Berdasarkan plot data antara tingkat kesenjangan dengan pendapatan perkapita yang terjadi di Propinsi Jawa Barat pada periode analisis, dapat
dikatakan bahwa adanya suatu hubungan antara kesenjangan pendapatan dan tingkat pendapatan perkapita. Namun belum membentuk U terbalik sesuai
kerangka pemikiran yang melandasi “Hipotesis Kuznets”. Hal ini berarti bahwa proses pembangunan yang terjadi di Propinsi Jawa Barat selama periode analisis,
belum mampu menurunkan tingkat kesenjangan atau ketimpangan pendapatan bertambah besar sebagai akibat dari proses urbanisasi dan industrialisasi. Selain
itu tidak dapat dipastikan kapan akhir dari proses pembangunan yang dapat menurunkan kesenjangan yang terjadi.
PDRB Kapit a C
V w
12000000 10000000
8000000 6000000
4000000 2000000
0,70 0,65
0,60 0,55
0,50 0,45
0,40
Gambar 6. Hipotesis Kuznets
Sumber: Badan Pusat Statistik diolah
6.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesenjangan Pembangunan Ekonomi Antar Daerah
Dalam penelitian ini, fokus utama yang diteliti adalah melihat seberapa besar pengaruh PDRB, Penanaman Modal Asing PMA, Penanaman Modal
Dalam Negeri PMDN dan kontribusi sektor perdagangan terhadap indeks Williamson. Seperti telah diuraikan sebelumnya, untuk menganalisis faktor
penyebab terjadinya kesenjangan ini dilakukan analisis regresi berganda. Model Persamaan yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kesenjangan pembangunan ekonomi Propinsi Jawa Barat merupakan model terbaik setelah dilakukan beberapa uji model yang lain.
Taebl 11. Hasil Pendugaan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesenjangan Pembangunan Ekonomi Antar Daerah
Variabel Koef SE
Koef T P
Konstanta -8.656199 3.781607
-2.289027 0.0620
LNPDRB 0.961219 0.367205
2.617662 0.0397
LNPMA -0.151365 0.053211
-2.844635 0.0294
LNPMDN -0.183668 0.050189
-3.659501 0.0106
LNSHRPDGN -0.342429 0.435843 -0.785672 0.4619 R-Sq = 91.95 persen R-Sqadj = 86.59 persen ProbF-statistic = 0.001955
Keterangan: nyata pada taraf 5 persen
Berdasarkan hasil estimasi, maka dapat disusun persamaan regresi indeks Williamson di Propinsi Jawa Barat sebagai berikut:
LNIW = - 8.656199 + 0.961219 LNPDRB - 0.151365 LNPMA - 0.183668 LNPMDN - 0.342429 LNSHRPDGN
Dimana: LNIW
= Indeks
Williamson LNPDRB
= PDRB
LNPMA = Penanaman Modal Asing PMA
LNPMDN = Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN
LNSHRPDGN = Kontribusi
sektor perdagangan Hasil yang diperoleh menunjukan koefisien PDRB LNPDRB dengan
elastisitas 0.961219 artinya jika terjadi kenaikan PDRB Propinsi Jawa Barat sebesar satu persen maka tingkat kesenjangan akan naik sebesar 0.961219 persen
cateris paribus. Hal ini menunjukan bahwa tingkat PDRB pada semua daerah kabupatenkota di Propinsi Jawa Barat belum terealisasi secara merata, terutama
bagi daerah-daerah yang kurang berkembang sehingga kesenjangan menjadi naik. Kondisi ini diperkuat oleh Hipotesis Kuznets, yang menunjukan adanya suatu
relasi antara kesenjangan pendapatan dan tingkat pendapatan perkapita yang terjadi di Propinsi Jawa Barat. Peningkatan PDRB masing-masing daerah
tergantung letak geografis dan potensi yang dimiliki oleh daerah masing-masing. Nilai koefisien Penanaman Modal Asing LNPMA sebesar - 0.151365 artinya
jika terjadi kenaikan Penanaman Modal Asing sebesar satu persen, maka tingkat kesenjangan akan turun sebesar 0.151365 persen cateris paribus. Untuk
koefisien variabel Penanaman Modal Dalam Negeri LNPMDN sebesar - 0.183668 artinya jika Penanaman Modal Dalam Negeri meningkat sebesar satu
persen, maka tingkat kesenjangan akan menurun sebesar 0.183668 persen cateris paribus. Sedangkan untuk koefisien kontribusi sektor perdagangan
LNSHRPDGN sebesar - 0.342429 artinya jika kontribusi sektor perdagangan meningkat sebesar satu persen untuk semua daerah, maka kesenjangan akan
menurun sebesar 0.342429 persen. Langkah selanjutnya setelah mendapatkan parameter-parameter estimasi
adalah melakukan berbagai pengujian terhadap parameter estimasi tersebut.
1. Uji t
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah secara statistik PDRB LNPDRB, Penanaman Modal Asing LNPMA, Penanaman Modal Dalam Negeri
LNPMDN, dan kontribusi sektor perdagangan LNSHRPDGN benar-benar mempengaruhi tingkat kesenjangan LNIW.
• H :
β
1
= 0 PDRB tidak mempengaruhi tingkat kesenjangan • H
1
: β
1
≠ 0 PDRB mempengaruhi tingkat kesenjangan • Jika
α = 5 persen, maka daerah kritis untuk menolak H adalah t 1,96
dan t 1,96. • t-stat = 2.617662, karena t-stat lebih besar dari nilai kritis maka H
ditolak dan H
1
diterima. • Kesimpulan, pada tingkat kepercayaan 95 persen taraf nyata lima persen
dapat dinyatakan bahwa PDRB mempengaruhi tingkat kesenjangan secara signifikan.
Untuk melakukan pengujian hipotesis dapat juga digunakan konsep P- Value. Konsep ini membandingkan
α dengan nilai P-Value. Nilai P-Value Penanaman Modal Asing LNPMA sebesar 0.0294 lebih kecil dari 0,05 pada
tingkat kepercayaan 95 persen, maka tolak H . Sehingga pada tingkat
kepercayaan 95 persen Penanaman Modal Asing LNPMA mempengaruhi tingkat kesenjangan secara signifikan. Nilai P-Value Penanaman Modal Dalam
Negeri LNPMDN sebesar 0.0106 kurang dari 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 persen, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Penanaman Modal Dalam
Negeri LNPMDN mempengaruhi tingkat kesenjangan secara signifikan pada taraf nyata lima persen. Untuk kontribusi sektor perdagangan LNSHRPDGN