d. Karakteristik Agen Pelaksana
Agar implementasi
mencapai keberhasilan
maksimal harus
diidentifikasikan dan diketahui karakteristik agen pelaksana yang mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi
karena semua ini berpengaruh terhadap implementasi program. e.
Disposisi Implementor Disposisi implementor ini dibedakan menjadi tiga hal, respon implementor
terhadap kebijakan terkait kemauan implementor untuk melaksanakan kebijakan publik, kondisi pemahaman terhadap kebijakan yang telah ditetapkan, dan
intensitas disposisi implementor preferensi nilai yang dimiliki. f.
Lingkungan Kondisi Sosial Ekonomi dan Politik Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan, dukungan
kelompok-kelompok kepentingan, karakteristik para partisipan, sifat opini publik, dan dukungan elit politik.
2.1.2.4 Teori daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier
Model yang dikembangkan oleh Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier disebut sebagai
a. Karakteristik Masalah
1. Kesulitan permasalahan yang dihadapi. Dalam implementasi kebijakan
terdapat beberapa masalah yang secara teknis mudah dipecahkan tetapi beberapa masalah lainnya sulit untuk diatasi, misal masalah kemiskinan,
pengangguran, dan sebagainya. Dari realitas tersebut, sifat permasalahan itu sendiri akan mempengaruhi mudah tidaknya suatu program kebijakan
diimplementasikan. 2.
Kemajemukan kelompok sasaran. Suatu program akan relatif mudah diimplementasikan apabila kelompok sasarannya adalah bersifat homogen.
Sebaliknya, apabila kelompok sasaran kebijakan bervariasi maka implementasi program kebijakan akan relatif sulit karena tingkat
pemahaman setiap anggota kelompok sasaran terhadap program relatif berbeda.
3. Proporsi kelompok sasaran terhadap
total populasi. Sebuah program akan
mengalami kesulitan apabila cakupannya terlalu luas dan kompleks. Sebaliknya, implementasi program akan mengalami kemudahan apabila
cakupannya tidak terlalu luas dan kompleks. 4.
Lingkup dan cakupan perubahan perilaku kelompok sasaran. Dalam mengimplementasikan sebuah program yang bertujuan memberikan
pengetahuan atau bersifat kognitif akan relatif mudah dari pada program yang bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat.
b. Karakteristik Kebijakan
1. Kejelasan isi kebijakan. Suatu kebijakan yang isinya jelas dan terperinci
maka akan mudah diimplementasikan dikarenakan mudah dipahami dan diterjemahkan dalam tindakan nyata oleh implementor kebijakan.
2. Dukungan teoretis. Suatu kebijakan yang berorientasi pada teoretis
memiliki sifat kemapanan lebih karena telah teruji. 3.
Alokasi sumberdaya finansial. Sumberdaya ini merupakan faktor krusial dalam setiap program sosial. Setiap program memerlukan dukungan
sumberdaya manusia untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat administrasi dan teknis, serta memonitor dan mengevaluasi program yang
semua memerlukan pembiayaan dan metode yang memadai. 4.
Keterikatan dan dukungan berbagai institusi. Program sering mengalami kegagalan disebabkan kurangnya koordinasi antar instansi yang terlibat
dalam implementasi program kebijakan. 5.
Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana sebuah kebijakan yang telah ditetapkan.
6. Adanya komitmen aparat dimana tinggi dan rendahnya komitmen aparat
menentukan tingkat tercapainya program kebijakan. 7.
Akses kelompok-kelompok kepentingan suatu program kebijakan yang memberikan peluang kelompok kepentingan yang ada pada masyarakat
untuk terlibat akan relatif mendapat dukungan dari program yang tidak melibatkan masyarakat. Masyarakat akan merasa terasing apabila menjadi
penonton terhadap program kebijakan yang ada di daerahnya.
c. Lingkungan Kebijakan
1. Sosial ekonomi dan kemajuan teknologi masyarakat. Kemajuan
masyarakat membuka dan mempermudah penerimaan program-program pembaruan dibanding masyarakat yang masih terbelakang. Kemajuan
teknologi juga membantu proses keberhasilan implementasi program, karena program dapat disosialisasikan dan diimplementasikan dengan
bantuan media yang ditunjang dengan teknologi canggih. 2.
Dukungan publik. Implementasi program kebijakan yang memberikan motivasi dan intensif biasanya mudah mendapatkan dukungan publik.
3. Sikap dari kelompok-kelompok pemilih dimana kelompok pemilih ini
dapat mempengaruhi kebijakan melalui berbagai cara. 4.
Komitmen dan keterampilan aparat dan implementor. Aparat badan pelaksana harus memiliki kompetensi dalam menentukan skala prioritas
tujuan dan selanjutnya merealisasikan skala prioritas tujuan program kebijakan yang telah ditentukan tersebut.
2.2 Konsep Pendidikan