Jenis dan Sumber Data Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data yang akan dipergunakan adalah data time series tahun 1996 sampai tahun 2006. Data diperoleh dari berbagai sumber antara lain data dari BPS Jawa Barat yang berada di Bandung dan dinas-dinas lain yang terkait dalam wilayah Propinsi Jawa Barat. Data dan sumber data yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini: Tabel 4. Data dan Sumber Data yang Digunakan dalam Penelitian No Data Sumber Data 1. PDRB perkapita masing-masing KabupatenKota BPS Jawa Barat 2. Jumlah penduduk menurut KabupatenKota BPS Jawa Barat 3. Penanaman Modal Asing PMA BPS 4. Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN BPS 5. Kontribusi Sektor Perdagangan BPS Jawa Barat

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan pembangunan ekonomi antar daerah di Propinsi Jawa Barat Tahun 1996 sampai 2006. Pengambilan data dilakukan selama 2 bulan mulai dari Februari hingga Maret 2008. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdapat pada instansi tersebut, sedangkan pemilihan lokasi didasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1 Propinsi Jawa Barat memiliki letak geografis yang cukup strategis karena berada di persimpangan Laut Jawa dan DKI Jakarta, Propinsi Jawa Tengah, Samudera Indonesia dan Selat Sunda. Letak geografis Jawa Barat yang strategis ini merupakan keuntungan bagi daerah Jawa Barat terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. 2 Adanya Otonomi Daerah memberikan wewenang dan hak kepada kabupatenkota untuk mengatur perekonomiannya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

4.3 Metode Analisis Data

Metode untuk mengukur pola pertumbuhan daerah, tingkat kesenjangan pembangunan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan pembangunan ekonomi antar daerah, seperti PDRB, PDRB per kapita, kontribusi sektor-sektor dalam penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif dan Kualitatif. Pengolahan data menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007, EViews 4.1 dan Minitab 14. Alat analisis yang relevan digunakan sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.3.1 Analisis Pola Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Analisis yang digunakan dalam struktur pertumbuhan ekonomi daerah diamati melalui penggabungan secara sistematis terhadap laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita. Dari kedua indikator ini diklasifikasikan kedalam kelompokkategori menurut Klasen Typologi, yaitu: 1. Daerah maju dan Pertumbuhan cepat Yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah daerah yang mengalami pertumbuhan PDRB rata-rata dan pendapatan perkapita yang lebih tinggi dari Propinsi. Umumnya daerah tersebut merupakan daerah yang paling maju baik dari aspek pembangunan maupun kecepatan pertumbuhan. Biasanya daerah ini merupakan daerah yang potensi pembangunan sangat besar dan sektor perekonomian dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. 2. Daerah Berkembang Cepat Klasifikasi daerah yang memiliki potensi daerah yang besar, tetapi belum memanfaatkan secara optimal, oleh karena itu daerah ini walaupun pertumbuhannya tinggi namun memiliki pendapatan perkapita dibawah rata-rata Propinsi. Hal ini menggambarkan bahwa tahap pembangunan yang telah dicapai masih relatif rendah dibandingkan daerah lain, tetapi pada masa yang akan datang akan terus berkembang dan berupaya untuk mengejar ketertinggalannya. 3. Derah Maju Tapi Tertekan Klasifikasi daerah yang relatif telah maju tetapi dalam beberapa tahun mengalami pertumbuhan yang relatif kecil akibat tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan. 4. Daerah Kurang Berkembang Merupakan klasifikasi daerah yang memiliki laju pertumbuhan dan pendapatan per kapita yang rendah. Daerah ini biasanya memusatkan pembangunannya pada sektor yanng mempunyai dampak multiplier rendah dan sektor swasta kurang berkembang.

4.3.2 Analisis Tingkat Kesenjangan

Untuk mengukur kesenjangan pembangunan ekonomi antar daerah di Propinsi Jawa Barat, maka digunakan Indeks Williamson CVw yang terkenal dan populer digunakan untuk mengukur kesenjangan pendapatan regional, khususnya pendapatan dalam pengertian indikator PDRB per kapita. Variasi dari PDRB per kapita antar daerah dengan penimbang proporsi penduduk ini yang menjadi objek pengukuran kesenjangan pendapatan regional dalam sebuah angka indeks. Cara pengukuran ini diperkenalkan oleh Williamson 1965. Formulasi ini pada dasarnya sama dengan coefisien of variance CV biasa dimana standar deviasi dibagi dengan rataan. Formulanya adalah sebagai berikut Tadjoeddin, et al, 2001: Dimana: CVw = weighted coefisient of variation n i = penduduk di daerah i n = penduduk total = PDRB per kapita di daerah i = rata-rata PDRB per kapita untuk semua daerah Semakin besar nilai indeks Williamson yaitu mendekati 1 berarti semakin tinggi tingkat kesenjangan pembangunan ekonomi antar daerah, sebaliknya semakin rendah tingkat kesenjangan pembangunan ekonomi maka indeks Williamson akan mendekati 0. Kriteria nilai CVw = 0 sampai dengan 1 apabila nilai: CVw = 0 : kesenjangan sangat rendah merata sempurna CVw = 0,5 - 1 : kesenjangan sangat tinggi tidak merata sempurna CVw = 0,3 - 0,5 : kesenjangan sedang CVw = 0,3 : kesenjangan rendah. Untuk melihat apakah kesenjangan semakin meningkat atau menurun selama periode pengamatan, maka dilihat trend kesenjangannya dengan cara memplotkan indeks kesenjangan dengan periode pengamatan. Selain itu, untuk membuktikan Hipotesis Kuznets apakah masih berlaku di Propinsi Jawa barat pada awal proses pembangunan, maka dilakukan plot data antara tingkat kesenjangan dengan PDRB perkapita.

