73
dan karyawan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap perusahaan apabila suatu saat ada lowongan pekerjaan yang lebih menjanjikan.
Pada variabel Kinerja digunakan 10 butir pertanyaan, dengan skor masing-masing 1 sampai dengan 5, sehingga di dapat skor minimal = 1 x 10 x 109
=1090 dan skor maksimal = 5 x 10 x109 = 5450 Rentang skor = 5450 – 1090 = 4360 dan interval kelas = 4360 : 5 = 872. Hasil penelitian tentang Kinerja pada
lampiran diperoleh skor total sebesar 4200, sehingga diperoleh rata-rata = 4200 : 5450 x 100 = 77,06. Berdasarkan analisis dapat dikatakan kinerja karyawan
pada PT. Starfood Jaya Prima Kudus sudah tinggi. Ini dapat dilihat dalam tabel persentase skor berikut ini :
Tabel 4.20. Persentase Skor Kinerja Karyawan Interval
Interval skor Kriteria
84 skor ≤ 100
4578-5450 Sangat Tinggi
68 skor ≤ 84
3706-4578 Tinggi
52 skor ≤ 68
2834-3706 Sedang
36 skor ≤ 52
1962-2834 Rendah
20 ≤ skor ≤ 36
1090-1962 Sangat Rendah
Sumber : Data diolah, 2010
4.3 Uji Asumsi klasik
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas menguji data variabel bebas X dan data variabel terikat Y pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistibusi normal atau
berdistribusi tidak normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov. Jika probabilitas 0,05 maka data penelitian berdistribusi
74
normal. Hasil dari uji normalitas kolmogorov-smirnov dengan menggunakan program SPSS 15 yang terdapat pada lampiran.
Berdasarkan hasil uji normalitas kolmogorov-smirnov terlihat dari nilai Asymp. Sig. 2-taied sebesar 0,348 atau probabilitas 0,05 maka data penelitian
berdistribusi normal. Disamping dengan menggunakan uji kolmogorov-mirnov, uji normalitas ini juga didukung dari hasil gambar grafik normal probability plot.
Regresi memenuhi asumsi normalitas jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal. Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan program SPSS 15 adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 : Grafik Normal P-P Plot Terlihat dari gambar di atas bahwa plot titik-titik menyebar dan
mengikuti arah garis diagonal, berada disekitar dan disepanjang garis 45 derajat, jadi dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.
75
4.3.2 Uji Multikolinieritas
Salah satu asumsi model regresi linier adalah tidak terdapat korelasi yang sempurna atau korelasi tidak sempurna tetapi sangat tinggi pada variabel-
variabel bebasnya. Uji multikolinieritas mengukur tingkat keeratan tingkat asosiasi keeratan hubungan atau pengaruh antarvariabel bebas melalui besaran
koefisien korelasi. Multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat nilai tolerance a dan Variance Inflation Factor VIF. Variabel bebas mengalami
multikolinieritas jika a hitung a dan VIF hitung VIF. Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika a hitung a dan VIF hitung lebih VIF. Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Hasil dari uji
multikolinieritas dengan menggunakan program SPSS 15 adalah sebagai berikut : Tabel 4.21 : Hasil output SPSS 15 uji multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
1 Constant
Tolerance VIF
Kepemimpinan .935
1.070 Motivasi
.935 1.070
a Dependent Variable: Kinerja Sumber : Data primer yang diolah, 2010
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas terlihat bahwa nilai VIF dari kedua variabel kurang dari 10. Pada variabel kepemimpinan mempunyai nilai
tolerance sebesar 0.935 1 dan nilai VIF sebesar 1.070 10 yang menunjukan arti bahwa tidak terjadi multikolinieritas. Begitu juga pada motivasi yang
76
mempunyai nilai tolerance 0.935 1 dan mempunyai nilai VIF sebesar 1.070 10 yang menunjukan arti bahwa tidak terdapat multikolinieritas.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas