Teori Kepemimpinan Sifat-sifat kepemimpinan

19 Para pemimpin juga mengamati perilaku bawahannya, pengamatan seperti itu memberi masukan pimpinan tentang bawahannya dan dijadikan bahan untuk menyesuaikan diri agar hubungan mereka lebih harmonis. Pemimpin harus mendapat kepuasan dari keberhasilan pekerjaan dan memenuhi pula keinginan- keinginan dari kelompok kerjanya. Pemimpin juga perlu memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan- tindakan yang perlu diambil guna mencapai tujuan kelompoknya. Untuk itu diperlukan suatu pengertian mengenai tindakan-tindakan dari pemimpin tersebut agar berpengaruh kepada anggota-anggota kelompok dan pekerjaan yang bersangkutan Terry, 2003 : 154.

2.3.1 Teori Kepemimpinan

Menurut Gibson dalam Anoraga 2004 : 183, timbulnya kepemimpinan dapat dilihat dari teori-teori kepemimpinan, adapun teori-teori kepemimpinan tersebut meliputi : 1 Teori Sifat Trait Theory, 2 Teori Kelompok, 3 Teori Situasional dan model Kontijensi, dan 4 Teori Jalan Kecil Path-Goal Theory. Teori Sifat Trait Theory, teori ini sering disebut teori “The Great Man” yang menyatakan bahwa seseorang bisa berhasil menjadi pemimpin yang baik karena seseorang itu dilahirkan demikian. Keith Davis dalam Achmad Slamet 2007 : 197 menyatakan seorang pemimpin yang dilahirkan harus dibekali dengan inteligensia yang tinggi, kematangan sosial, Inner Motivation, Human Relation Attitudde , pemimpin yang berhasil mempunyai tingkat inteligensia daripada tingkat inteligensia para bawahanya serta mempunyai tingkat emosional yang 20 stabil, percaya diri, minat aktivitas yang luas, selain itu keinginan yang kuat atau hasrat yang tinggi untuk berprestasi. Pemimpin yang baik dapat dilihat Teori Kelompok, anggapan dari teori ini adalah supaya kelompok bisa mencapai tujuan maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Teori Situasional dan model Kontijensi, kata lain dari teori ini adalah teori situasi, yang pada akhirnya melahirkan konsep kepemimpinan situasional. Ajaran teori ini adalah bahwa kepemimpinan seseorang akan muncul sejalan dengan situsi lingkungan yang mengelilinginya. Pada saat tertentu seseorang berfungsi sebagai pemimpin, pada saat lain sebagai manusia yang dipimpin. Model Kepemimpinan Kontijensi berisi tentang hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan. Teori jalan kecil path-goal theory , teori ini menganalisis dampak kepemimpinan terhadap motivasi bawahan, kepuasan, dan pelaksanaan kerja.

