1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan adalah sebagai berikut:
1. mengidentifikasi daerah-daerah yang mengalami kemajuan selama periode
analisis; 2.
mengukur dan menganalisis tingkat kesenjangan pembangunan ekonomi antar daerah di Propinsi Jawa Barat;
3. menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan pembangunan
ekonomi antar daerah di Propinsi Jawa Barat;
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini sangat berguna untuk menganalisis perekonomian wilayah serta menyusun rencana yang komprehensif pembangunan ekonomi yang
sesuai dengan potensi wilayah di Propinsi Jawa Barat. Selain itu, hasil dari penelitian ini sangat berguna untuk mengevaluasi kegiatan perekonomian dan
menyusun kebijaksanaan baru untuk pelaksanaan pembangunan di Era Otonomi Daerah.
1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan pembangunan ekonomi antar daerah di Propinsi Jawa Barat Periode 1996-2006.
Hal yang dibahas dalam penelitian ini adalah khusus kesenjangan dilihat dari sudut ekonomi. Dengan semikian, kesenjangan sosial ataupun pembangunan fisik
tidak tercakup dalam penelitian ini. Dari sudut ekonomi pun karena keterbatasan
yang ada, lingkup penelitian dikhususkan pada PDRB. Kesenjangan yang lain, misalnya dalam pembagian PDRB terhadap golongan pelaku ekonomi tidak
dibahas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi 2.1.1 Pertumbuhan Regional
Terdapat tiga model yang umum digunakan untuk menganalisa masalah
regional, yaitu model-model Harrod-Domar, Neo-klasik dan Basis ekspor untuk
pertumbuhan regional. Dalam keseimbangan, tabungan direncanakan terus-menerus sama dengan
investasi yang direncanakan S=I, berkenaan dengan K tingkat pertumbuhan modal kita dapat merumuskan:
IK = SK = SY . YK = sv
dimana I = investasi, S = tabungan, K = modal, Y = output, s = hasrat menabung, dan v = rasio modal-output.
Model pertumbuhan
Harrod-Domar dapat digunakan untuk menganalisa
pertumbuhan regional dengan memperhitungkan perpindahan modal dan tenaga kerja interregional Richardson, 1991. Daerah-daerah yang memiliki hasrat
tabungan tinggi akan bertumbuh semakin cepat dan apabila rasio modal-output semakin rendah. Impor modal netto adalah tambahan kepada tabungan total suatu
daerah, dengan demikian daerah-daerah yang mempunyai surplus impor dapat bertumbuh lebih cepat daripada daerah lain. Daerah-daerah yang mengalami
imigrasi netto juga akan bertumbuh lebih cepat daripada daerah-daerah lain. Pertumbuhan yang mantap memerlukan dipenuhinya syarat bahwa modal dan
tenaga kerja harus bertumbuh dengan tingkat yang sama. Jika daerah-daerah yang bertumbuh cepat tidak mempunyai tingkat tabungan yang sangat tinggi dan
tingkat pertambahan alamiah yang tinggi, maka menurut prediksi dari model
Harrod-Domar daerah-daerah tersebut akan cenderung untuk mengimpor modal
dan tenaga kerja. Dalam
model Neo-klasik
tingkat pertumbuhan terdiri dari tiga sumber yaitu: akumulasi modal, penawaran tenaga kerja dan residu—yang dapat
dinamakan sebagai kemajuan teknik Richardson, 1991. Jika diasumsikan bahwa tingkat kemajuan teknik adalah fungsi dari waktu, maka dari fungsi produksi:
Y
i
= f
i
K,L,t
dapat diturunkan rumus persamaan pertumbuhan
y
i
= a
i
k
i
+ I- a
i
n
i
+ T
i
dimana y, k, n dan T masing-masing adalah tingkat pertumbuhan output, tingkat pertumbuhan modal, tingkat pertumbuhan tenaga kerja dan kemajuan teknik. a =
bagian yang dihasilkan oleh faktor modal atau produk marginal dari modal dan jika kita mengasumsikan hasil skala yang konstan constant return
to scale maka I – a = bagian pendapatan yang dihasilkan oleh tenaga kerja, yakni
.
