6.1.6 Lama Tinggal
Rata-rata responden telah tinggal di Kampung Rawajati selama 35 tahun. Reponden dengan lama tinggal lebih dari 35 tahun sebanyak 48 orang. Sebanyak
52 responden telah tinggal di daerah ini selama kurang dari 35 tahun. Seperti kebanyakan daerah kota besar, Kampung Rawajati memang
didiami oleh sebagian besar warga pendatang atau bukan asli dari wilayah ini. Hal juga ini dilihat dari sebagian besar dari wilayah Kampung Rawajati adalah
komplek perumahan TNI AD.
6.2 Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang menjadi faktor eksternal responden yaitu metode dan pelayanan kegiatan. Data mengenai pelaksanaan
pengelolaan lingkungan tersaji pada Tabel 6. Tabel 6. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan, Kampung Rawajati, 2008
Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Jumlah Persentase
Metode Kegiatan Dua arah
97 97
Satu arah 3
3 Jumlah
100 100
Pelayanan Kegiatan
Tinggi 96
96 Rendah
4 4
Jumlah 100
100
6.2.1 Metode Kegiatan Metode yang dilakukan penggerak dalam kegiatan pengelolaan lingkungan
di Kampung Rawajati, menurut sebagian besar responden bersifat interaktif atau dua arah sebanyak 97 persen. Kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan serta
himbauan dalam pengelolaan lingkungan yang dilakukan pihak penggerak menurut warga telah memberikan mereka kesempatan untuk menyuarakan apa
yang warga rasakan mengenai suatu kegiatan. Responden menganggap para penggerak menempatkan dirinya sejajar dengan mereka.
Responden merasa bebas menyampaikan ide, masukkan atau keberatannya terhadap suatu kegiatan dalam pengelolaan lingkungan, berikut komentar seorang
warga:
“Kegiatan disini merupakan hasil musyawarah warga, tiap RT juga bisa memberikan usul atau keberatan atas kegiatan yang akan dilaksanakan
dan sama-sama mencari solusi dari permasalahan yang ada”.Bpk Rg
6.2.2 Pelayanan Kegiatan
Pelayanan oleh penggerak dalam pengelolaan lingkungan menurut sebagian besar responden sudah baik atau mencukupi. Awal dari kegiatan
pengelolaan lingkungan ini memang diberikan bantuan seperti tanaman dan pot. Selain itu pada awalnya warga masih menyediakan sendiri tempat sampah yang
sederhana. Pengelola juga melakukan pelatihan-pelatihan dalam budidaya tanaman dan daur ulang sampah.
Seiring berjalannya pengelolaan lingkungan ini, warga Kampung Rawajati memperoleh bantuan dari beberapa instansi, seperti dari Dinas Kebersihan atau
dari LSM. Bantuan ini berupa tempat sampah dengan masing-masing jenisnya, chopper
atau mesin pemotong sampah organik untuk kemudian dijadikan pupuk. Berikut komentar warga:
“Dulunya kita memang dikasih pot sama tanamannya tapi itu juga gak banyak. Tempat sampah juga cuma pake plastik yang udah dipisah
oraganik dan anorganik. Namanya juga swadaya masyarakat De yah gini. Terus seiring kita dilihat orang-orang dari berbagai pihak baru kita
dikasih bantuan kayak tempat sampah dan pemotong sampah”.Bpk Sp