2.3.2 Sifat-sifat kepemimpinan

Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinanya. Usaha-usaha yang sistematis tersebut membuahkan teori sifat atau kesifatan dari kepemimpinan. Teori kesifatan atau sifat dikemukakan oleh beberapa ahli. Dalam Handoko 2003 : 297 Edwin Ghiselli mengemukakan teori mereka tentang teori kesifatan atau sifat kepemimpinan. Edwin Ghiselli mengemukakan 5 sifat kepemimpinan yaitu : 21 1. Kemampuan Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas Supervisory ability atau pelaksana fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain. 2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan Hal tersebut mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses. 3. Kecerdasan Kecerdasan mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya pikir 4. Ketegasan Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat. 5. Kepercayaan diri Pandangan terhadap dirinya sehingga kemampuan untuk menghadapi masalah. Kartono 2003 : 41 menyebutkan bahwa terdapat 10 sifat pemimpin yang unggul, yaitu : a Kekuatan, b emosi, c pengetahuan tentang relasi insani, d kejujuran, e obyektif, f dorongan pribadi, g ketrampilan berkomunikasi, h kemampuan mengajar, i ketrampilan sosial, kecakapan teknis atau kecakapan manajerial. Kekuatan ba’daniah dan rohaniah merupakan syarat pokok bagi pemimpin yang harus bekerja lama dan berat pada waktu-waktu yang lama serta tidak teratur, dan di tengah-tengah situasi-situasi yang sering tidak menentu. Oleh karena daya tahan untuk mengantisipasi berbagai rintangan adalah syarat yang harus ada pada pemimpin. Pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil, artinya tidak mudah marah, tersinggung perasaan dan tidak meledak- ledak secara emosional. Pemimpin tersebut bisa menghormati martabat orang lain, 22 toleran terhadap kelemahan orang lain, dan bisa memaafkan kesalahan-kesalahan yang tidak terlalu prinsipil. Semua itu diarahkan untuk mencapai lingkungan sosial yang rukun damai, harmonis, dan menyenangkan. Salah satu tugas pokok pemimpin ialah memajukan dan mengembangkan semua bakat serta potensi anak buah, untuk bisa bersama-sama maju dan mengecap kesejahteraan. Oleh karena itu, pemimpin diharapkan memiliki pengetahuan tentang sifat, watak dan perilaku anggota kelompoknya, agar bisa menilai kelebihan dan kelemahanketerbatasan pengikutnya, yang disesuaikan dengan tugas-tugas atau pekerjaan yang akan diberikan pada masing-masing individu. Pemimpin yang baik itu juga harus memiliki kejujuran yang tinggi, yaitu jujur pada diri sendiri dan pada orang lain. Pemimpin tersebut harus selalu menepati janji, tidak selingkuh atau munafik, dapat dipercaya, dan berlaku adil terhadap semua orang. Pertimbangan pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani yang bersih, supaya obyektif. Pemimpin tersebut akan mencari bukti-bukti nyata dan sebab musabab setiap kejadian, dan memberikan alasan yang rasional atas penolakannya. Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari dalam hati sanubari sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat hasrat sendiri untuk memberikan pelayanan dan pengabdian diri kepada kepentingan orang banyak. Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap maksud orang lain, cepat menangkap esensi pernyataan orang luar, mudah memahami maksud para anggotanya. Juga pandai mengkoordinasikan macam- macam sumber tenaga manusia, dan mahir mengintegrasikan pelbagai opini serta 23 aliran yang berbeda-beda untuk mencapai kerukunan dan keseimbangan. Pemimpin yang baik itu diharapkan juga menjadi guru yang baik. Mengajar itu adalah membawa siswa secara sistematis dan internasional pada sasaran-sasaran tertentu, guna mengembangkan pengetahuan, ketrampilankemahiran teknis tertentu, dan menambah pengalaman mereka. Yang dituju adalah para pengikutnya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasi. Pemimpin juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola manusia, agar mereka dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Pemimpin dapat mengenali segi-segi kelemahan dan kekuatan setiap anggotanya, agar bisa ditempatkan pada tugas-tugas yang cocok dengan pembawaan masing-masing. Pemimpin juga mampu mendorong setiap orang yang dibawahinya untuk berusaha dan mengembangkan diri dengan cara-caranya sendiri yang dianggap paling cocok. Pemimpin seperti ini bersikap ramah, terbuka, dan mudah menjalin persahabatan berdasarkan rasa saling percaya mempercayai. Pemimpin ini menghargai pendapat orang lain, untuk bisa memupuk kerja sama yang baik dalam suasana rukun dan damai. Pemimpin harus superior dalam satu atau beberapa kemahiran teknis tertentu. Juga memiliki kemahiran manajerial untuk membuat rencana, mengelola, menganalisa keadaan, membuat keputusan, mengarahkan, mengontrol, dan memperbaiki situasi yang tidak mapan. Tujuan semua ini ialah tercapainya efektivitas kerja, keuntungan maksimal, dan kebahagiaan-kebahagiaan anggota sebanyak-banyaknya. 24

2.3.3 Tipe Kepemimpinan