76
mempunyai nilai tolerance 0.935 1 dan mempunyai nilai VIF sebesar 1.070 10 yang menunjukan arti bahwa tidak terdapat multikolinieritas.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menguji sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai
varians yang sama, maka disebut terjadi homokedastisitas, dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas.
Tidak terjadi heteroskedastisitas jika pada sactterplot titik-titik hasil pengolahan data lewat program SPSS antara ZPERD sumbu X=Y hasil predisksi
dan SRESID sumbu Y-Y prediksi – Y riil menyebar di bawah ataupun di atas titik origin angka 0 pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur. Hasil
dari uji heterokedastisitas dengan menggunakan program SPSS 15 adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2 : Hasil output SPSS 15 uji heteroskedastisitas Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas ataupun di bawah 0 pada sumbuY dan tidak membentuk
77
suatu pola tertentu. Hal ini dapat di simpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitras pada model regresi sehingga model regresi layak di pakai
untuk memprediksi kinerja karyawan berdasarkan variabel independen kepemimpinan dan motivasi.
4.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan
pada PT.Starfood Jaya Prima Kudus. Dari analisis regresi diperoleh model regresi linier yang menyatakan pengaruh kepemimpinan X1 dan motivasi X2 terhadap
kinerja karyawan Y, dengan menggunakan SPSS 15 yang dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan output SPSS yang terdapat pada lampiran, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,159 + 0.456 X
1
+ 0.365 X
2
Model tersebut menunjukkan arti bahwa konstanta sebesar 0,159 yang berarti jika variabel kepemimpinan dan motivasi di asumsikan tetap maka kinerja
karyawan akan bernilai sebesar 0,159. Sedangkan nilai Koefisien kepemimpinan sebesar 0,456 menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan 1 skor untuk
kepemimpinan akan diikuti dengan kenaikan kinerja sebesar 0.456. Nilai koefisien motivasi menunjukan angka sebesar 0.365 menyatakan bahwa apabila terjadi
kenaikan 1 skor untuk motivasi akan diikuti dengan terjadi kenaikan kinerja sebesar 0.365.
78
4.3.5 Uji hipotesis 4.3.5.1 Uji partial Uji t