4.3.3 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesenjangan Pembangunan Ekonomi Antar Daerah

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda dan parameter regresi diduga dengan metode pendugaan kuadrat kecil biasa Ordinary Least Square. Penggunaan metode pendugaan kuadrat kecil biasa Ordinary Least Square harus terbebas dari asumsi-asumsi sederhana yang sering disebut asumsi klasik, yaitu sebagai berikut: Pertama: Nilai rata-rata kesalahan pengganggu nol, yaitu E ε i = 0, untuk I = 1,2,…,n Kedua: Varian ε i = E ε i 2 = σ 2 , sama untuk semua kesalahan pengganggu asumsi: homoscedasticity Ketiga: Tidak ada otokorelasi antara kesalahan pengganggu, berarti kovarian ε i, ε j = 0, i ≠j Keempat: Variabel bebas X 1, X 2 , X 3 ,…,X k , konstan dalam sampling yang terulang repeated sampling dan bebas terhadap kesalahan pengganggu ε i. Kelima: Tidak ada kolinearitas ganda multicollinearity diantara variabel bebas X. Keenam: ε i. ~ N 0; σ 2 , artinya kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal dengan rata-rata nol dan varian σ 2 Variabel yang diduga sebagai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesenjangan Pembangunan Ekonomi Antar Daerah di Propinsi Jawa Barat pada periode 1996-2006 yaitu: PDRB, Penanaman Modal Asing PMA, Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan kontribusi dari sektor perdagangan. Pemilihan variabel-variabel diatas berdasarkan: a PDRB sebagai salahsatu indikator yang dapat digunakan untuk menilai kesenjangan suatu daerah dan merupakan indikator untuk melihat pembangunan ekonomi suatu daerah atau kemajuan ekonomi suatu daerah. b Penanaman Modal Asing PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN sebagai faktor penentu atau determinan output perekonomian yang penting bagi suatu daerah. Persediaan modal suatu daerah bisa berubah sepanjang waktu dan perubahan tersebut bisa mengarah ke pertumbuhan ekonomi. c Share perdagangan sebagai salahsatu aktifitas ekonomi yang cenderung terkonsentrasi di wilayah-wilayah berkembang maju. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut: Y t = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + ε t Dimana: β = konstanta β 1 = koefisien PDRB β 2 = koefisien Penanaman Modal Asing PMA β 3 = koefisien Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN β 4 = koefisien sektor perdagangan ε t = variabel pengganggu Y t IW= indeks Williamson X 1 = PDRB Milyar X 2 = Penanaman Modal AsingPMA Milyar X 3 = Penanaman Modal Dalam NegeriPMDN Milyar X 4 = sektor perdagangan persen β 1 , β 2 , β 3 , β 4 Untuk mengukur elastisitas masing-masing faktor yang mempengaruhi kesenjangan, maka persamaan diatas ditransformasikan dalam persamaan logaritma sebagai berikut: Log Y t = β + β 1 LogX 1 + β 2 LogX 2 + β 3 LogX 3 + β 4 LogX 4 + ε t Dimana: Log Y t IW = indeks Williamson LogX 1 = PDRB LogX 2 = Penanaman Modal Asing PMA LogX 3 = Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN LogX 4 = sektor perdagangan β 1 , β 2 , β 3 , β 4 4.3.3.1 Uji Kriteria Ekonomi dan Statistik Uji kriteria ekonomi dilakukan untuk melihat besaran dan tanda parameter yang diestimasi, apakah sesuai dengan teorikeadaan atau tidak. Sedangkan uji kriteria statistik dilakukan dengan: uji t, uji F, dan koefisien Determinasi R 2 .

1. Uji t

Uji t merupakan kriteria statistik untuk melihat signifikansi variabel bebas tertentu mempengaruhi variabel terikatnya. Koefisien penduga ini uji t perlu berbeda dari nol secara signifikan atau P-value-nya sangat kecil. Pengujian parsial ini uji t dapat dilihat dari nilai probabilitas t- statistiknya. Uji satu arah: H : β 1 = β 2 .....= β i = 0 H 1 : β 1 0 atau β i Tolak H jika artinya, variabel signifikan berpengaruh nyata pada taraf α. Uji dua arah H : β 1 = β 2 .....= β i = 0 H 1 : minimal ada salah satu b i ≠ 0 Tolak H jika artinya variabel signifikan berpengaruh nyata pada taraf α.

2. Uji F

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah semua koefisien regresi berbeda dengan nol atau dengan kata lain bahwa model tersebut dapat diterima.