP • Jumlah beban keluarga adalah mereka yang hidup satu atap dan satu dapur, atau satu dapur lain atap. Termasuk didalamnya adalah suamiistri, anak-anak, anggota keluarga lainnya ataupun bukan keluarga tetapi menjadi tanggungan responden. Diukur dengan jumlah jiwa. Besar 3 orang Kecil ≤ 3 orang • Tingkat pendapatan adalah rata-rata jumlah hasil kerja berupa uang yang diperoleh responden setiap bulan. Diukur dengan satuan rupiah. Tinggi Rp 2.456.000,-bulan Rendah ≤ Rp 2.456.000,-bulan • Pengalaman berkelompok adalah pernah atau tidaknya responden menjadi anggota suatu kelompoklembagaorganisasi tertentu. Pengalaman ini meliputi banyaknya kelompoklembagaorganisasi, posisi dalam lembagaorganisasi yang diikuti dan lamanya responden mengikuti suatu kelompoklembagaorganisasi. Diukur dengan skor total. Tinggi : skor 6 Rendah: skor ≤ 6 • Lama tinggal yaitu lamanya responden tinggal di tempat ini sampai dengan dilakukan wawancara. Diukur dengan satuan tahun. Tinggi : 35 tahun Rendah: ≤ 35 tahun • Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar responden yang dapat memotivasi atau mendorong responden untuk berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan. Faktor eksternal dari kegiatan pengelolaan lingkungan yang meliputi metode dan pelayanan pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan. • Metode pelaksanaan kegiatan adalah pandangan responden mengenai bagaimana cara penyampaian dalam kegiatan pengelolaan lingkungan. Diukur dari interaktifdua arah atau tidak interaktifsearah dalam kegiatan pengelolaan lingkungan. Dua arah: terdapat waktu tanya jawab Searah : tidak disediakan waktu untuk tanya jawab • Pelayanan pelaksanaan kegiatan adalah pandangan responden mengenai kualitas pendampingan, pernah tidaknya ikut pelatihan dan fasilitas alat atau bahan baku suatu kegiatan pengelolaan lingkungan. Diukur berdasarkan skor yang didapat. Tinggi yaitu skor 9 Rendah yaitu skor ≤ 9 • Tingkat partisipasi adalah keikutsertaan anggota dalam semua tahapan kegiatan kelompok yang meliputi tahap pengambilan keputusan, pelaksanaan, evaluasi, dan menikmati hasil.