Kerangka Pemikiran Operasional Bapak Ir. Arief Daryanto, M.Ec, Ph.D selaku dosen pembimbing

rendah, efisiensi rendah, investasi rendah, pengangguran meningkat dan pada akhirnya masyarakat menjadi semakin tertinggal. 3 Pengaruh pasar bebas yang berpengaruh pada spread effect dan backwash effect. Pengaruh atau kekuatan pasar bebas telah mengakibatkan faktor- faktor ekonomi tenaga kerja, modal, perusahaan dan aktifitas ekonomi industri, perdagangan, perbankan dan asuransi yang dalam ekonomi maju memberikan hasil return yang lebih besar cenderung terkonsentrasi di wilayah-wilayah berkembang maju. Perkembangan wilayah-wilayah ini ternyata terjadi karena penyerapan sumberdaya dari wilayah-wilayah sekitarnya backwash effect. Spread effect yang diharapkan terjadi, ternyata lebih lemah dibanding dengan backwash effect. Sebagai akibatnya wilayah-wilayah atau kawasan yang beruntung akan semakin berkembang sedangkan wilayah-wilayah atau kawasan yang kurang beruntung akan semakin tertinggal. 4 Terjadi distorsi pasar seperti immobilitas, kebijakan harga, keterbatasan spesialisasi, keterbatasan keterampilan tenaga kerja dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kesenjangan pembangunan ekonomikesenjangan ekonomi antar daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: a. PDRB, c. besar kecilnya Penanaman Modal Asing PMA, d. besar kecilnya Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan e. kontribusi dari sektor perdagangan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Indonesia merupakan negara dengan tingkat kebhinekaan yang tinggi, dimana perbedaan antar daerahwilayah merupakan suatu konsekuensi logis dari perbedaan karakteristik alam, ekonomi, sosial dan budaya. Keanekaragaman tersebut menimbulkan pola pembangunan ekonomi yang sangat berbeda di masing-masing daerah, sehingga menimbulkan beberapa wilayah mampu tumbuh dengan cepat, sementara wilayah lainnya tumbuh dengan lambat. Perbedaan pada kemampuan untuk tumbuh tersebut, menimbulkan kesenjangan ekonomi seperti ketimpangan pendapatan antar golongan, antar sektor, antar wilayah, desa-kota, dan antar daerah dengan sumberdaya alam melimpah dan daerah dengan sumberdaya alam sedikit. Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, pembangunan ekonomi yang bersifat sentralistik pada masa Orde Baru sangat berpengaruh juga bagi pembangunan ekonomi Propinsi Jawa Barat. Dimana masalah kesenjangan merupakan dampak dari pembangunan ekonomi yang hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi tanpa menjamin pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat dengan rasa kesadilan. Kesenjangan merupakan masalah yang nyata dan masih dialami oleh masyarakat sekarang ini. Masalah kesenjangan memang tidak dapat dihilangkan, karena merupakan dampak balik backwash effect dari suatu kebijakan pembangunan ekonomi. Berdasarkan hal diatas penelitian ini berupaya menjawab beberapa tujuan yaitu mengidentifikasi daerah-daerah yang mengalami kemajuan selama periode analisis dengan menggunakan Typologi Klasen. Sehingga dapat diketahuai KabupatenKota di Propinsi Jawa Barat yang mengalami kemajuankemunduran pada masa pra Otonomi Daerah dan Otonomi Daerah. Tujuan Selanjutnya akan mengukur dan menganalisis tingkat kesenjangan pembangunan ekonomi antar KabupatenKota di Propinsi Jawa Barat. Untuk menjawab tujuan ini maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan formula Indeks Williamson CVw. Dengan demikian dapat dilihat apakah tingkat kesenjangan yang terjadi selama periode analisis mengalami peningkatan atau penurunan. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan pembangunan ekonomi antar daerah di Propinsi Jawa Barat diformulasikan model ekonometrika tingkat kesenjangan yang merupakan persamaan linear berganda dan ditransformasikan dalam persamaan logaritma. Kemudian dilakukan metode OLS Ordinary Least Square untuk menduga faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan pembangunan ekonomi dengan software Eviews 4.1. Kesenjangan bisa dikurangi dengan cara mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang mempunyai potensi terhadap pembentukan PDRB dan mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Selain itu perlu adanya perbaikan atau pengembangan terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tersebut. Diera otonomi daerah sekarang ini, masing-masing daerah dituntut untuk bisa mengembangkan perekonomian daerahnya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Sehingga dapat mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi dan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dengan pembagian pendapatan yang merata bagi semua golongan dan lapisan masyarakat. Keanekaragaman dalam Karakteristik wilayah Pola Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Jawa Barat Indeks Williamson CVw Regresi Linear Berganda Faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan pembangunan ekonomi antar daerah di Propinsi Jawa Barat RekomendasiMasukan Pemerintah Pembuat Kebijakan Pola Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tingkat Kesenjangan Pembangunan Ekonomi antar Daerah Di Propinsi Jawa Barat Typologi Klasen Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional

3.3 Hipotesis Penelitian