Menurut model Basis Ekspor, pertumbuhan suatu daerah adalah
tergantung pada pertumbuhan industri-industri ekspornya dan kenaikan permintaan yang bersifat ekstern bagi daerah yang bersangkutan adalah penentu
pokok dari pertumbuhan regional. Sektor-sektor perekonomian suatu daerah dikelompokan menjadi sektor basis dan non basis. Sektor basis merupakan sektor
yang memiliki keunggulan komparatif dibanding daerah lain dalam lingkup wilayah yang lebih luas dengan sasaran utama untuk diekspor ke daerah lain.
2.1.2 Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi tidak dapat secara sederhana diartikan dengan pertumbuhan ataupun industrialisasi. Pembangunan ekonomi berarti pertumbuhan
ditambah dengan terjadinya perubahan-perubahan growth plus change, karena adanya dimensi-dimensi kualitatif yang cukup penting dalam proses
pembangunan tersebut. Disadari bahwa dalam proses pembangunan seringkali terjadi dampak yang tidak diinginkan oleh masyarakat, seperti kesenjangan dalam
distribusi pendapatan, ketidakadilan dan kemiskinan. Meier menyebutkan pembangunan ekonomi sebagai,...the process where
by the real per capita income of a country increases over a long period of time – subject to the stipulations that the number below an ‘absolute poverty line’ does
not increase, and that the distribution of income does not become more unequal Meier, 1984:6.
Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan suatu pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan, adanya pemerataan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakatnya PEP-LIPI, 2001. Sukirno 1985 menyatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu
proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk sesuatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Berdasarkan dari definisi tersebut,
pembangunan ekonomi merupakan: i suatu proses, yang berarti merupakan perubahan yang terjadi terus menerus, ii usaha untuk menaikan tingkat
pendapatan perkapita, dan iii kenaikan pendapatan per kapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang Prayitno, H dan Budi Santoso, 1996.
Pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai suatu proses supaya saling berkaitan dan hubungan saling mempengaruhi antar faktor-faktor yang
menghasilkan pembangunan ekonomi dapat dilihat. Selanjutnya pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan perkapita, karena
kenaikan ini merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Indikator dari laju pertumbuhan ekonomi
suatu negara salah satunya ditunjukkan dengan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto.
Dengan demikian,
pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur
sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan,
serta pengentasan kemiskinan. Jadi pada hakekatnya, pembangunan itu harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial
secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya,
untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual Todaro, 2004.
Beberapa ahli ekonomi membedakan pengertian pembangunan ekonomi economic development dari pertumbuhan ekonomi economic growth. Ahli-ahli
ekonomi yang membedakan kedua-dua pengertian tersebut mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai i peningkatan dalam pendapatan perkapita
masyarakat, yaitu tingkat pertambahan GDP pada suatu tahun tertentu adalah melebihi dari tingkat pertambahan penduduk, atau ii perkembangan GDP yang
berlaku dalam suatu masyarakat dibarengi oleh perombakan dan modernisasi dalam struktur ekonominya, yang pada umumnya masih bercorak tradisionil.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan dalam GDP, tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil daripada tingkat
pertambahan penduduk, atau apakah perubahan dalam struktur ekonomi berlaku atau tidak
3
. Keberhasilan pembangunan ekonomi menurut Todaro 2004 ditunjukkan
oleh tiga nilai pokok yaitu : 1 perkembangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya basic needs, 2 meningkatkan rasa harga diri self-esteem
masyarakat sebagai manusia, dan 3 meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih freedom from servitude yang merupakan salah satu dari hak asasi
manusia. Ketiga hal tersebut merupakan tujuan pokok yang harus digapai oleh setiap orang dan masyarakat melalui pembangunan. Ketiganya berkaitan secara
langsung dengan kebutuhan-kebutuhan manusia yang paling mendasar, yang terwujud dalam berbagai macam manifestasi bentuk dihampir semua masyarakat
dan budaya sepanjang jaman.
2.2 Konsep Kesenjangan Dua model pertama Harrod-Domar dan Neo Klasik memberikan