Analisis Deskriptif Persentase Uji Asumsi Klasik

52 bisa dipercaya. Untuk mengetahui reliabilitas instrument dipergunakan rumus alpha: ⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ ⎪⎩ ⎪ ⎨ ⎧ − ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ − = ∑ 2 2 11 1 1 t b k k r σ σ Keterangan: 11 r = reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ 2 b σ = jumlah varians butir 2 t σ = varians total Arikunto,2006:196 Berdasarkan hasi uji reliabilitas angket penelitian untuk varibel Kepemimpinan r hitung sebesar 0,78. Untuk variabel Motivasi Kerja r hitung sebesar 0,674. Dan untuk variabel Kinerja Karyawan r hitung sebesar 0,808. Dari ketiga variabel semua diperoleh r hitung r tabel berarti angket tersebut reliable.

3.5 Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka dilakukan pengolahan data hasil penelitian untuk memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.5.1 Analisis Deskriptif Persentase

Analisis Deskriptif Presentase merupakan analisis data awal untuk mengetahui distribusi jawaban yang tercermin dari skor responden sehingga diketahui rata–rata skor minimal, skor maksimal dan jarak skor terendah dengan 53 skor tertinggi responden.Untuk penskoran dari tiap jawaban yang diberikan oleh responden, peneliti menentukan sebagai berikut : a. Untuk jawaban Sangat tinggi responden diberi skor 5 b. Untuk jawaban tinggi responden diberi skor 4 c. Untuk jawaban kurang tinggi responden diberi skor 3 d. Untuk jawaban rendah diberi skor 2 e. Untuk jawaban Sangat rendah diberi skor 1 Untuk mengetahui secara tepat tingkat persentase skor jawaban digunakan rumus sebagai berikut: 100 N n x = keterangan: = Nilai persentase atau hasil n = Nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilaiskor total Selanjutnya skor yang diperoleh dalam dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria yang disesuaikan dengan instrumen sebagai berikut: Tabel 3.4. Kriteria Skor No Presentase Kriteria 1 81 - 100 Sangat Baik 2 61 - 80 Baik 3 41 - 60 Cukup baik 4 21 - 40 Kurang baik 5 0 - 20 Tidak baik Sumber : data primer yang diolah, 2010 54 Kriteria setiap variabel dalam penelitian ini menyesuaikan indikatornya dengan rentang skor kriteria yang sama. Persentase dalam kategorisasi skor responden menggunakan metode nilai mutlak pembulatan. Untuk persentase skor ≤ 0,5 maka persentase akan dibulatkan ke nilai bawah, sedangkan untuk persentase skor ≥ 0,6 maka persentase akan dibulatkan ke nilai atas.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik harus memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakah model regresi linear ganda yang digunakan untuk manganalisa dalam penelitian memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik meliputi: a. Uji Normalitas Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal atau dengan cara melihat normal probanility plot dengan bantuan SPSS yang membandingkan distribusi komulatif dari disrtibusi normal. Disrribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagoanal dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2005:110. 55 b. Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna atau mendeteksi sempurna koefisien korelasi hasilnya tinggi bahkan satu di antara beberapa atau semua variabel indipendent yang menjelaskan model regresi Ghozali, 2005:91. c. Heteroskedastisitas Menurut Ghozali 2005:69 berpendapat bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dengan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi terhadap ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot melalui bantuan SPSS antar prediksi variabel terikat dengan residualnya dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi dikurangi Y yang sesungguhnya. Jika ada pola tertentu seperti titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka telah terjadi heteroskedastisitas. Model yang bebas dari heteroskedastisitas memiliki 56 grafik scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu.

3.5.3 Regresi Berganda